Liputan6.com, Jakarta - PT Prospek Duta Sukses (PDS) anak usaha PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP), perusahaan pengembang proyek apartemen Antasari Place menunjuk PT Jagat Konstruksi Abdipersada untuk membangun apartemen Antasari Place.
Hal itu ditunjukkan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pada Senin, (25/4/2022). Proyek apartemen tersebut ditargetkan selesai pada Desember 2024.
Baca Juga
Presiden Direktur PT Propsek Duta Sukses, A.H Bimo Suryono mengatakan, manajemen PDS sepakat menunjuk PT Jagat Konstruksi Abdipersada sebagai mitranya dalam membangun apartemen Antasari Place.
Advertisement
"Kami manajemen sepakat menunjuk dan menentukan PT Jagat Konstruksi Abdipersada yang track recordnya juga sudah luar biasa,” ujar Bimo dalam acara Mou Signing di Jakarta, Senin (25/4/2022).Penyerahan unit apartemen kepada konsumen akan dilakukan pada akhir 2024.
"Menurut rencana pada Desember 2024 akan menyerahkan pada konsumen,” ujar dia.
Bimo mengatakan, pihaknya mengaku tidak membuat apartemen tower yang banyak. Namun, pihaknya selalu menyelesaikan proyek apartemen dengan baik.
"Proyek ini kita membangun dua tower, jadi memang grup kami tidak membuat tower yang banyak, tapi selesai dengan baik. Itu yang memang selalu kami lakukan,” katanya.
Bimo juga menyebutkan beberapa dari konsumen sudah mengikat PPJB (Pengikatan Perjanjian Jual Beli).
"Bulan juni nanti kontraktor melakukan aksi di lapangan sangat terbuka, di akhir 2024 proyek ini sudah bisa diserahterimakan kepada konsumen. Tidak lama dari itu tower dua akan selesai," ungkapnya.
Apartemen Antasari Place menawarkan beberapa tipe unit apartemen. “Tower satu punya beberapa tipe unit yang kita tawarkan, tipe studio, tipe one bedroom, dan tipe two bedroom. Tower dua, ada tambahan satu bedroom premiere luasannya lebih besar dari tower satu," kata Bimo.
Untuk tower satu apartemen Antasari Place menyiapkan 980 unit dan tower dua sebanyak 621 unit. "Tower satu kita siapkan 980 unit. Tower satu kita siapkan 621 unit. Kami meyakini proyek ini akan berjalan dengan baik,” tuturnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Generasi Milenial Kini Jadi Target Bisnis Properti
Advertisement
Properti Mendominasi
Sementara itu, berlaku kebiasaan masyarakat ingin lebih dulu melihat lokasi berikut rupa unit saat hendak membeli.
"Faktornya, karena tidak ada titik temu saja, di antara kebiasaan masyarakat itu dengan kekhawatiran di tengah situasi kasus Covid-19 yang tinggi. Istilah saya, saat itu daya beli tertunda, bukan (daya beli) menurun," tutur Asep.
Asep turut menyampaikan data dari World Market Research (WMR), permintaan properti rumah mendominasi dengan 55 persen.
Tanah menempati peringkat kedua dengan 12 persen. Berdasarkan rentang harga, Rp 500 juta-Rp 2 miliar mendominasi, mencapai 57 persen.
Untuk klasifikasi peruntukan, 90 persen pembeli merupakan pengguna langsung (end user), 10 persen lainnya investor. Dari segi rentang usia, kebanyakan pembeli merupakan kelompok 35-45 tahun.
Rentang usia tersebut termasuk dalam kelompok milenial (1981-1996) dan angkatan paling muda gen X (1965-1980).
Merujuk data BPS dari Sensus Penduduk 2020, persentase kelompok mineal di Indonesia mencapai 25,87 persen, atau 69,38 juta jiwa. Mencocokan dengan penyampaian data dari Asep, angka penduduk milenial itu potensial sebagai target pasar properti.
Heny Hendrayati menyebutkan, secara umum sektor properti tahan banting, termasuk terpaan dampak pandemi Covid-19.
Dari berbagai jenis properti, rumah tipe menengah tampak paling tahan akan terpaan dampak pandemi Covid-19.
Dia menunjukkan data pertumbuhan tahunan penjualan rumah 2021 daripada 2020. Per kuartal empat 2021, rumah tipe menengah tumbuh 11,26 persen. Sementara itu, rumah tipe kecil dan yang besar terkoreksi.
"Kalau pun dari segi penjualan lesu, harganya terus naik. Rata-rata peningkatan nilai 10%-15% per tahun. Sektor properti akan terus menjadi primadona, mengingat fungsinya sebagai kebutuhan dasar," ucap dia.
Perilaku Generasi Milenial
Sementara itu, Arindra Mentari Putri menyampaikan sembilan perilaku generasi milenial menurut survei Alvara Research Center pada Januari 2018.
Salah satu di antaranya, tidak harus memiliki. Artinya, selama bisa menyewa, memiliki barang bukanlan suatu keharusan bagi generasi milenial.
Padahal, properti bisa bermanfaat sebagai investasi, bukan hanya hunian. Tantangan generasi milenial, ucap Arindra, yakni fenomena Sandwich Generation.
Definisi Sandwich Generation, yakni orang dewasa yang menanggung biaya dua generasi sekaligus, orang tua beserta anaknya.
Berinvestasi merupakan pilihan solusi menghindari dari Sandwich Generation. Apalagi, berdasarkan data, hanya 5,34 persen penduduk Indonesia yang sudah memiliki dana pensiun.
Arindra menyampaikan, terdapat sejumlah karakteristik pelaku investasi, yakni agresif, moderat, konservatif. Investasi properti bisa cocok dengan karakteristik-karakteristik tersebut.
"Teman terbaik investasi merupakan waktu. Lebih cepat berinvestasi, makin baik. Dalam berinvestasi, perlu juga memperhatikan angka return yang di atas inflasi," tutur dia.
Dia menyarankan pengaturan bujet, di antarnya menyimpanan untuk investasi. Sebanyak 40% dari penghasilan untuk kebutuhan prioritas, 30 persen cicilan produk-termasuk rumah, dan kendaraan-, 20% masa depan -mencakup dana darurat, investasi, asuransi-, dan 10% zakat maupun gerakan sosial.
Advertisement