Sukses

Laba BNI Tumbuh 63,2 Persen pada Kuartal I 2022

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, pencapaian laba bersih hasilkan dari pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) yang tumbuh kuat 7,3 persen.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI kembali mempertahankan kinerja solid pada awal 2022. Hal itu seiring tren pertumbuhan ekonomi yang menguat.

Pada kuartal I 2022, BNI mencatatkan laba Rp 3,96 triliun atau tumbuh 63,2 persen secara tahunan (yoy). Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, pencapaian laba bersih hasilkan dari pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) yang tumbuh kuat 7,3 persen yoy menjadi Rp 8,5 triliun.

"Pencapaian pendapatan operasional ini bahkan menjadi yang tertinggi yang pernah dihasilkan BNI. Lebih tinggi dari pendapatan operasional sebelum pandemi,” kata dia dalam paparan publik perseroan, Selasa (26/4/2022).

Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit melalui monitoring, penanganan, dan kebijakan yang efektif membuat biaya pencadangan kredit juga turun tajam sebesar 26,1 persen yoy. Jumlah kredit yang disalurkan sepanjang kuartal 1 2022 bahkan lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi.

Indikator kinerja lainnya yang terkait dengan kualitas aset, likuiditas dan efisiensi juga semakin baik. Sehingga turut mendorong tercapainya pendapatan operasional yang lebih tinggi.

“Kami bersyukur BNI mampu mempertahankan kinerja pada awal tahun ini. Kinerja ini merupakan salah satu tanda dari pemulihan sekaligus pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada tahun ini. Ke depan BNI akan terus meningkatkan kinerja kredit dengan pertumbuhan di kisaran 7 sampai 10 persen di tahun ini,” ujar Royke.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Rincian Kinerja Kuartal I 2022

Pertumbuhan kinerja organik yang telah menghasilkan PPOP yang tertinggi di dalam kerja BNI ini dihasilkan dari fokus pada segmen berisiko sebesar 5,8 persen yoy menjadi sebesar Rp 591,68 triliun.

Net Interest Margin (NIM) yang relatif stabil di level 4,5 persen, ditopang dengan tingginya mencapai and fee Based income atau tumbuh 25,6 persen yoy sebesar Rp 4,03 triliun pada kuartal pertama 2022 .

“Kredit di segmen bisnis banking masih menjadi motor akselerasi bisnis kredit BNI. Pertumbuhan ini terutama pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 9,9 persen yoy menjadi Rp 193,2 triliun,” beber Royke.

Segmen komersial yang tumbuh 24,5 persen yoy menjadi Rp 46,1 triliun. Segmen UMKM juga tumbuh 11,8 persen yoy dengan nilai kredit Rp 98 triliun. Secara keseluruhan kredit di sektor bisnis banking tumbuh 4,8 persen yoy menjadi Rp 489,3 triliun

Pertumbuhan kredit di seluruh segmen ini sejalan dengan kondisi ekonomi nasional yang sudah mulai pulih. Sektor yang dibidik di sektor bisnis banking adalah sektor perdagangan, instruktur, industri pengolahan, bahkan pembiayaan segmen hijau terus menunjukkan kebutuhan pembiayaan besar sekaligus berkualitas

“Hal ini juga bisa menjadi motor pendorong kredit sindikasi dan penopang kredit korporasi perseroan,” imbuhnya.

 

 

3 dari 4 halaman

Restrukturisasi Kredit Membaik

Dari sisi konsumer, kredit payroll dan kredit KPR membukukan penguatan kinerja positif pada awal tahun ini dengan pertumbuhan payroll 18,8 persen yoy, dan KPR 8,4 persen yoy. Secara keseluruhan kredit konsumer tumbuh 11,4 persen yoy.

Hal itu karena merek consumer banking BNI yang terbentuk dengan baik. Sehingga mampu memberi daya saing yang sangat kuat dalam berkompetisi dengan peers untuk melayani kebutuhan pembiayaan konsumen masyarakat Perbaikan risiko kredit juga memberi dukungan peningkatan kinerja yang sangat baik pada awal 2022.

Loan at risk BNI pada kuartal I 2022 tercatat 22,1 persen atau membaik 4,8 persen yoy. Demikian juga dengan rasio kredit bermasalah atau NPL yang terus bergerak membaik 60 bps yoy ke posisi 3,5 persen dari periode tahun lalu 4,1 persen.

Restrukturisasi kredit akibat pandemi terus menunjukkan perbaikan positif. Pada awal 2022, kredit restrukturisasi covid-19 tercatat Rp 69,6 triliun. Turun dari posisi perioda yang sama tahun lalu sebesar Rp 84,3 triliun.

"Bahkan debitur terdampak pandemi mulai melakukan pembayaran. Sehingga kami optimis trend perbaikan kualitas kredit akan terus berjalan di semua segmen,” pungkasnya.

 

 

4 dari 4 halaman

BNI Bidik Pertumbuhan Kredit 10 Persen pada 2022

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI menargetkan pertumbuhan kredit hingga 10 persen pada 2022.

Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini mengatakan, target tersebut telah mempertimbangkan berbagai kondisi ekonomi terkini, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Pertumbuhan kredit berada dalam kisaran 7 sampai 10 persen, sedangkan net interest margin (NIM) kami proyeksikan di kisaran 4,6 persen sampai dengan 4,8 persen. Sedangkan dari sisi cost of credit (CoC) ini dalam kisaran 2 sampai 2,3 persen," ujar Novita dalam konferensi pers, Selasa, 15 Maret 2022.

Sejalan dengan tren pemulihan ekonomi global. Direktur Treasury dan International BNI, Henry Panjaitan menambahkan, perseroan cukup optimistis terhadap kelangsungan bisnis luar negeri BNI.

"Kami optimis potensi bisnis di luar negeri di mana kita sekarang punya 6 kantor cabang luar negeri akan lebih menjanjikan," kata Henry dalam kesempatan yang sama.

Ia menyebutkan, berdasarkan konsensus pasar global yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia ada di kisaran 4 persen pada 2022.

Di sisi lain, perseroan melihat ada beberapa potensi seperti ekspor produk Indonesia di segmen komersial, korporat dan UMKM. Di samping itu, perseroan mencatat 8 juta diaspora di seluruh dunia, dan telah merancang beberapa program. Di antaranya seperti diaspora saving, diaspora lending, diaspora remittance, dan diaspora invest.

"Ini yang kami lihat, bahwa ke depannya bisnis luar negeri akan tumbuh," kata Henry.

Adapun pertumbuhan ekspor-impor diperkirakan di kisaran 19-25 persen. Sejalan dengan itu, BNI mencanangkan volume ekspor naik dengan remittance itu juga tumbuh 10 persen pada 2022.

"Tidak lupa juga bahwa kita mempunyai program yang sangat kuat yaitu BNI Xpora yang akan mengkonekkan ekspor Indonesia baik dari sisi komersial dan UMKM yang akan hubungkan ke masyarakat diaspora Indonesia di luar negeri,” pungkasnya.