Sukses

Beda Kebutuhan dengan Pria, Bagaimana Perempuan Atur Keuangan?

Lead Financial Trainer QM Financial, Ligwina Hananto berbagi hal-hal yang perlu diperhatikan perempuan dalam mengelola keuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Perempuan dan laki-laki memiliki kebutuhan yang berbeda. Cara mereka memenuhi kebutuhan tersebut juga acap tak sama. Dari sisi finansial, perempuan umumnya dinilai lebih teliti kelola uang ketimbang laki-laki.

Terlebih, bagi perempuan yang sudah berumah tangga. Banyak kebutuhan yang harus diakomodasi. Sehingga dibutuhkan perencanaan lebih matang agar pemasukan dan pengeluaran tetap terjaga. Termasuk menyisihkan sebagian pemasukan untuk tabungan dan investasi.

Kepada Liputan6.com, Lead Financial Trainer QM Financial, Ligwina Hananto berbagi hal-hal yang perlu diperhatikan perempuan dalam mengelola keuangan.

Pertama, yakni tentang penghasilan. Dia menilai, lebih baik bagi perempuan untuk memiliki sumber pendapatan tersendiri. Hal ini dimaksudkan agar pengelolaan uang bisa lebih leluasa dilakukan karena merupakan uang sendiri, atau bukan milik orang lain.

“Tapi untuk yang menjadi ibu rumah tangga, jangan berkecil hati. Kamu tetap memperlakukan uang yang diberikan oleh suamimu sebagai penghasilan kamu. Berarti tugas kamu terutama adalah soal mengurus uang keluarga,” kata Ligwina, ditulis Minggu (23/4/2022).

Selanjutnya, yang perlu diperhatikan adalah mengatur pengeluaran. Ligwina menjabarkan, ada lima kategori pengeluaran. Terdiri dari cicilan utang, pengeluaran rutin, menabung atau investasi, pengeluaran sosial, dan pengeluaran lifestyle.

Dalam hal ini, pengeluaran perempuan single dan yang sudah menikah juga akan berbeda. Sehingga perlu dilakukan penyesuaian yang merujuk pada pemasukan yang dimiliki.

Ketiga, kesehatan dan pensiun. "Jangan andalkan orang lain,"kata Ligwina.

Bagi yang sudah menikah, Ligwina mengatakan perempuan memiliki peran penting dalam keluarga. Sehingga kesehatan perempuan di sini menjadi hal yang utama.

“Kita ini punya peran besar sebagai caretaker dalam keluarga. Lalu, siapa yang akan mengurus hidup kita kalau bukan kita sendiri,” tuturnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Aset dan Kesehatan

Untuk itu, ia memiliki beberapa checklist yang perlu diperhatikan terkait aspek kesehatan. Antara lain, apakah sudah memiliki fasilitas kesehatan dan pensiun.

Jika belum, mungkin bisa dipertimbangkan untuk segera memilikinya. Lalu, sudah punya asuransi atau BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan atau belum, ada tambahan asuransi kesehatan atau tidak, serta program pensiun tambahan apa yang bisa diakses. Keempat, pengelolaan aset.

Ligwina mengatakan, perempuan sering tidak memiliki kuasa atas aset keluarga. Di mana umumnya aset dipegang oleh laki-laki. Meski diakui kini sudah banyak yang menyadari keberadaan perempuan dan mempercayakan pengelolaan aset terhadap mereka.

"Biasanya kalau sudah menikah yang dianggap punya ast itu adalah sang suami. Istri hanya pelengkap. Tapi menurut saya perempuan baik single maupun sudah menikah, penting untuk punya aset sendiri,” ujarnya.

Aset yang dimaksud Ligwina terdiri dari tiga aset aktif. Antara lain berupa bisnis, properti, dan surat berharga. Dalam mengelola ketiga aset aktif ini tentu saja akan membutuhkan financial literacy yang lebih tinggi “Terakhir yang tidak kalah pentingnya yaitu pajak, legal, waris, zakat, dan proteksi,” imbuh Ligwina.

