Liputan6.com, Jakarta - PT Bank BJB Tbk (BJBR) mencatat kinerja positif sepanjang 2021. Hal ini didukung pertumbuhan laba bersih dan pendapatan.
Berdasarkan materi paparan publik yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (22/3/2022), PT Bank BJB Tbk mencatat pertumbuhan laba bersih 19,4 persen menjadi Rp 2,01 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,69 triliun. Hal itu didukung dari kenaikan pendapatan bunga bersih 21,6 persen menjadi Rp 7,90 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,49 triliun.
Selain itu, perseroan mencatat pendapatan fee based naik 39,3 persen menjadi Rp 1,33 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 955 miliar.
Advertisement
"Laba Bank BJB secara konsolidasi per 31 Desember 2021 naik 19,4 persen year on year menjadi Rp 2,6 triliun dan laba bersih setelah pajak Rp 2,02 triliun yang didukung portofolio bisnis yang sehat dengan ratio non performing loan hanya 1,24 persen dan pencadangan yang memadai dengan coverage 150,8 persen,” ujar Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi, saat paparan publik, Selasa (22/3/2022).
Baca Juga
Perseroan mencatat dana pihak ketiga tumbuh 14,3 persen menjadi Rp 121,64 triliun pada 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 106,46 triliun.
Berdasarkan kinerja bank only, total kredit naik 7,1 persen menjadi Rp 95,44 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 89,09 triliun.
Pertumbuhan kredit itu terbesar dari kredit komersial 21,4 persen menjadi Rp 19,74 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 16,25 triliun. Selain itu, total aset Bank BJB naik 12,4 persen YoY menjadi Rp 158,4 triliun pada 2021.
"Sebagai BPD terbesar kami senantiasa menjadi barometer bagi BPD-BPD lainnya, baik dari segi model bisnis layanan, produk maupun teknologi, aksi korporasi yang dilakukan pun menjadi benchmarks bagi BPD lainnya,” ujar dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Usulan Dividen
Untuk pembagian dividen, Yuddy mengatakan, hal tersebut akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Namun, pihaknya telah rencanakan komposisi pembagian dividen. Dari sisi nominal dividen yang akan dibagikan lebih tinggi dari tahun lalu karena laba yang meningkat.
"Untuk persentase saya belum bisa bilang apapun. Kalau dari sisi nominal karena kita labanya jauh lebih baik dari tahun lalu pasti secara nominal lebih tinggi dari tahun lalu," kata dia.
Hal senada dikatakan Direktur Keuangan Bank BJB Nia Kania. “Jadi kita tunggu nanti di RUPS putusannya. Dividen ini masih dijadikan salah satu pendapatan asli daerah di masing-masing pemerintahan, sehingga mempertahankan tidak ada kebijakan yang turun signifikan,” kata dia.
Sementara itu, terkait proyeksi laba 2022, Nia prediksi akan tumbuh double digit. “Mengingat kami masih memerlukan penguatan untuk modal secara organik dari pembentukan laba ini,” kata dia.
“Kemudian dari sisi coverage ratio kita masih mempertahankan di kisaran 150-160 persen dikaitkan dengan ekspansi bisnis maupun mengcover kredit existing yang diperkirakan akan memburuk,” ia menambahkan.
Tak hanya itu, Nia juga mengatakan, proyeksi biaya kreditnya itu ada di kisaran 0,4-0,5 persen kredit costnya, yaitu prediksi atau target pembentukan CKPN dibandingkan dengan total outstanding pada 2022.
“Selanjutnya mengenai proyeksi bunga dana di tahun ini masih ada di kisaran 3,5 persen sedikit naik sedikit naik dibanding tahun 2021 seiring dengan antisipasi kenaikan suku bunga acuan yang diprediksi akan dimulai dari bulan awal triwulan dua, cost of fund ini memperbaiki struktur dana kita dengan memperkuat casa rasio kita,” pungkasnya.
Advertisement