Sukses

Astra International Kantongi Laba Rp 6,85 Triliun pada Kuartal I 2022

PT Astra International Tbk mencatat pendapatan Rp 71,87 triliun dan laba Rp 6,85 triliun pada tiga bulan pertama 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja positif sepanjang tiga bulan pertama 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih PT Astra International.

PT Astra International Tbk mencatat pendapatan Rp 71,87 triliun pada tiga bulan pertama 2022. Pendapatan tersebut naik 39 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 51,70 triliun. Astra International mencatat laba bersih melambung 84 persen menjadi Rp 6,85 triliun pada kuartal I 2022 dari periode kuartal I 2021 sebesar Rp 3,72 triliun.

Dengan demikian, laba bersih per saham naik 84 persen menjadi Rp 169 pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 92 per saham.

Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik empat persen menjadi Rp 179,23 triliun pada kuartal I 2022 dari periode kuartal I 2021 sebesar Rp 172,05 triliun. Nilai aset bersih per saham naik 4 persen menjadi Rp 4.427 pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4.250.

Kas bersih perseroan tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 36,2 triliun pada 31 Maret 2022 dibandingkan akhir tahun 2021 sebesar Rp 30,7 triliun. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan sedikit meningkat dari Rp 39,2 triliun pada akhir 2021 menjadi Rp 39,3 triliun pada 31 Maret 2022.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto menuturkan, grup membukukan kinerja baik pada kuartal I 2022 didukung pemulihan ekonomi domestik dan harga komoditas lebih tinggi.

Ia menambahkan, meskipun situasi pandemi COVID-19 telah membaik, grup akan terus hadapi ketidakpastian dari COVID-19 dan tantangan eksternal lainnya.

“Namun demikian, didukung oleh posisi keuangannya yang kuat, grup berada pada posisi yang tepat untuk mencari peluang bisnis baru guna mendorong pertumbuhan jangka panjang berkelanjutan,” ujar dia mengutip keterangan tertulis, Rabu, 27 April 2022.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kontribusi

Adapun laba bersih grup pada kuartal I 2022 lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2021. Kontribusi dari teknologi informasi naik 1.100 persen menjadi Rp 12 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1 miliar. Hal itu dipicu peningkatan marjin operasi.

Dari sektor usaha agribisnis tercatat laba bersih yang diatribusikan kepada Astra International tumbuh 198 persen menjadi Rp 385 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 129 miliar.

PT Astra Agro Lestari Tbk mencatat laba bersih tumbuh 198 persen menjadi Rp 483 miliar. Harga minyak kelapa sawit meningkat 53 persen menjadi Rp 14.912 per kg. Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turuannya menjadi lebih rendah 15 persen menjadi 385.000 ton.

Kemudian laba bersih grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi naik 138 persen menjadi Rp 2,6 triliun. Hal itu disebabkan kontribusi lebih tinggi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan dan penambangan batu bara.

Selanjutnya kontribusi dari infrastruktur dan logistik tumbuh 181 persen menjadi Rp 118 miliar selama kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 42 miliar. Kinerja tersebut didorong bisnis jalan tol yang lebih baik.

Lalu kontribusi dari usaha otomotif naik 56 persen menjadi Rp 2,23 triliun selama tiga bulan pertama 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,43 triliun. Lalu sektor jasa keuangan sumbang laba bersih yang diatribusikan kepada Astra International naik 50 persen menajdi Rp 1,47 triliun pada kuartal I 2022 dari periode kuartal I 2021 sebesar Rp 1,43 triliun.

                                                                                                                        

3 dari 4 halaman

Garap Peluang di 5 Sektor Usaha

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) membidik peluang bisnis di lima sektor mulai dari sektor kesehatan hingga energi terbarukan.

Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan, investasi yang dilakukan Astra cukup panjang tidak hanya untuk satu tahun. Astra International mengambil 3-5 tahun yang sangat tergantung pada situasi di lapangan.

"Secara prinsip, Astra selalu terbuka kepada setiap peluang yang sesuai dengan hasil analisa kita. Ada beberapa prinsip yang kita pegang di Astra yang tentunya pertama adalah sesuai dengan values daripada Astra,” kata Djony melalui konferensi pers RUPST Astra 2022, Rabu (20/4/2022).

Kemudian kedua, Astra International bisa berkontribusi terhadap bisnis baru tersebut. Ketiga adalah bagaimana dengan kultur yang ada di perusahaan yang Astra ingin investasi atau ingin partisipasi.

Adapun, secara sektor dan sub sektor yang menjadi perhatian bagi Astra  yaitu, pertama adalah di sektor digital dan teknologi. Kemudian kedua adalah sektor jasa keuangan, karena jasa keuangan masih menyimpan satu potensi.

"Mengingat literasi keuangan yang belum mencapai tingkat seperti di negara-negara lain jika kita melihat bahwa ini masih memiliki peluang yang besar,” ujar dia.

 

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) membidik peluang bisnis di lima sektor mulai dari sektor kesehatan hingga energi terbarukan.

Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan, investasi yang dilakukan Astra cukup panjang tidak hanya untuk satu tahun. Astra International mengambil 3-5 tahun yang sangat tergantung pada situasi di lapangan.

"Secara prinsip, Astra selalu terbuka kepada setiap peluang yang sesuai dengan hasil analisa kita. Ada beberapa prinsip yang kita pegang di Astra yang tentunya pertama adalah sesuai dengan values daripada Astra,” kata Djony melalui konferensi pers RUPST Astra 2022, Rabu (20/4/2022).

Kemudian kedua, Astra International bisa berkontribusi terhadap bisnis baru tersebut. Ketiga adalah bagaimana dengan kultur yang ada di perusahaan yang Astra ingin investasi atau ingin partisipasi.

Adapun, secara sektor dan sub sektor yang menjadi perhatian bagi Astra  yaitu, pertama adalah di sektor digital dan teknologi. Kemudian kedua adalah sektor jasa keuangan, karena jasa keuangan masih menyimpan satu potensi.

"Mengingat literasi keuangan yang belum mencapai tingkat seperti di negara-negara lain jika kita melihat bahwa ini masih memiliki peluang yang besar,” ujar dia.