Sukses

Bundamedik Resmi Genggam 86,67 Persen Saham Prima Dental Medika

Bundamedik menyatakan, aksi ini untuk memperkuat ekosistem layanan kesehatan perseroan yang lebih komprehensif dan dapat memberikan dampak positif pada kinerja

Liputan6.com, Jakarta - PT Bundamedik Tbk (BMHS) menambah kepemilikan sahamnya di PT Prima Dental Medika (PDM). Pada 10 Maret 2022, Bundamedik menambah kepemilikannya dengan melakukan pembelian 40 persen saham PDM.

Sebelumnya, perseroan telah memiliki 46,67 persen saham PDM. Direktur Utama PT Bundamedik Tbk, Mesha Rizal Sini mengatakan, aksi ini untuk memperkuat ekosistem layanan kesehatan perseroan yang lebih komprehensif dan dapat memberikan dampak positif pada kinerja. Selain itu, kondisi keuangan perseroan serta memperkuat kelangsungan usaha perseroan.

"Perseroan telah melakukan pembelian 40 persen saham yang telah ditempatkan dan disetor pada PT Prima Dental Medika, suatu perusahaan yang didirikan dan tunduk berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta oleh perseroan," ungkap Mesha dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (16/3/2022).

Setelah pengambilalihan saham tersebut, kepemilikan Bundamedik dalam PT Prima Dental Medika menjadi sebanyak 1.300 lembar saham dengan persentase sebesar 86,67 persen.

Pada perdagangan Rabu, 16 Maret 2022 pukul 14.05 WIB, saham BMHS melemah 1,39 persen ke posisi Rp 710 per saham. Saham BMHS dibuka stagnan Rp 720 per saham.

Saham BMHS berada di level tertinggi Rp 730 dan terendah Rp 695 per saham. Total frekuensi perdagangan 676 kali dengan volume perdagangan 12.926. Nilai transaksi Rp 9 miliar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Langkah Digitalisasi

Sebelumnya, PT Bundamedik Tbk (BMHS) turut berpartisipasi dalam tren digitalisasi yang menjamur. Salah satunya dengan mengembangkan digitalisasi layanan.

Managing Director Bundamedik, Nurhadi Yudiyantho mengatakan, perseroan menyadari kebutuhan digital kian tinggi utamanya selama pandemi COVID-19.

"Kita mulai merasakan pandemi di 2020, digital ini yang kita andalkan. Bagaimana kita berkomunikasi dengan pasien-pasien kita secara efisien, melakukan pengiriman obat ataupun kebutuhan-kebutuhan yang lainnya. Termasuk juga untuk melayani baik itu untuk kebutuhan laboratorium atau yang lainnya," ujar Nurhadi dalam diskusi virtual, Rabu, 23 Februari 2022.

Nurhadi mengakui bahwa ekosistem yang dimiliki perseroan saat ini memang belum lengkap. Namun ia mengatakan Bundamedik terus melakukan kajian untuk mengembangkan ekosistem itu untuk jangka panjang, menyesuaikan kebutuhan sektor kesehatan akan layanan digital.

"Digitalisasi merupakan program yang kita kembangkan terus untuk jangka panjang. Kita sendiri masih melihat seberapa besar healthcare untuk bisa manfaatkan digital ini dengan batasan-batasan yang harus kita hadapi," kata dia.

Adapun saat ini, Bundamedik telah menjalin kerja sama strategis dengan Klinik Pintar dan 102 Klinik Fertilitas Indonesia (KFI). Nurhadi mengatakan, kerja sama tersbeut juga dirancang untuk memanfaatkan sistem digital ke depannya.

"Itu kita mengandalkan fasilitas digital nantinya. Baik untuk pengembangan telemedicine, develop program, laboratorium dan juga untuk kebutuhan dari obat-obatan," ujar dia.

Selain itu, dalam rangka penguatan core bisnis, perseroan juga melakukan pengembangan digitalisasi layanan seperti robotic surgery di Rumah Sakit Umum Bunda juga masih menjadi fokus perusahaan tahun lalu.

Inovasi itu guna mendukung daya saing perusahaan di tengah perkembangan industri 4.0 dan tingginya adopsi digital masyarakat saat ini.

Â