Sukses

Polychem Hentikan Sementara Operasional Pabrik Polyester Imbas COVID-19 hingga Lonjakan Harga Minyak

PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) hentikan sementara operasional pabrik di Karawang karena COVID-19 dan lonjakan harga minyak.

Liputan6.com, Jakarta - PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) mengumumkan penghentian sementara operasional pabrik Polyester di Karawang pada 28 Maret 2022.

Mengutip keterbukaan informasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (29/3/2022), Polychem Indonesia melakukan hal tersebut akibat pandemi COVID-19 yang berkelanjutan.

"Melalui rapat direksi pada tanggal 28 Maret 2022, manajemen perseroan memutuskan untuk menghentikan sementara operasional pabrik polyester di Karawang akibat pandemi COVID-19 yang berkelanjutan,” tulis  Wakil Presiden Direktur Polychem Indonesia, Johan Setiawan, dikutip Selasa pekan ini pada keterbukaan informasi BEI.

Polychem Indonesia mengaku COVID-19 yang berkelanjutan ini membuat pasar downstream sangat lesu serta perang Rusia-Ukraina yang diperkirakan berlangsung panjang yang mengakibatkan harga minyak mentah dunia naik tajam sehingga harga bahan baku ikut melonjak tajam sementara permintaan pasar semakin lesu.

Meskipun demikian, tidak ada dampak hukum atas penghentian sementara karena perseroan telah menyelesaikan seluruh kewajiban kepada karyawan maupun kepada pelanggan.

"Ada pun dampak yang akan timbul adalah turunnya nilai penjualan dan beban pokok penjualan perseroan pada tahun 2022,” kata Johan Setiawan.

Namun, penghentian sementara ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi perseroan sehingga akan memberi dampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan dikarenakan divisi polyester selalu merugi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Gerak Saham ADMG

Pada penutupan perdagangan Selasa, 29 Maret 2022, saham ADMG melemah 0,54 persen ke posisi Rp 183 per saham. Saham ADMG dibuka stagnan Rp 184 per saham.

Saham ADMG berada di level tertinggi Rp 185 dan terendah Rp 183 per saham. Total frekuensi perdagangan 127 kali dengan volume perdagangan 19.172. Nilai transaksi Rp 187,2 juta.