Liputan6.com, Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk memastikan mayoritas saham perusahaan akan dilepas kepada publik. Di mana aturan free float yang berlaku saat ini adalah 7,5 persen.
Direktur Trimegah Sekuritas Indonesia David Agus menuturkan, dalam rangka IPO, GoTo menawarkan sebanyak 48 miliar saham baru Seri A dengan kemungkinan ditingkatkan sampai dengan sebanyak-banyaknya 52 miliar saham baru dan mewakili hingga 4,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perusahaan setelah selesainya IPO. Namun, besaran itu tidak termasuk saham tambahan dari opsi penjatahan lebih dan greenshoe.
"Memang benar yang pertama tadi balik ke struktur IPO yang akan ditawarkan yang pertama 4,35 persen saham. Itu belum termasuk saham greenshoe. Jadi kalau dengan greenshoe maka penawaran akan mencapai 5 persen,” kata David, Selasa (15/3/2022).
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, David menjelaskan pencatatan saham GoTo mengacu pada ketentuan teranyar OJK. Perseroan pemegang saham GoTo terbagi menjadi dua kelas, yaitu pemegang saham dengan hak suara multipel (SHSM) dan non-SHSM).
"Di atas 5 persen yang tadi termasuk greenshoe, sebenarnya sudah ada lebih dari 60 persen pemegang saham minoritas yang ada di GoTo,"
"Jadi sebenarnya ini mungkin lebih kriteria perusahaan publik ini benar-benar dijiwai di kalau di GoTo. Di mana publik memiliki sebagian besar. Di mana nanti post IPO bisa sampai 67 persen," kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
IPO GoTo
Sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk akan menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO).
Mengutip prospektus singkat perseroan, Selasa, 15 Maret 2022, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk akan menawarkan saham sebanyak-banyaknya 52 miliar saham seri A yang seluruhnya merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portepel emiten dengan nilai nominal Rp 1 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya 4,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor emiten setelah IPO.
GoTo akan menawarkan saham perdana dengan kisaran harga penawaran Rp 316-Rp 346 per saham. Dengan demikian, dana maksimal yang akan didapat dari IPO Rp 17,99 triliun.
Selain itu, perseroan juga bersama-sama penjamin emisi efek berencana untuk melakukan stabilisasi harga dengan menerapkan opsi penjatahan lebih. Hal itu sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK Nomor 41/POJK.04/2020.
Opsi penjatahan lebih yang ditawarkan hingga 7,8 miliar saham seri A dari saham treasur emiten pada harga penawaran dana yang diperoleh dari penjualan saham tambahan tersebut selanjutnya akan digunakan untuk stabilisasi harga melalui pembelian saham di pasar sekunder oleh emiten melalui agen stabilisasi.
Hal ini untuk mengupayakan agar harga saham tidak menjadi lebih rendah dari harga penawaran. Adapun pihak yang ditunjuk menjadi agen stabilisasi adalah PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia.
Selain itu, emiten juga akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 1,5 persen setiap tahun untuk jangka waktu 10 tahun setelah tanggal efektif. Ini akan dihitung dari modal ditempatkan dan modal disetor emiten sejak pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang telah dilaksanakan pada 15 Desember 2021.
Untuk menggelar IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. Selain itu, penjamin emisi efek yaitu PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT Nilai Inti Sekuritas.
Advertisement