Sukses

Saratoga Sebar Dividen 2021 Rp 814 Miliar

Dividen tunai akan dibagikan kepada pemegang saham Saratoga Investama Sedaya yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada 11 Mei 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 814 miliar yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis (21/4/2022). Pembagian dividen itu lebih besar  dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 298 miliar.

Dividen tunai tersebut akan dibagikan kepada pemegang saham Saratoga Investama Sedaya yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada 11 Mei 2022, pukul 16:00 WIB.

Pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham Perseroan akan dilakukan pada 13 Mei 2022. Presiden Direktur Saratoga Investama Sedaya, Michael William P. Soeryadjaya menyatakan, pembagian dividen yang dilakukan merupakan bentuk apresiasi perseroan atas dukungan pemegang saham.

"Terima kasih kepada para pemegang saham yang terus mendukung Saratoga. Kami mampu mengelola perusahaan dengan disiplin, efisen dan terukur, sehingga berhasil mengeksekusi setiap strategi investasi secara optimal. Komitmen kami adalah memastikan setiap investasi yang dilakukan Saratoga dapat memberikan nilai tambah yang optimal bagi para pemegang saham dan juga bagi perekonomian Indonesia," kata Michael dalam keterangan resminya, Kamis (21/4/2022).

RUPST Saratoga juga menyetujui dan menerima dengan baik laporan tahunan perseroan untuk tahun buku 2021, mengesahkan laporan tugas pengawasan dewan komisaris perseroan, serta mengesahkan laporan keuangan konsolidasian perseroan dan entitas anak untuk tahun buku 2021 yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik Siddharta Widjaja dan rekan (anggota firma KPMG International).

Berdasarkan keterangan resminya, laporan keuangan konsolidasian Saratoga dan entitas anak untuk tahun buku 2021 memperoleh pendapat wajar dalam semua hal yang material.  

Selain RUPST, pada kesempatan ini Perseroan juga menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB). Untuk agenda tersebut, pemegang saham menyetujui usulan manajemen Saratoga untuk melakukan buyback saham sebanyak-banyaknya 45 juta saham.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Portofolio Investasi

Pada 2021, Saratoga mencatatkan Net Asset Value (NAV) sebesar Rp 56,3 triliun. Sumber pertumbuhan NAV Perseroan sebagian besar berasal dari kenaikan harga saham di hampir semua portofolio investasi Perseroan, terutama PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX).

Michael menuturkan, perusahaan portofolio investasi Saratoga, yang didukung dengan fundamental yang kuat dan sektor bisnis yang strategis, berhasil mengoptimalkan peluang selama fase pemulihan ekonomi nasional pada 2021.

"Perusahaan portofolio investasi Saratoga telah berkontribusi terhadap pendapatan dividen Perseroan sebesar Rp 1,65 triliun selama tahun 2021. Terjadi peningkatan hingga 120 persen daripada pendapatan dividen tahun 2020 sebesar Rp 750 miliar, yang mencerminkan bahwa portofolio investasi kami memiliki kinerja yang sangat solid,” ujar Michael.

Selama 2021, sejumlah langkah penting telah dilakukan Perseroan dengan melakukan investasi baru di tiga perusahaan startup, yaitu Xurya, SIRCLO dan Fuse, juga investasi di perusahaan media digital dan periklanan yakni City Vision.

Tak hanya itu, Saratoga juga menambah kepemilikan sahamnya hingga akhir Desember 2021 dibandingkan Desember 2020, di PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) dan PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII).

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengatakan, Saratoga akan terus mengoptimalkan setiap peluang investasi di sektor-sektor strategis yang memiliki prospek pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.

Industri teknologi, konsumen, dan pelayanan kesehatan merupakan beberapa sektor yang menjadi pilihan investasi Saratoga, mengingat skala ekonominya yang besar sesuai dengan jumlah populasi penduduk Indonesia yang mendekati 300 juta jiwa.

"Dalam setiap investasinya Saratoga akan selalu menjalankan prinsip kehati-hatian dan terukur. Kami percaya dengan pengalaman dan kemampuan SDM Saratoga, kinerja Perseroan akan tetap solid," kata Devin

3 dari 4 halaman

Saratoga Investama Sedaya Investasi Rp 1,32 Triliun pada 2021

Sebelumnya, perusahaan investasi, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) telah investasi sebesar Rp 1,32 triliun pada 2021.

