Sukses

Inflasi Berpotensi Naik, Investasi Saham Jadi Pilihan

Dengan kenaikan sejumlah harga, ada potensi lonjakan inflasi yang tidak dapat dihindari.

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga Pertamax dan minyak goreng akan memicu lonjakan inflasi pada 2022. Di tengah potensi lonjakan inflasi tersebut, investasi saham masih menjadi pilihan.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (3/4/2022), inflasi Indonesia pada Maret 2022 tercatat 2,6 persen yoy sejalan dengan harapan pasar dan di bawah perkiraan jarak Bank Indonesia (BI) 3 plus minus satu persen. Saat ini BI perkirakan, inflasi berada di kisaran 2-4 persen apda 2022.

Namun, memasuki awal April ada sejumlah perubahan yang akan berdampak terhadap inflasi. Pada 1 April 2022 ada sejumlah kenaikan antara lain harga Pertamax, minyak goreng dan PPN menjadi 11 persen.

Dengan kenaikan sejumlah harga, ada potensi lonjakan inflasi yang tidak dapat dihindari. Diperkirakan dampaknya terasa pada kuartal II 2022.

”Ketika harga Pertamax naik, ada kemungkinan ini akan diumpankan ke yang lain karena pengaruhi transportasi dan logistik,” demikian mengutip riset tersebut.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Bank Indonesia Bakal Pertahankan Suku Bunga Acuan

Dalam riset menyebutkan, jika BI ingin menyesuaikan suku bunga acuan, kemungkinan terjadi dalam dua bulan. Akan tetapi, Ashmore melihat BI akan pertahankan suku bunga acuan.

“Namun, seperti yang kami sebutkan sebelumnya, indikator makro ekonomi seperti neraca dagang yang seimbang terus terlihat sangat solid sehingga BI mungkin pertahankan suku bunga dan bertahan pada pelaksanaan kebijakan pengetatan,” kata dia.

Dengan melihat kondisi itu, bagaimana dengan perubahan alokasi aset?

Ashmore tetap pertahankan rekomendasi saham.”Selama siklus inflasi tinggi, yang terbaik adalah tetap bersama aset lindungi nilai inflasi yang tersedia melalui kelas aset saham lebih dari aset obligasi. Ini berlaku pada 2022 terutama kuartal II 2022,”

Ashmore melihat meksi IHSG sentuh rekor tertinggi baru, pihaknya masih melihat penurunan premi risiko di Indonesia yang dapat dongkrak valuasi.