Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menyentuh posisi tertinggi sepanjang masa pada Kamis, 24 Maret 2022. Analis menilai, penguatan IHSG didorong harapan pemulihan ekonomi Indonesia dan kenaikan harga komoditas.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 0,77 persen ke posisi 7.049,68 pada penutupan perdagangan Kamis, 24 Maret 2022. IHSG menyentuh rekor tertinggi 7.049,68 dan terendah 6.977,83. Dengan kenaikan IHSG tersebut, secara year to date, kinerja IHSG tumbuh 7,11 persen. Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 1,85 triliun. Sepanjang tahun berjalan 2022, investor asing sudah beli saham Rp 27,50 triliun.
Total volume perdagangan tercatat 28,44 miliar saham dan nilai transaksi Rp 15,67 triliun. Total frekuensi perdagangan saham 1.422.184 kali. Kapitalisasi pasar saham tercatat Rp 8.869 triliun di BEI. Adapun nilai 10 emiten kapitalisasi pasar terbesar di BEI mencapai Rp 3.600 triliun atau 40,6 persen dari total kapitalisasi pasar.
Advertisement
Baca Juga
Kapitalisasi pasar saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih memimpin di BEI. Trecatat kapitalisasi pasar saham BBCA mencapai Rp 967 triliun, atau 10,9 persen dari total kapitalisasi pasar saham BEI. Disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 710 triliun atau 8 persen dari total kapitalisasi pasar BEI. Selanjutnya kapitalisasi pasar saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 452 triliun.
Head of Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, penguatan IHSG didorong harapan pemulihan ekonomi Indonesia. Hal itu juga mendorong aksi beli investor asing meski bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga dan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga di 3,5 persen.
“Inestor asing memburu saham keuangan sehingga (IHSG) cetak rekor,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Jumat (25/3/2022).
Berdasarkan data RTI, secara year to date di seluruh pasar, investor asing beli saham BBRI senilai Rp 7 triliun. Kemudian disusul aksi beli investor asing di saham TLKM senilai Rp 6,2 triliun, BBNI senilai Rp 4,7 triliun, BBCA senilai Rp 4,4 triliun, dan ARTO senilai Rp 2,5 triliun.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saham Masih Mahal atau Murah?
Selain harapan pemulihan ekonomi, Wawan menuturkan, kondisi kesehatan di Indonesia seiring kasus COVID-19 yang membaik juga menjadi katalis positif. Ditambah kenaikan harga komoditas.
“Dalam jangka pendek, harga komoditas naik untungkan Indonesia. Harga batu bara, CPO, nikel naik masih positif untuk Indonesia,” kata dia.
Ia mengatakan, kenaikan harga komoditas itu diharapkan dapat mendorong Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi. Namun, sisi lain, kenaikan harga komoditas juga akan dongkrak inflasi. “Inflasi akan naik 3 persen, dan Bank Indonesia akan naikkkan suku buinga. Investor asing keluar di SUN switching ke saham,” ujar dia.
Meski IHSG sudah mencapai level 7.000, Wawan menilai saham di Indonesia masih mahal dan murah tergantung persepsi.
”Jadi kalau berdasarkan pendapatan tahun lalu sekarang sudah masuk mahal. Tapi kalau bberdasarkan proyeksi pendapatan emiten akan meningkat mungkin belum mahal, masih wajar, dan masih wajar dengan proyeksi pendapatan meningkat signifikan,” kata dia.
Advertisement
Sentimen yang Perlu Diwaspadai
Sedangkan sentimen yang perlu diwaspadai ke depan antara lain aksi ambil untung. Ia menuturkan, ketika IHSG sentuh rekor 7.000 membuat rawan koreksi karena aksi ambil untung.
Selain itu, sentimen negatif yang perlu diwaspadai menurut Wawan yaitu harga komoditas akan timbulkan volatilitas jika harga turun. Kemudian kenaikan suku bunga, dan sektor kesehatan jika ada varian baru serta lonjakan kasus COVID-19.
Wawan pun prediksi IHSG akan capai target 7.400 hingga akhir tahun.
10 Saham Kapitalisasi Besar
Adapun 10 saham emiten kapitalisasi besar saat IHSG sentuh rekor antara lain:
1.Kapitalisasi pasar BBCA Rp 967 triliun
2.Kapitalisasi pasar BBRI Rp 710 triliun
3.Kapitalisasi pasar TLKM Rp 452 triliun
4.Kapitalisasi pasar BMRI Rp 366 triliun
5.Kapitalisasi pasar ASII Rp 266 triliun
6.Kapitalisasi pasar TPIA Rp 207 triliun
7.Kapitalisasi pasar ARTO Rp 203 triliun
8.Kapitalisasi pasar BBNI Rp 152 triliun
9.Kapitalisasi pasar BYAN Rp 139 triliun
10.Kapitalisasi pasar EMTK Rp 138 triliun
Advertisement