Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah tajam pada perdagangan Selasa, 26 April 2022. Investor melakukan aksi jual jelang penutupan di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq merosot 3,95 persen dan mencapai level terendah baru dalam 52 minggu. Indeks Nasdaq ditutup turun ke posisi 12.490,74. Indeks Dow Jones tergelincir 809,28 poin atau 2,4 persen menjadi 33.240,18. Indeks S&P 500 susut 2,8 persen ke posisi 4.175,20.
Baca Juga
Sepanjang April 2022, indeks S&P 500 merosot 7,8 persen, indeks Nasdaq tersungkur 12,2 persen dan indeks Dow Jones lelah melemah 4,2 persen.
Advertisement
Saham teknologi memimpin penurunan pada perdagangan Selasa, 26 April 2022. Investor tidak menunggu hasil kinerja kuartal kuartal I Microsoft dan Alphabet setelah bel perdagangan lantaran khawatir seperti Netflix pada awal musim laporan keuangan.
“Risiko tidak ada dalam laba perusahaan teknologi kapitalisasi besar,” ujar Pendiri Satori Fund Dan Niles, seperti dilansir dari CNBC, Rabu (27/4/2022).
Microsoft dan Alphabet, induk usaha Google mencatat penurunan lebih dari tiga persen jelang laporan kinerja keuangan. Induk usaha Facebook Meta, Amazon, dan Apple juga melemah.
Saham Netflix turun hampir 5,5 persen dan mencapai level terendah baru. Saham Netflix merosot 35 persen dalam satu hari pada pekan lalu seiring melaporkan kehilangan pelanggan yang mengejutkan pada kuartal I 2022.
Dalam catatatan riset Wolfe Research oleh Chris Senyek menyebutkan kekuatan saham teknologi kapitalisasi besar dalam beberapa tahun terakhir kemungkinan akan meledak ketika fundamental mulai memburuk secara signifikan seiring ekonomi yang melambat.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kekhawatiran Ekonomi Global Membayangi
Kekhawatiran tentang ekonomi global membayangi. Investor khawatir tentang lonjakan COVID-19 di China. Selain itu, pejabat tinggi Rusia juga mengatakan ancaman terhadap perang nuklir. Ditambah inflasi yang tinggi di AS juga mengurangi permintaan barang untuk rumah dan sneakers.
“Ada banyak kekhawatiran pertumbuhan ekonomi. China adalah pelanggan besar untuk teknologi AS, industri semikonduktor melakukan banyak bisnis di sana, tapi ini juga menyangkut pertumbuhan di sini,” ujar Chief Investment Officer Bleakley Advisory Group, Peter Boockvar.
Tesla yang memiliki pabrik di Shanghai dan anggap China sebagai pasar utama untuk kendaraan listrikna menjadi penghambat terbesar di Nasdaq. Saham Tesla turun 12,2 persen. Saham tersebut berada di bawah tekanan karena CEO dan penirinya Elon Musk akan menutup kesepakatan yang diusulkannya untuk beli Twitter senilai USD 44 miliar.
Saham chip juga termasuk di antara penurunan teratas di Nasdaq. Saham Nvidia susut 5,6 persen dan AMD melemah 6,1 persen.
Saham siklus terkait pertumbuhan ekonomi juga tertekan. Saham 3M melemah sekitar 3 persen meski laba lebih baik dari perkiraan.
Advertisement
Gerak Saham di Wall Street
Hal ini seiring perusahaan mencatat tantangan makro ekonomi dan geopolitik ke depan. Saham UPS juga turun hampir 3,5 persen meski laba dan pendapatan melampaui harapan.
Saham General Electric dan Boeing turun pada perdagangan Selasa pekan ini. Saham GE turun 10,3 persen dan Boeing merosot 5 persen. GE memperingatkan prospen 2022 yang trennya melemah.
Saham bank juga melemah karena imbal hasil obligasi yang tergelincir. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun di bawah 2,8 persen. Saham Wells Fargo melemah 2,7 persen dan Bank of America tergelincir hampir 2,3 persen.
Penutupan Wall Street pada 25 April 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan saham Senin, 25 April 2022. Wall street menguat di tengah kenaikan saham teknologi seperti Microsoft yang naik di tengah penurunan imbal hasil obligasi.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 238,06 poin atau 0,7 persen ke posisi 34.049,46. Indeks S&P 500 menguat 0,6 persen menjadi 4.296,12. Indeks Nasdaq bertambah 1,3 persen ke posisi 13.044,85.
Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global di tengah COVID-19 di China membuat imbal hasil obligasi melemah. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melemah menjadi 2,8 persen.
Saham teknologi pun menguat seiring imbal hasil obligasi turun sehingga memberi dukungan terhadap wall street. Saham Microsoft naik 2,4 persen. Saham Alphabet induk Google juga naik hampir 2,9 persen. Saham induk Facebook Meta bertambah 1,6 persen menjelang laporan laba kuartalan pada akhir pekan ini.
Saham Twitter melonjak sekitar 5,7 persen setelah mengumumkan menerima kesepakatan pembelian miliarder Elon Musk senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 635,22 triliun (asumsi kurs Rp 14.436 per dolar AS).
“Kami memiliki fokus pada saham-saham teknologi besar pekan ini. Ini sudah oversold, jadi Anda melihat uang masuk dan digunakan kembali, ada peluang,” ujar Chief Investment Officer and Portfolio Manager Sanctuary Wealth, Jeff Kilburg dilansir dari CNBC, Selasa, 26 April 2022.
Advertisement
Pelaku Pasar Bersiap Hadapi Rilis Kinerja Keuangan
Selain itu, saham melambung setelah indeks Nasdaq jatuh pada pekan lalu. Indeks Nasdaq kini turun 19,8 persen dari posisi rekornya. Indeks S&P 500 kembali ke wilayah koreksi, susut 10,8 persen dari level tertingginya. Indeks S&P 500 dan Nasdaq turun selama tiga minggu berturut-turut.
Wall street bersiap hadapi pekan yang disibukkan dengan laporan kinerja keuangan perusahaan teknologi besar. Sekitar 160 perusahaan di S&P 500 akan melaporkan laba pekan ini. Semua mata akan tertuju pada nama-nama teknologi besar termasuk Amazon, Apple, Alphabet, Meta dan Microsoft.
Saham Coca Cola ditutup naik hampir 1,1 persen setelah perseroan melaporkan pendapatan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan.
Sementara itu, sentimen negatif berasal dari kekhawatiran perlambatan global mendorong harga minyak lebih rendah.
Harga minyak WTI melemah 3,5 persen pada awal pekan ini. Saham energi merosot. Saham Chevron turun sekitar 2,2 persen dan mencatat penurunan terbesar kedua di Dow Jones. Saham Exxon Mobil turun hampir 3,4 persen.