Liputan6.com, Jakarta - PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) menekan rugi bersih sepanjang 2021. Pada periode itu, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut menjadi Rp 2,28 triliun, dari sebelumnya Rp 3,25 triliun pada 2020.
Sepanjang 2021, Bank KB Bukopin mencatatkan pendapatan bunga dan syariah Rp 4,22 triliun, turun 20,5 persen dibandingkan 2020 sebesar Rp 5,31 triliun.
Baca Juga
Pada periode tersebut, perseroan berhasil menekan beban bunga dan syariah menjadi Rp 3,4 triliun pada 2021 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 4,71 triliun. Sehingga pendapatan bunga dan syariah mampu tumbuh 39,76 persen menjadi Rp 829,52 miliar dari Rp 593,52 miliar pada 2020.
Advertisement
Bank KB Bukopin juga mencatatkan total pendapatan operasional lainnya sebesar Rp 151,16 miliar, turun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,03 triliun.
Pada saat bersamaan, perseroan mencatatkan keuntungan transaksi mata uang asing Rp 107,115 miliar dari sebelumnya yang rugi Rp 108,27 miliar. Serta pemulihan estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi Rp 24m97 miliar dari sebelumnya yang minus Rp 29,69 miliar.
Sementara beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan tercatat minus 1,05 triliun dari sebelumnya minus Rp 2,62 triliun. Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non-keuangan membengkak menjadi minus Rp 95,6 miliar dari sebelumnya minus Rp 14,72 miliar.
Lalu kerugian dari perubahan nilai wajar aset keuangan di 2021 tercatat sebesar Rp 12,68 miliar dari tahun sebelumnya Rp 226 juta. Beban operasional lainnya umum dan administrasi tercatat naik tipis menjadi Rp 1,86 triliun dari sebelumnya Rp 1m78 triliun.
Beban untuk gaji dan tunjangan karyawan naik menjadi Rp 1,1 triliun dari sebelumnya Rp 872 miliar. Serta premi program penjaminan pemerintah Rp 79,54 miliar dari sebelumnya Rp 144,3 miliar. Berdasarkan rincian itu, perseroan mencatatkan rugi operasional sebesar Rp 3,09 triliun di 2021. Lebih kecil dibandingkan posisi akhir Desember 2020 yang tercatat minus Rp 3,95 triliun.
Setelah dikurangi pajak, Bank KB Bukopin mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp 2,3 triliun, turun dibanding posisi akhir Desember 2020 yang rugi Rp 3,26 triliun.
Dari sisi aset hingga Desember 2021 tercatat sebesar 82,21 triliun, naik dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 79,94 triliun. Liabilitas naik dari Rp 71,47 triliun di 2020 menjadi Rp 76 triliun di 2021. Serta ekuitas naik menjadi Rp 13,2 triliun dari Rp 8,5 triliun pada 2020.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jurus KB Bukopin Tarik Minat Nasabah Milenial
Sebelumnya, Bank KB Bukopin resmi menunjuk girlband asal Korea Selatan yaitu aespa sebagai brand ambassador. Aespa dinilai sebagai girlband potensial yang dapat merepresentasikan generasi millenial.
President Direktur KB Bukopin, Chang Su Choi berharap, kolaborasi antara KB Bukopin dan aespa dapat dimanfaatkan juga untuk menarik minat MY Indonesia atau sebutan dari fans aespa sebagai bagian dari aespa untuk menjadi potensi media pemasaran di generasi millenial.
"Aespa dinilai sebagai girlband potensial yang dapat merepresentasikan generasi millenial dan memiliki influence serta fanbase besar untuk mempromosikan suatu brand maupun produk di Indonesia," tutur Choi ditulis Sabtu (9/4).
Choi menyampaikan, kolaborasi aespa bersama KB Kookmin Bank akan memberikan banyak perubahan sebagai bagian dari strategi perusahaan. Aespa merupakan salah satu bagian dari rangkaian strategi rebranding KB Bukopin yang dilakukan pada 2022 untuk meningkatkan brand image perusahaan.
"KB Bukopin ingin melanjutkan momentum perusahaan menuju level selanjutnya dengan menjadikan aespa sebagai Brand Ambassador KB Bukopin di tahun ini."
Per September 2021, total aset Bank KB Bukopin sebesar Rp89,27 triliun. Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp56,48 triliun. Sedangkan penyaluran kredit sebesar Rp53,94 triliun.
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Strategi Masuk 10 Besar Perbankan di Indonesia
Sebelumnya, PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) menyiapkan konsep Next Level Banking untuk menjadi salah satu bank terbesar di Tanah Air. Komitmen tersebut diwujudkan dengan menyiapkan sejumlah strategi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para nasabah.
Presiden Direktur KB Bukopin Chang Su Choi menyampaikan, bahwa Next Level Banking merupakan komitmen KB Bukopin untuk selalu memberikan pelayanan terbaik dan inovasi terdepan untuk seluruh nasabah.
"Komitmen ini akan terefleksikan pada optimalisasi produk dan layanan kami, sehingga diharapkan bisnis inti serta produk dan layanan KB Bukopin menjadi lebih Customer Oriented, Digital, dan Efisien," ungkapnya dalam keterangan tertulis, dikutip Senin, 28 Maret 2022.
Dalam mendukung upaya tersebut, perseroan akan segera menjalankan New Generation Banking System (NGBS), dengan sasaran utama berupa transformasi outlet dan jaringan distribusi di seluruh Indonesia.
Dia menambahkan, KB Bukopin dalam beberapa waktu ini sedang memperkuat pondasi-pondasi era baru yang lebih baik dengan visi menjadikan KB Bukopin The First Choice of Financial Institution.
"Serta memperkuat sinergi secara internal maupun eksternal demi mencapai tujuan untuk menjadi Top 10 Bank di Indonesia," lanjutnya.
Kucurkan Pinjaman Rp 350 Miliar ke Anak Usaha
Sebelumnya, PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) menyalurkan pinjaman subordinasi kepada anak perusahaan PT Bank KB Bukopin Syariah.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 4 Januari 2022, PT Bank KB Bukopin Tbk mengucurkan pinjaman subordinasi Rp 350 miliar kepada Bank KB Bukopin Syariah. Tahap pertama, pencairan pinjaman subordinasi tersebut Rp 290 miliar pada 30 Desember 2021.
Manajemen perseroan menyatakan berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan pasa 1 ayat 3 dan pasal 4 ayat 3.
Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi dengan perseroan wajib menyampaikan laporan keterbukaan informasi dan dokumen kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perseroan memegang 92,778 persen dari seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh oleh Bank KB Bukopin Syariah.
“Pemberian pinjaman subordinasi oleh perseroan kepada Bank KB Bukopin Syariah berdampak pada penurunan CAR perseroan sebesar 0,6 persen pada transaksi ini dari 19,07 persen menjadi 18,47 persen,” tulis perseroan.
Bank KB Bukopin menyatakan pemberian pinjaman subordinasi ini untuk dukungan permodalan kepada Bank KB Bukopin Syariah untuk penyelesaian program restrukturisasi Bank KB Bukopin Syariah dan penambahan modal inti.
Hal ini sebagai akumulasi beban biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) dan menjaga permodalan sesuai ketentuan POJK 12/POJK.03/2020 tentang konsolidasi bank umum dengan pemenuhan modal inti minimum Rp 1 triliun.
Advertisement