Sukses

BI Masih Tahan Suku Bunga Acuan 3,5 Persen, Cermati Saham Pilihan Ini

BI mempertahankan suku bunga acuan pada 3,5 persen dinilai tidak terlalu signifikan terhadap pasar saham.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate atau BI7DRRR di posisi 3,5 persen pada April 2022.

BI mempertahankan suku bunga acuan pada 3,5 persen dinilai tidak terlalu signifikan terhadap pasar saham. Analis Kiwoom Sekuritas, Rizky mengatakan, dampak pengumuman suku bunga masih kecil bahkan belum berpengaruh signifikan.

"Karena seperti yang kita tahu, BI masih mempertahankan suku bunga acuan di 3,5 persen. Namun ada kemungkinan bulan depan BI akan menaikan suku bunga acuan untuk menjaga risiko inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga komoditas akibat perang Rusia-Ukraina," kata Rizky saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (19/4/2022).

Sementara itu, Analis Erdikha Elit Sekuritas, Ivan Kasulthan mengungkapkan, dampak pengumuman suku bunga cukup mempengaruhi arah pergerekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Ketika suku bunga dinaikkan maka akan berdampak negatif kepada bursa saham. Kenaikan suku bunga The Fed yang diperkirakan akan agresif di kuartal-II 2022 akan membebani dari penguatan indeks dari dalam negeri, karena ada potensi terjadinya capital outflow," kata Ivan.

Ivan menambahkan, dilihat dari beberapa indikator ekonomi seperti inflasi Amerika Serikat (AS) yang mana masih terus meningkat, ini akan semakin menambah kekahawatiran investor terhadap kebijakan suku bunga yang akan diputuskan oleh bank sentral AS atau the Federal Reserve (The Fed).

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Saham Pilihan

Adapun terkait dampak BI pertahankan suku bunga acuan tersebut, menurut Rizky dapat katalis positif untuk emiten konstruksi hingga properti.

"Emiten yang diuntungkan yaitu yang mempunyai utang dengan tingkat suku bunga mengambang seperti emiten konstruksi, emiten perbankan, emiten properti," ujar dia.

Untuk strategi saham, Rizky menilai, saham emiten properti dapat dicermati oleh pelaku pasar. "Strategi sahamnya untuk sektor properti, bisa diamati saham-saham properti yang sedang dalam tren penurunan. Kemudian bisa dilakukan buy on weakness di level support terkuat," ujar dia.

Sementara itu, menurut Ivan suku bunga yang masih dipertahankan akan menguntungkan bagi sektor properti, perbankan, dan otomotif.

"Dengan masih terjaganya suku bunga di level yang rendah saat ini maka akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, karena bisa meningkat daya beli masyarakat ditengah pemulihan ekonomi akibat dari pandemi COVID-19," imbuhnya.

Untuk saham rekomendasi, Ivan memilih PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

3 dari 4 halaman

Bank Indonesia Masih Pertahankan Suku Bunga Acuan

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate atau BI7DRRR di level 3,50 persen pada April 2022.

Keputusan itu diambil setelah bank sentral menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Senin hingga Selasa, atau 18-19 April 2022.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18 sampai 19 April 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRRR sebesar 3,50 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam video konferensi Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI - April 2022, Selasa, 19 April 2022.

Selain suku bunga acuan, bank sentral pun kembali menahan suku bunga deposite facility tetap sebesar 2,75 persen. Keputusan yang sama juga berlaku pada suku bunga lending facility tetap di level 4,25 persen.

Perry menjelaskan, keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang meningkat. Terutama terkait dengan ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina

"Selain itu, Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut," tandasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

4 dari 4 halaman

IHSG Anjlok 1,05 Persen pada Selasa 19 April 2022

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Selasa, 19 April 2022. Namun, investor asing masih melakukan aksi beli saham di tengah anjloknya IHSG.

Pada penutupan perdagangan, IHSG merosot 1,05 persen ke posisi 7.199,23. Indeks LQ45 melemah 0,37 persen ke posisi 1.037,14. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Pada Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.297,39 dan terendah 7.199,23.

Sebanyak 359 saham melemah sehingga menekan IHSG. 179 saham menguat dan 153 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.587.053 kali dengan volume perdagangan saham 24,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,9 triliun.

Investor asing beli saham Rp 483,39 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.323.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXinfrastruktur menguat 0,66 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXtransportasi melemah 2,44 persen dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXsiklikal merosot 1,53 persen dan indeks sektor saham IDXhealth melemah 1,33 persen.