Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi telah ditetapkan sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal itu setelah ikuti uji kelayakan dan kepatutan di Komisi DPR RI yang dilakukan pada 6-7 April 2022.
Adapun Inarno ikuti uji kelayakan dan kepatutan di DPR pada Kamis, 7 April 2022. Berikut profil singkat Inarno yang menjadi Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, mengutip laman BEI. Ia menjabat sebagai direktur utama BEI melalui RUPS pada 29 Juni 20219. Ia memulai karier pada 1991 di pasar modal.
Sebelumnya Inarno Djajadi menjabat sebagai treasury officer di PT Aspac Uppindo Sekuritas (1989-1991). Kemudian sebagai direktur PT Aspac Uppindo Sekuritas pada 1991-1997. Lalu menjabat direktur PT Mitra Duta Sekuritas pada 1997-1999.
Advertisement
Baca Juga
Ia juga sempat menjadi direktur PT Widari Sekuritas pada 1999, dan menjabat sebagai Direktur Utama PT Madani Sekuritas pada 2000-2003.
Pria yang meraih gelar sarjana ekonomi dari Universitas Gadjah Mada pada 1981 ini juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama dan kemudian Komisaris serta Komosaris Utama PT KPEI pada 2003-2016. Ia juga pernah menjadi Komisaris Utama PT Maybank Kim Eng Securities pada 2013-2014. Selanjutnya pada 2014-2017, ia menjabat sebagai Komisaris Utama PT CIMB Niaga Securities. Inarno juga pernah menjadi sebagai Komisaris BEI pada 2017-2018.
Inarno Djajadi memiliki pengalaman di berbagai organisasi sepanjang karier, termasuk sebagai anggota Ikatan Pialang Efek Indonesia (IPE) pada 1992-1994, anggota Dewan Pengawas Profesi Pasar Modal Indonesia pada 2017-2020. Ia juga saat ini menjabat sebagai Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Jakarta Raya (ISEI Jaya) sejak 2020.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bidik Kapitalisasi Pasar Tembus Rp 15.000 Triliun
Saat paparan di Komisi XI DPR RI, Inarno menargetkan kapitalisasi pasar modal Indonesia bisa mencapai Rp 15.000 triliun pada 2027.
"Ini adalah aspirasi dari saya. Kita harapkan di 2027 kapitalisasi pasar kita bisa mencapai Rp 15.000 triliun, 60 persen dari PDB,” kata Inarno dalam Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Anggota Dewan Komisioner OJK, Kamis, 7 April 2022.
Selain itu,rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) ditargetkan mencapai Rp 25 triliun per hari di 2027. Saat ini, Inarno mencatat RNTH adalah sebesar Rp 13,37 triliun per hari.
Dari sisi supply, Inarno juga membidik penambahan sekitar 60 perusahaan tiap tahun dan menjadi 1.100 perusahaan tercatat pada 2022. Begitu pula dari sisi demand juga akan digenjot hingga tembus 20 juta investor pada 2027.
"Jumlah perusahaan tercatat saat ini 778 perusahaan. Kita harapkan bisa tercapai 1.100 perusahaan di 2027. Dan jumlah investor saat ini sekitar 7,5 juta, kita harapkan di 2027 sudah mencapai lebih dari 20 juta investor pasar modal,” ujar Inarno.
Untuk mencapai target tersebut, Inarno menjabarkan lima rencana pengembangan pasar modal Indonesia 2022-2027. Pertama, yakni pengaturan untuk mengakselerasi pendalaman pasar melalui keberadaan variasi produk dan layanan jasa sektor keuangan yang efisien.
Kedua, meningkatkan akselerasi program yang berkaitan dengan ekonomi hijau. Selanjutnya, penguatan kerangka kebijakan untuk meningkatkan peran pelaku industri dalam pengembangan sektor keuangan yang sejalan dengan best practice market conduct.
Keempat, meningkatkan serangkaian upaya dalam rangka perlindungan konsumen. Terakhir, memperkuat kerangka kebijakan layanan keuangan digital untuk penguatan kredibilitas sektor keuangan dan peningkatan kepercayaan masyarakat.
Advertisement
Kapitalisasi Pasar Sentuh Rp 8.909 Triliun
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada 28 Maret-1 April 2022. Pada pekan ini, IHSG pun bertahan di posisi 7.000.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melambung 1,09 persen menjadi 7.078,76 dari posisi 7.002,53. Demikian juga kapitalisasi pasar bursa menguat 1,1 persen menjadi Rp 8.909,47 triliun pada pekan ini. Kapitalisasi pasar bursa bertambah Rp 97 triliun dari periode pekan lalu Rp 8.812,30 triliun.
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa susut 0,97 persen menjadi Rp 13,83 triliun dari Rp 13,97 triliun pada pekan lalu.
Kemudian rata-rata volume transaksi harian bursa melemah 10,35 persen menajdi 22,53 miliar saham dari 25,13 miliar saham pada penutupan pekan sebelumnya.
Rata-rata frekuensi harian bursa susut 3,14 persen menjadi 1.242.024 transaksi dari 1.282.303 transaksi pada pekan sebelumnya. Investor asing membukukan aksi beli Rp 1,277 triliun. Sepanjang 2022, investor aisng membukukan aksi beli Rp 33,32 triliun.