Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah terbatas pada perdagangan Senin, 18 April 2022. Wall street turun tipis seiring pelaku pasar mulai hadapi laporan keuangan. Di sisi lain, pelaku pasar juga awasi lonjakan suku bunga dan komoditas.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 39,54 poin atau 0,1 persen ke posisi 34.411,69. Indeks S&P 500 merosot 0,02 persen menjadi 4.391,69. Indeks Nasdaq tergelincir 0,1 persen ke posisi 13.332,36. Wall street lesu dalam sesi perdagangan bak rollercoaster pada perdagangan Senin, 18 April 2022.
Baca Juga
Hal ini setelah imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun mencapai level tertinggi sejak akhir 2018 ke posisi 2,884 persen.
Advertisement
Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun berada di 1,71 persen pada awal Maret 2022,tetapi melonjak tinggi seiring the Federal Reserve (the Fed) bersikap lebih agresif. Perubahan tersebut membebani saham dan memicu kekhawatiran tentang resesi yang akan datang.
"Kekhawatiran besarnya adalah seberapa konsisten dan seberapa jauh imbal hasil tenor 10 tahun akan naik,” ujar Chief Investment Strategist CFRA, Sam Stovall, seperti dikutip dari CNBC, Selasa (19/4/2022).
Ia menambahkan, tidak ada yang benar-benar baru di Ukraina dan inflasi. Stovall prediksi, the Fed akan menaikkan 50 basis poin pada pertemuan berikutnya. “Jadi sungguh pertanyaannya adalah, apa yang dilakukan obligasi itu?,” kata dia.
Sementara itu, kenaikan harga komoditas pada awal pekan ini meningkatkan kekhawatiran tentang inflasi dan bagaimana perusahaan akan hadapi kenaikan biaya ke depan. Harga jagung capai level tertinggi dalam 9 tahun pada Senin, 18 April 2022 dan gas alam melonjak ke level tertinggi sejak 2008.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerak Saham Teknologi
Di sisi lain, harga saham teknologi menguat setelah bergejolak sepanjang sesi perdagangan. Saham teknologi kapitalisasi besar termasuk Meta Platforms, Amazon, Microsoft dan Alphabet mampu melesat.
"Volatilitas di pasar obligasi terlalu tinggi saat ini, membuat investor yang seharusnya memanfaatkan kenaikan imbal hasil obligasi jangka panjang baru-baru ini tidak masuk,” kata Head of Portfolio Management Horizon Investments, Zachary Hill.
Hill menambahkan,saham teknologi kapitalisasi besar dan sektor saham pertumbuhan akan tetap berada di bawah tekanan hingga volatilitas pasar obligasi mereda.
Investor sedang mempersiapkan menghadapi rilis laporan laba perusahaan. Stovall mencatta saham defensif telah melihat peningkatan harapan epndapatan. “Sementara sektor saham growth melihat penurunan untuk prediksi kuartal pertama. Namun, penurunan itu kecil,” kata dia.
Saham Charles Schwab alami koreksi di indeks S&P 500 membukukan penurunan 9,4 persen. Hal ini setelah broker melaporkan pendapatan dan laba lebih lemah pada kuartal I 2022. Saham Bank of New York Mellon merosot 2,2 persen setelah perusahaan melaporkan laba yang lebih rendah pada kuartal I 2022.
Hasil kinerja kuartalan Bank of America menunjukkan penurunan laba per saham 13 persen year over year meski hasilnya lebih tinggi dari yang diharapkan.Saham Bank of America naik 3,4 persen sehingga dorong saham JPMorgan Chase dan Wells Fargo masing-masing naik lebih dari 1 persen.
Advertisement
Musim Laporan Keuangan
Pada pekan ini sejumlah emiten teknologi akan merilis laporan keuangan antara lain Netflix dijadwalkan Selasa, 19 April 2022 dan Tesla pada Rabu, 20 April 2022.
Demikian juga Alaska Air akan merilis laporan keuangan, diikuti CSX dan Union Pacific. Selain itu, IBM, Procter and Gamble, Travelers, Dow Inc, Johnson and Johnson, American Express dan Verizon.
Investor akan mencermati bagaimana perusahaan menangani biaya yang melonjak. Pada Maret 2022, inflasi tercatat meningkat 8,5 persen, dan merupakan kenaikan tahunan tercepat sejak Desember 1981.
Musim laporan keuangan dimulai dengan awal yang baik. 81,5 perusahaan yang masuk S&P 500 melaporkan laba per saham di atas harapan menurut FactSet.
Sekitar 7,5 persen dari acuan telah melaporkan hasil kinerja sejauh ini dan analis percatat laba kuartal I 2022 akan naik 5,3 persen. Hal ini setelah perusahaan masuk S&P 500 menyelesaikan kinerja.
Saham Twitter Menguat
Analis Morgan Stanley menyebutkan, laporan laba untuk kuartal I 2022 dapat berakhir lebih mengecewakan dari yang diharapkan.
"Revisi laba pada S&P 500 telah melanjutkan tren turun selama dua minggu terakhir dan sekali lagi mendekati wilayah negatif,” ujar the Firm’s Equity Strategist Morgan Stanley JPMorgan Michael Wilson.
"Indeks kondisi bisnis Morgan Stanley (survei analis industri) turun ke level terendah sejak April 2020, dan harapan margin terlihat terlalu optimis mengingat berbagai tekanan biaya yang dihadapi perusahaan,”.
Sementara itu, saham Twitter naik 7,4 persen menjadi USD 48,45 per saham. Langkah itu dilakukan setelah Twitter mengumumkan kalau dewan direksi adopsi rencana hak pemegang saham berdurasi terbatas atau disebut “posion pill” ketika Elon Musk coba beli Twitter.
Advertisement