Sukses

Rights Issue Bank BJB Alami Kelebihan Permintaan hingga 100,48 Persen

PT Bank BJB Tbk (BJBR) menyatakan akan melanjutkan pertumbuhan bisnis yang sehat seiring perolehan dana dari rights issue.

Liputan6.com, Jakarta - Aksi korporasi penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue yang pertama PT Bank BJB Tbk  (BJBR) lakukan telah terlaksana dengan sukses terserap optimal. Bahkan, bank BJB mengalami oversubcribed atau total saham yang dipesan oleh investor melebihi jumlah total saham yang ditawarkan.

"Oversubscribe sampai dengan 100,48 persen dengan total proceeds yang diterima secara net Rp 924,99 miliar,” kata Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi dalam Public Expose 2022 Bank BJB, ditulis Rabu (23/3/2022).

"Atas kepercayaan tersebut, InsyaAllah kami akan tumbuh besar dan melanjutkan pertumbuhan bisnis yang sehat memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder melalui pertumbuhan bank BJB baik secara individu bank atau konsolidasi sebagai satu konglomerasi keuangan,” ia menambahkan.

Yuddy mengungkapkan, bank BJB yang lahir sebagai Bank Pembangunan Daerah terus berkembang hingga saat ini dan telah hadir di 14 provinsi di Indonesia. Perseroan akan terus memberikan kontribusi bagi perekonomian dan pembangunan di berbagai daerah di Indonesia.

"Sebagai Bank Pembangunan Daerah di Indonesia tentunya kami harus tumbuh lebih besar sebagai sebuah konglomerasi keuangan dengan beragam anak usaha yang dimiliki,” ujar dia.

Tak hanya itu, ia juga menyebutkan anak usahanya, mulai dari Bank BJB syariah, BJB sekuritas, dan anak-anak usaha lainnya, baik yang sudah ada baik yang akan BJB kembangkan dalam bentuk anak usaha lainnya yang akan segera direalisasikan, sehingga akan  memberi nilai tambah bagi kinerja perseroan secara konsolidasi.

Terkait kinerja keuangan 2021, Yuddy menuturkan, Bank BJB mencatat laba bersih Rp 2,02 triliun.

"Laba bersih tahun 2021 telah menembus angka psikologis di Rp 2,02 T. Sedangkan, laba sebelum konsolidasi telah mencapai angka sebesar Rp 2,6 T, yang didukung portofolio bisnis yang sehat dengan rasio non performing loan hanya sebesar  1, 24 persen dan pencadangan yang memadai dengan coverage 150,8 persen,” ungkapnya.

Yuddy menyampaikan, dengan kinerjanya yang baik tersebut, bank BJB memiliki potensi yang sangat besar untuk terus berkembang di masa yang akan datang menjadi elite bank yang merupakan pemimpin pasar di wilayah operasional bank BJB saat ini.

Ia menuturkan, sebagai BPD terbesar BJB senantiasa menjadi barometer bagi BPD-BPD lainnya, baik dari segi model bisnis layanan, produk maupun teknologi, aksi korporasi yang dilakukan pun menjadi benchmarks bagi BPD lainnya.

"Best practice pun diterapkan dalam proses internal bank BJB. Salah satunya di akhir 2021 kemarin, kami telah memperoleh Sertifikasi SNI ISO 37001, Sistem Manajemen Anti Penyuapan yang mempertegas komitmen kami dalam penerapan tata kelola yang baik di bank BJB,” imbuhnya. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Laba Bersih Bank BJB pada 2021

Sebelumnya, PT Bank BJB Tbk (BJBR) mencatat kinerja positif sepanjang 2021. Hal ini didukung pertumbuhan laba bersih dan pendapatan.

Berdasarkan materi paparan publik yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (22/3/2022), PT Bank BJB Tbk mencatat pertumbuhan laba bersih 19,4 persen menjadi Rp 2,01 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,69 triliun. Hal itu didukung dari kenaikan pendapatan bunga bersih 21,6 persen menjadi Rp 7,90 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,49 triliun.

Selain itu, perseroan mencatat pendapatan fee based naik 39,3 persen menjadi Rp 1,33 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 955 miliar.

"Laba Bank BJB secara konsolidasi per 31 Desember 2021 naik 19,4 persen year on year menjadi Rp 2,6 triliun dan laba bersih setelah pajak Rp 2,02 triliun yang didukung portofolio bisnis yang sehat dengan ratio non performing loan hanya 1,24 persen dan pencadangan yang memadai dengan coverage 150,8 persen,” ujar Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi, saat paparan publik, Selasa, 22 Maret 2022.

Perseroan mencatat dana pihak ketiga tumbuh 14,3 persen menjadi Rp 121,64 triliun pada 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 106,46 triliun.

Berdasarkan kinerja bank only, total kredit naik 7,1 persen menjadi Rp 95,44 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 89,09 triliun.

Pertumbuhan kredit itu terbesar dari kredit komersial 21,4 persen menjadi Rp 19,74 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 16,25 triliun. Selain itu, total aset Bank BJB naik 12,4 persen YoY menjadi Rp 158,4 triliun pada 2021.

"Sebagai BPD terbesar kami senantiasa menjadi barometer bagi BPD-BPD lainnya, baik dari segi model bisnis layanan, produk maupun teknologi, aksi korporasi yang dilakukan pun menjadi benchmarks bagi BPD lainnya,” ujar dia.