3 dari 4 halaman

Melihat Pilihan Investasi untuk Perempuan di Atas Usia 35 Tahun

Sebelumnya, setiap 21 April dirayakan sebagai Hari Kartini. Pada momen Hari Kartini ini sebagai refleksi mengingatkan dan membangkitkan semangat perempuan saat ini yang meraih kesetaraan dalam segala bidang.

Kini perempuan memiliki peran penting di segala bidang. Hal itu termasuk dalam pengelolaan keuangan. Perempuan sering disebut sebagai manajer keuangan dalam rumah tangga.

Namun, tak hanya bagi perempuan yang menikah saja tetapi perempuan single juga seharusnya juga melek keuangan untuk mengatur keuangannya. Hal ini agar perempuan dapat mampu menabung dan investasi sehingga membantu keuangan keluarga dan masa depannya lebih sejahtera ke depan.

Saat ini juga perempuan makin melek investasi. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), investor pasar modal sudah mencapai 8,39 juta orang hingga Maret 2022. Investor itu naik 12,13 persen dari periode 2021 sebesar 7,48 juta.

Di sisi lain, jumlah investor perempuan mencapai 37,11 persen dengan aset Rp 255,66 triliun. Memang jumlah investor perempuan ini masih rendah dibandingkan investor pria sebesar 62,89 persen dengan aset Rp 783,44 triliun. Namun, dari segi pekerjaan, ibu rumah tangga juga berperan sebagai investor di pasar modal.

Tercatat jumlah investor yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga mencapai 5,94 persen dengan aset Rp 52,9 triliun. Sementara itu, usia investor yang berada di usia 31-40 tahun mencapai 21,61 persen dan di bawah 30 tahun mencapai 60,18 persen, ini termasuk perempuan dan laki-laki. Bicara soal usia, tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu termasuk investasi.

Bagi perempuan berusia di atas 35 tahun yang ingin investasi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Meski demikian, tentunya investasi yang dipilih harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai termasuk jangka waktunya.

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Analis Kiwoom Sekuritas, Rizky mengatakan, pemilihan investasi bagi perempuan yang berusia di atas 35 tahun, sesuaikan tujuan yang ingin dicapai dan jangka waktunya.

"Kemudian untuk pemula, bisa berinvestasi di reksa dana, baik reksa dana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap. Namun, jika sudah memulai investasi sejak lama, bisa berinvestasi di pasar saham untuk mendapatkan return yang tinggi namun resiko yang diperoleh juga tinggi,” kata Rizky saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, 21 April 2022.

Meskipun sudah memasuki usia di atas 35 tahun masih berpeluang untuk melakukan investasi karena usia tersebut masih masuk ke dalam kategori usia produktif. “Masih, karena di usia 30an masih bisa dikatakan usia produktif,” ujar  Rizky.

Rizky menjelaskan terkait investasi yang cocok untuk investasi perempuan berusia di atas 35 tahun dapat melirik saham dan reksa dana.

"Untuk investasi bagi perempuan yang sudah berusia di atas 35 tahun masih bisa berinvestasi di berbagai instrumen investasi agresif yang memberikan return yang cukup tinggi seperti saham atau reksa dana saham. Namun, jika sudah masuk usia 50an, lebih baik berinvestasi di obligasi atau reksa dana pasar uang," ungkapnya.

Rizky menegaskan, untuk pemilihan produk investasi bagi pemula untuk memilih instrumen investasi yang memiliki risiko rendah sampai menengah.

"Untuk pemilihan produk investasinya, untuk pemula pilihlah instrumen investasi dengan risiko rendah sampai menengah seperti reksa dana pasar uang atau reksa dana pendapatan tetap untuk menghindari kerugian yang cukup besar dan dalam berinvestasi disarankan untuk memilih instrumen investasi sesuai dengan risk profile masing-masing,” tegasnya.

Lalu, ia juga menuturkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan investasi agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.

"Yang harus diperhatikan yaitu tujuan dan risk profile kita apa, kemudian Analisa terlebih dahulu instrumen-instrumen yang ingin kita pilih agar tidak terjadi kerugian-kerugian yang tidak diharapkan,” tuturnya.

 

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.

    Investasi

  • Uang adalah alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya.

    Uang

  • Keuangan

  • perempuan

  • Kesehatan