Liputan6.com, Jakarta - PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) akan membagikan dividen tunai tahun buku 2021. Prodia membagikan dividen tunai kepada pemegang saham perseroan sebesar Rp 372 miliar.
Pembagian dividen tersebut telah disetujui RUPS Tahunan pada 7 April 2022. Prodia Widyahusada akan membagikan kepada para pemegang saham, yaitu sebanyak 937.500.000 saham, sehingga setiap saham akan memperoleh dividen tunai sebesar Rp 397,83906 dengan memperhatikan peraturan perpajakan yang berlaku.
Baca Juga
Merujuk keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (9/4/2022), berikut jadwal lengkap pembagian dividen tunai PT Prodia Widyahusada Tbk:
Advertisement
- Akhir Periode Perdagangan Saham Dengan Hak Dividen (Cum Dividen)
Pasar Reguler dan Negosiasi: 18 April 2022
Pasar Tunai: 20 April 2022
- Awal Periode Perdagangan Saham Tanpa Hak Dividen (Ex Dividen)
Pasar Reguler dan Negosiasi: 19 April 2022
Pasar Tunai: 21 April 2022
- Tanggal Daftar Pemegang Saham yang berhak Dividen (Recording Date): 20 April 2022
- Tanggal Pembayaran Dividen Tunai Tahun Buku 2021: 6 Mei 2022
Perseroan membagikan dividen itu dengan pertimbangan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 621,62 miliar. Selain itu, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 995,58 miliar. Total ekuitas tercatat Rp 2,25 triliun.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 8 April 2022, saham PRDA melemah 1,72 persen ke posisi Rp 7.125 per saham. Saham PRDA dibuka turun 250 poin ke posisi Rp 7.000 per saham.
Saham PRDA berada di level tertinggi Rp 7.350 dan terendah Rp 7.000 per saham. Total frekuensi perdagangan 906 kali dengan volume perdagangan 6.325. Nilai transaksi Rp 4,5 miliar.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bidik Kenaikan Pendapatan hingga 30 Persen pada Akhir 2021
Sebelumnya, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) membidik kenaikan pendapatan sebesar 30 persen hingga akhir 2021.
Meski begitu, Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk, Dewi Muliaty mengatakan, sebelumnya Perseroan mematok target yang tak setinggi tahun lalu. Mengingat kasus COVID-19 yang kini dalam tren melandai.
"Sesungguhnya kami rencanakan di tahun ini tidak sebesar pendapatan yang kami terima sekarang (hingga kuartal III 2021). Tapi cukup optimis, tetap kami membuat suatu perencanaan lebih tinggi daripada tahun lalu,” kata Dewi dalam paparan publik Prodia Widyahusada, Selasa, 16 November 2021.
Di sisi lain, Dewi berharap pandemi ini tidak berlangsung terus menerus. Sehingga pada saat bersamaan Pereroan melakukan berbagai strategi untuk mempertahankan kinerja.
"Ternyata strategi-strategi yang dijalankan perseroan berespons luar biasa dan itu memberikan dampak yang positif dengan pertumbuhan kami. Sehingga kami harus adjust yang rencana semula, yaitu pendapatan yang disesuaikan dengan capaian 9 bulan ini,” ujar Dewi.
Hingga kuartal III 2021, Prodia mencetak pendapatan bersih Rp 1,99 triliun. Tumbuh 65,60 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,20 triliun. Dari raihan itu, Perseroan membukukan laba bersih Rp 511,08 miliar hingga kuartal III 2021. Realisasi laba bersih ini tumbuh 318 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 122,27 miliar.
“Kami tetap berharap di kuartal IV 2021 pertumbuhan yang tetap bagus. Walaupun kalau kita bandingkan year on year dengan kuartal IV tahun lalu di mana pendapatan itu tinggi karena COVID-19 masih tinggi,” beber Dewi.
Dewi menambahkan, laba kotor kuartal IV kemungkinan akan lebih rendah dibandingkan kuartal II dan III. Namun demikian, secara keseluruhan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, masih akan mencatatkan kenaikan.
"Jadi kami berharap sekalipun pertumbuhannya tidak setinggi kuartal III atau kuartal II tahun ini, tetapi secara gross profit akan jauh lebih tinggi daripada kuartal IV tahun lalu,” kata dia.
“Kami tetap akan maintain EBITDA di sekitar angka kuartal III 2021 sekitar 30-an persen. Dengan begitu, otomatis sampai akhir tahun kita berharap bisa mendapat juga di pertumbuhan sekitar 30 persen untuk revenue,” ia menambahkan.
Advertisement
Penyerapan Belanja Modal
Sebelumnya, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 40 persen hingga kuartal III 2021.
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk, Dewi Muliaty menuturkan, belanja modal ini dialokasikan untuk kebutuhan IT. “Di tahun ini penyerapannya baru 40 persen sampai 9 bulan,” tutur dia dalam paparan publik Perseroan, Selasa, 16 November 2021.
Perseroan siapkan belanja modal sebesar Rp 200 miliar pada 2021. Dewi menambahkan, untuk tahun depan belanja modal masih di kisaran yang sama. Ia menjelaskan, Prodia akan fokus ke arah omnichannel. Sebingga belanja modal banyak yang dialokasikan untuk keperluan IT. Di sisi lain, Perseroan juga tidka banyak melakukan pembukaan outlet baru.
"Tahun ini sebenarnya sekitar Rp 200 miliar. Jadi tahun depan juga hampir sama sebenarnya, karena kami dalam dua tahun ini tidak merencanakan membuka outlet berupa fisik itu begitu besar begitu banyak, paling 1-2 outlet karena kami fokus pada pembangunan digital service,” tutur dia.
Namun, pada 2021, Dewi mengatakan, Perseroan optimistis dapat menyerap keseluruhan belanja modal lantaran masih ada pengeluaran-pengeluaran tambahan yang belum direalisasikan. Sebagian besar ppengeluaran juga masih akan berkaitan dengan IT.
"Masih akan ada pengeluaran-pengeluaran tambahan. Sebagian memang ada yang ternyata kalau IT itu bisa dari capex di yang sedikit disesuaikan opex. Jadi memang tidak kelihatan di capex secara keseluruhan,” ujar dia.