Sukses

Ditargetkan Rampung 2022, Begini Perkembangan Rights Issue Bank Amar

Bank Amar Indonesia akan meminta persetujuan pemegang saham pada RUPSLB pada 12 Mei 2022 untuk gelar rights issue.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Aksi ini dalam rangka untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum sebagaimana disyaratkan pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum (POJK No. 12/2020)

Bank Amar Indonesia akan meminta persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 12 Mei 2022 terkait aksi tersebut.

Executive Vice President Retail Banking Amar Bank, Abraham Lumban Batu mengatakan, perseroan juga tengah menjajaki investor potensial yang bakal mengeksekusi haknya pada saat rights issue, baik itu pemegang saham eksisting maupun calon pemegang saham baru.

Namun begitu, ia belum bisa menyebutkan pihak-pihak mana saja yang akan terlibat dalam rights issue Bank Amar.

“Kita tunggu konfirmasi karena terikat confidentiality. Kita jajaki dua-duanya. Mudah-mudahan tidak terlalu lama karena dari OJK juga targetnya tahun ini,” kata dia saat ditemui di Jakarta, Selasa (26/4/2022).

Sebelumnya, manajemen mengumumkan rencana rights issue, di mana perseroan akan melepas sebanyak-banaknya 20 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Seluruh dana hasil PMHMETD ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, seluruhnya akan digunakan oleh perseroan untuk memperkuat struktur permodalan dan sebagai tambahan modal kerja perseroan dalam rangka pemberian kredit kepada nasabah yang akan direalisasikan secara bertahap.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Tolaram Eksekusi Rights Issue

Sebelumnya, pemegang saham PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) yaitu Tolaram Group Inc mengeksekusi haknya dalam penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) melalui penawaran umum terbatas I atau rights issue.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (27/2/2022). Tolaram melaksanakan HMETD sebanyak 5.185.664.589 saham Bank Amar dan pemesanan tambahan sebanyak 11.003.830 saham pada 18 Februari 2022. Harga perolehan saham Rp 173 dengan jumlah saham yang diperoleh 5.196.668.419 saham. Dengan demikian, nilai pelaksanaan rights issue itu sekitar Rp 899,02 miliar.

“Tujuan dari transaksi pelaksanaan HMETD dan pemesanan tambahan Bank Amar dalam rangka penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu I (PMHMETD I) dan status kepemilikan langsung,” tulis perseroan.

Setelah transaksi tersebut, Tolaram Group mengenggam 7.607.198.419 saham atau setara 55,04 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh Bank Amar. Sebelumnya Tolaram memiliki 2.410.530.000 saham AMAR atau setara 30 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh.

 

3 dari 3 halaman

Manajemen Eksekusi Rights Issue

Selain itu, Direktur Utama Bank Amar Vishal Tulsian juga mengeksekusi haknya dalam pelaksanaan rights issue pada 22 Februari 2022. Ia memperoleh 116.852.400 saham dengan harga pelaksanaan Rp 173 per saham sehingga nilai pelaksanaan rights issue itu sekitar Rp 20,21 miliar.

"Tujuan dari transaksi pelaksanaan HMETD Bank Amar dalam rangka penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu I (PMHMETD I) dan status kepemilikan saham langsung,"

Setelah transaksi, Vishal Tulsian genggam 279.147.400 saham AMAR atau setara 2,02 persen.

Selanjutnya,Direktur PT Bank Amar Indonesia Tbk R.Eka Banyuaji juga melaksanakan right issue dengan jumlah saham yang diperoleh 2.880.000 dengan harga pelaksanaan Rp 173 per saham pada 18 Februari 2022. Nilai eksekusi rights issue itu sekitar Rp 498,24 juta. Setelah transaksi, Eka Banyuaji genggam 6.880.013 saham AMAR atau setara 0,05 persen.