Sukses

Ini Investasi yang Dapat Jadi Pertimbangan untuk Investor Milenial

Berikut sejumlah investasi yang dapat menjadi pertimbangan untuk investor generasi milenial.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia value investor, Rivan Kurniawan mengatakan terdapat sejumlah investasi yang cocok untuk dilakukan generasi milenial. Hal ini mengingat biasanya generasi milenial memiliki dana terbatas. Ingin tahu apa saja?

"Jadi begini kalau kita bicara generasi milenial pada umumnya biasanya mungkin secara dana masih terbatas pilihannya lebih selektif,” kata Rivan dalam acara Pekan Milenial Naik Kelas secara virtual ditulis Rabu (6/4/2022).

Dia menyarankan, bagi generasi milenial untuk memilih investasi dalam bentuk paper aset terlebih dahulu. Salah satu pertimbangannya faktor likuid.

"Saya lebih nyaranin ke paper aset dulu, kenapa? Pertama, likuid. Kalau real aset kelemahannya non likuid, kalau kita melakukan kesalahan untuk mengembalikan likuid aset tidak mudah,” ungkapnya. 

Rivan mengatakan, menjual saham dengan menjual rumah tentu lebih mudah menjual saham.

"Jual saham tinggal buka hp tinggal klik sell sudah bisa duitnya balik lagi ke kita. Kalau properti belum ada online tradingnya, relatif lebih sulit,” tutur Rivan.

 Tak hanya itu, Rivan juga menyarankan generasi milenial untuk memilih paper aset karena karena faktor likuiditas dan dapat dipelajari.

"Yang kedua adalah bukan hanya faktor likuiditi, tapi paper aset ini sifatnya dia juga bisa dipelajari. Kalau saham bisa belajar intrinsik value segini dikatakan mahal segini dikatakan murah,” ujar dia.

Rivan juga menyampaikan terkait tips bagi seseorang dengan penghasilan terbatas yang  ingin punya pasif income.

"Menghasilkan uang ini sebenarnya mudah, kenapa? karena dibandingkan dengan 10-20 tahun lalu karena kita hidup di era  media sosial, internet. Buat yang tidak punya budget besar bisa promosi di sosial media,” imbuhnya.

Dia juga menyebutkan, untuk melakukan promosi di media sosial tidak membutuhkan biaya yang besar.

"Jadi saran saya untuk penghasilan terbatas coba kita pikirin dulu apa yang bisa kita lakukan,” ujar dia.

Rivan mengatakan, bagi seseorang yang suka menulis bisa membuat buku dan menjadikannya sebagai pasif income. Kemudian, seseorang yang cukup percaya diri bisa membuat konten melalui kanal YouTube karena akan mendapatkan adsense.

Tak hanya itu, Rivan juga sebut bagi scientice bisa membuat hak paten yang akan mendatangkan pasif income.

"Tambahan penghasilan menjadi dropshipper dan reseller enggak butuh biaya besar enggak butuh modal besar itu bisa jadi opsi. Intinya banyak hal yang bisa kita lakukan,” ucapnya. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Pengelolaan Utang

Selain itu, Rivan juga menjelaskan terkait pengelolaan utang agar meningkatkan aset. Dia menambahkan, utang terbagi menjadi hutang konsumtif dan produktif.

"Utang produktif contoh seseorang dia ingin menjadi online driver dia mengajukan pinjaman untuk aset itu artinya hutang produktif. Hutang produktif akan naik jika bisa mengelolanya, dengan pemanfaatannya buat apa,” imbuhnya. 

Tak hanya itu, Rivan juga menegaskan jangan melakukan utang konsumtif, kecuali bisa mengubah konsumtif dengan membuahkan hasil.

"Kalau buat konsumtif tidak , bisa juga utang konsumtif jadi produktif. Pinjem uang untuk beli handphone bisa bikin TikTok konten mukbang atau tips investasi, konsumtif tapi bisa berbuah itu caranya,” pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Simak Cara Investasi Saham untuk Investor Pemula

Sebelumnya, perkembangan teknologi juga berdampak terhadap pasar modal Indonesia. Hal ini seiring kehadiran sejumlah aplikasi yang turut dongkrak jumlah investor pasar modal.

Mengutip data KSEI, Selasa, 5 April 2022 hingga Februari 2022, tercatat jumlah investor pasar modal mencapai 8,10 juta dibandingkan 2021 sebesar 7,48 juta. Sementara itu, jumlah investor C-BEST mencapai 3,65 juta hingga Februari 2022 dari 2021 sebesar 3,45 juta.

Jika dilihat berdasarkan usia, investor berusia di bawah 30 tahun mendominasi. Tercatat investor di bawah usia 30 tahun mencapai 60,32 persen. Disusul berusia 31-40 tahun yang mencapai 21,49 persen. Dengan melihat hal itu, ada potensi investor pemula. Bagi investor pemula juga penting mengetahui cara investasi terutama di saham.

Bicara mengenai aplikasi dan investasi, saat ini ada sejumlah aplikasi yang berkaitan dengan saham. Untuk memilih aplikasi itu, Pengamat pasar modal, Wahyu Laksono mengatakan, aplikasi yang bisa digunakan untuk investasi saham adalah yang legal dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan atau (OJK).

"Ada Bibit, Ajaib, Stockbit atau Bareksa. Kalau ini preferensi masing-masing sesuai kelebihan yang kita mau atau kekurangan yang mungkin enggak sesuai dengan pribadi kita,” kata Wahyu saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, 5 April 2022.

Dia menambahkan, sebelum investasi harus mengetahui tujuannya dahulu. Apapun itu investasi harus tahu tujuannya, mau apa kita, bagaimana profil dana dan risiko kita, bagaimana strateginya,” ungkap Wahyu.

4 dari 4 halaman

Langkah-Langkah yang Diperhatikan Sebelum Investasi

Ia juga mengingatkan mengenai langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebelum investasi. Salah satunya saat investasi saham dengan mengenal profil dan tujuan investasi.

"Lebih baik kita pahami mengenal profil pribadi dan tujuan investasi kita. Target waktu dan profit nya serta exit nya juga bagaimana risk tolerance nya. Kita belajar soal emiten dan kelompok atau sektor bisnis nya, valuasi, belajar teknikal dan fundamental,” tutur dia.

Wahyu menambahkan, saat investasi saham perlu memahami prinsip-prinsipnya mulai dari valuasi, fundamental lebih baik dibandingkan harga saat ini.

"Set longer term dan kesabaran. Tidak terpengaruh oleh volatilitas atau fluktuasi jangka pendek. Bisa 3, 5 bahkan 10 tahun yang penting sesuai prinsip. Hindari yang over valuasi, pilih yang undervalue dan strategi capital kita,” tuturnya.