Astra Agro Lestari Tebar Dividen Rp 461 per Saham, Simak Jadwalnya

Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Pemegang saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menyetujui pembagian dividen untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 461 per lembar saham.

Adapun saat ini perseroan memiliki 1.924.688.333 lembar saham beredar, sehingga total dividen yang akan dibagikan yakni sekitar Rp 887,28 miliar.

Astra Agro Bagi-bagi Rp 161,67 Miliar ke Pemegang Saham, Simak Tanggal Cairnya

“Sebesar Rp 461 per lembar saham dibagikan sebagai dividen tunai yang akan diperhitungkan dengan dividen interim sebesar Rp 102 per lembar saham yang telah dibayarkan pada tanggal 22 Oktober 2021,” mengutip hasil RUPS, sabtu (16/4/2022).

Sehingga sisanya sebesar Rp 359,00 per lembar saham akan dibayarkan pada 13 Mei 2022 kepada pemegang saham perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 26 April 2022 pukul 16.00 WIB.

Besaran dividen tunai tersebut setara 45 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2021 sebesar Rp 1,97 triliun. Sisa laba bersih selanjutnya akan dibukukan sebagai laba ditahan perseroan.

Pemegang saham juga memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembagian dividen tersebut dan untuk melakukan semua tindakan yang diperlukan.

2 dari 2 halaman

Jadwal Pembagian

Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)

Pembayaran dividen akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan perpajakan dan ketentuan lainnya yang berlaku.

Jadwal pembayaran dividen final:

- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 22 April 2022

- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 25 April 2022

- Cum dividen di pasar tunai: 26 April 2022

- Ex dividen di pasar tunai: 27 April 2022

- Recording date: 26 April 2022

- Pembayaran dividen: 13 Mei 2022

Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan berkat fokus pada bisnis inti, puluhan BUMN mampu berkontribusi pada negara sebesar Rp 377 triliun melalui pajak, dividen dan dana bagi hasil. Laba juga naik 365 persen dari Rp 6 triliun menjadi Rp 26 triliun.