Hal tersebut disampaikan Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan melalui siaran persnya, yang dikutip Liputan6.com, Rabu, 16 Maret 2022.

Selama 2021, sejumlah langkah penting telah dilakukan Saratoga Investama Sedaya, antara lain dengan melakukan investasi baru di tiga perusahaan startup, yaitu Xurya Daya Indonesia (Xurya), SIRCLO dan Fuse, juga investasi di perusahaan media digital dan periklanan yakni City Vision.

Selain itu, Saratoga juga menambah  kepemilikan sahamnya hingga akhir Desember 2021 dibandingkan Desember 2020, di PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) dari 52,21 persen menjadi 56,69 persen dan PT Aneka Gas  Industri Tbk. (AGII) dari 8,39 persen menjadi 9,31 persen.

Devin mengatakan, Saratoga telah berhasil menjaga efisiensi operasional dan kemampuan neraca yang kuat. Rasio biaya operasional terhadap NAV tercatat sebesar 0,3 persen, sementara rasio pinjaman sekitar 5,8 persen.

"Kami terus berusaha untuk menjaga ruang efisiensi biaya operasional dan biaya pinjaman,” kata Devin.

 

 

4 dari 4 halaman

Startup Energi Terbarukan Xurya Raih Pendanaan Seri A Rp 300 Miliar

Sebelumnya, startup energi terbarukan dengan fokus pada jasa sewa PLTS Atap di Indonesia, Xurya, merampungkan pendanaan seri A senilai USD 21,5 juta atau sekitar Rp 300 miliar.

Putaran pendanaan seri A ini dipimpin oleh perusahaan modal ventura East Ventures (Growth fund) dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (Saratoga) dengan partisipasi dari Schneider Electric dan New Energy Nexus Indonesia sebagai investor di putaran pendanaan sebelumnya.

Xurya akan mengalokasikan pendanaan ini untuk melanjutkan pembangunan PLTS Atap yang diklaim telah tumbuh tiga kali lipat sepanjang tahun 2021. Selain itu, perusahaan juga akan memanfaatkan pendanaan ini untuk mencapai visi jangka panjangnya menjadi pemimpin dalam penyediaan teknologi dan solusi energi bersih dan berkelanjutan.

"Kami mengapresiasi dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh para investor, partner dan customer untuk membantu kami dalam mempercepat transisi energi baru terbarukan di Indonesia sejak Xurya berdiri 3 tahun yang lalu," ujar Eka Himawan, Managing Director di Xurya Daya Indonesia dikutip dari rilis pers pada Kamis, 13 Januari 2022.

Selain melanjutkan pembangunan PLTS Atap, kata Eka, pendanaan ini juga akan difokuskan pada pengembangan teknologi dan sumber daya manusia di perusahaan.

Roderick Purwana, Managing Partner di East Ventures menekankan bahwa East Ventures percaya pentingnya berinvestasi di perusahaan yang tepat. Dalam arti, tidak hanya mengejar profit, tetapi juga berdampak sosial dan lingkungan.

"Sebagai salah satu pelopor perusahaan venture capital yang menerapkan pendekatan ESG dalam investasi, kami sangat senang bisa mendukung tim Xurya sejak awal perjalanan mereka dalam menciptakan revolusi energi yang bersih dan berkelanjutan di Indonesia serta melindungi bumi, platform terbesar kita," tutur Roderick.

Sementara itu, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (Saratoga) yang juga memimpin putaran pendanaan ini merupakan perusahaan investasi aktif terkemuka dengan pengalaman dan keahlian di bidang investasi selama lebih dari dua dekade di pasar Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara.

President Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk., Michael Soeryadjaya menyebut investasi ini sebagai kesempatan baik bagi Saratoga untuk memperkuat dukungan perusahaan di sektor teknologi Energi Baru & Terbarukan (EBT).

"Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dapat memberikan solusi bagi tersedianya energi bersih, ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia. Pertumbuhan kapasitas terpasang PLTS Atap yang sangat pesat dalam tiga tahun terakhir membuktikan bahwa kebutuhan terhadap industri teknologi EBT ini semakin tinggi di Indonesia," kata Michael.