Sukses

Impack Pratama Industri Kantongi Pendapatan Rp 703 Miliar, Tumbuh 27 Persen pada Kuartal I 2022

PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada kuartal I 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) mengumumkan laporan keuangan kuartal I 2022. Pada periode tersbeut, perseroan mencatatkan pendapatan senilai Rp 703 miliar. Pendapatan naik 27,3 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 552 miliar.

Sejalan dengan peningkatan pendapatan, laba bersih turut naik 32,4 persen. Yakni menjadi Rp 82 miliar pada kuartal I 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 62 miliar.

Sekretaris Perusahaan PT Impack Pratama Industri Tbk, Lenggana Linggawati menyampaikan, capaian tersbeut sejalan dengan target keseluruhan tahun 2022 yang telah ditetapkan perseroan. Yakni perolehan Pendapatan sebesar Rp 2,6 triliun dan laba bersih senilai Rp 260 miliar.

"Pada kuartal I 2022, kami membukukan laba bersih senilai Rp 82 miliar, bertumbuh secara signifikan, yakni sebesar 32,4 persen dari Rp 62 miliar di kuartal I 2021. Jika disetahunkan, kami mampu kembali melampaui target laba bersih FY2022 kami yang ditetapkan sebesar Rp 260 miliar," kata Lenggana dalam keterangan resmi, Kamis (28/4/2022).

Adapun EBITDA perseroan pada kuartal I 2022 sebanyak Rp 138 miliar. Naik 21,5 persen dibanding periode yang sama di 2021 sebesar Rp 114 miliar. Rasio EBITDA terhadap bunga mengalami kenaikan dari 8,3x di kuartal I 2021 menjadi 14,4x di kuartal I 2022.

Untuk menjangkau pasar Indonesia Timur lebih luas, Distribution Centre yang berlokasi di Rungkut, Surabaya resmi beroperasi pada Maret 2022.

Sementara itu, untuk menunjang penjualan ke pasar Indonesia Timur, pabrik baru Impack Pratama Industridi Rungkut yang memproduksi atap uPVC telah mencapai angka utilisasi di kisaran 47,3 persen sejak mulai beroperasi pada November 2021.

“Selanjutnya, manajemen telah mengambil keputusan matang untuk menambah varian produk baru Perseroan berupa plafon uPV,” ungkapnya.

Bisnis plafon uPVC diyakini memiliki prospek yang cerah. Selain itu, plafon berbahan dasar uPVC memiliki beberapa keunggulan, yakni lebih tahan lama dan lentur sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi penghuni rumah, tetapi tetap menawarkan motif yang bervariatif.

Pengembangan pabrik plafon uPVC baru ini akan ditempatkan di Cikarang dan dijadwalkan akan mulai beroperasi pada Kuartal III 2022.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kinerja 2021

Sebelumnya, PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) menerbitkan laporan keuangan untuk tahun fiskal 2021. Perseroan meneruskan pencapaiannya dengan memecahkan rekor laba tertinggi sejak IPO dengan laba bersih Rp 210 miliar.

Raihan itu sejalan dengan pemenuhan komitmen Perseroan dalam menjalankan rencana lima tahun yang diberlakukan mulai 2020 untuk terus melampaui target yang ditentukan. Di samping itu, Impack Pratama Industri juga membukukan pendapatan Rp 2,2 triliun, 17,2 persen lebih tinggi dari target 2021.

Seiring dengan efisiensi operasional dan penurunan beban bunga, perolehan laba bersih melampaui 27,3 persen dari target perseroan.

"Saya meyakini bahwa salah satu faktor yang mendongkrak kenaikan Pendapatan adalah pemberlakuan work from home. Sehingga tren home improvement ini berdampak positif pada bisnis Perseroan di tengah pandemi,” ujar Direktur Utama PT Impack Pratama Industri Tbk, Haryanto Tjiptodihardjo dalam keterangan resmi, Jumat, 1 April 2022.

Untuk target tahun ini, perseroan mematok penjualan sebesar Rp 2,6 triliun dan laba bersih Rp 260 miliar. Guna mencapai target yang telah ditentukan tersebut, perseroan juga telah menyusun beberapa strategi.

Strategi tersebut, antara lain; meningkatkan pertumbuhan bisnis organik dengan membuka peluang bisnis baru dan inovasi produk, membangun Distribution Center di Surabaya untuk memperluas jaringan distribusi perseroan, khususnya dalam menyasar wilayah Indonesia di bagian Timur.

"Sebagaimana Perseroan juga aktif dalam upaya peningkatan pertumbuhan anorganik, Perseroan akan melanjutkan kegiatan akuisisi yang dinilai tepat dan memberikan sinergi yang positif,” imbuh Haryanto.

 

3 dari 4 halaman

Target 2022

Sebelumnya, PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) menargetkan pendapatan Rp 2,6 triliun dengan laba bersih Rp 260 miliar pada 2022.

“Penentuan target tersebut didasari oleh kondisi pandemi yang terkendali dan kegiatan ekonomi secara umum yang berlangsung telah membaik,” ujar Direktur Utama Impack Pratama Industri, Haryanto Tjiptodihardjo dalam keterangan resmi, Rabu, 9 Februari 2022.

Untuk mencapai target, perseroan menyiapkan sejumlah strategi. Pertama, meningkatkan pertumbuhan bisnis organik dengan membuka peluang bisnis baru dan inovasi produk baru. Pada Januari 2022, perseroan resmi mengadakan grand launching untuk produk atap uPVC dengan harga terjangkau di bawah merek LaserTuff.

Kedua, memperkuat jaringan distribusi di area timur Indonesia. Diharapkan distribution center yang berlokasi di Surabaya,  bisa segera beroperasi di akhir kuartal I ini.

Ketiga, melanjutkan rencana akuisisi baik dalam maupun di luar negeri untuk meraih sinergi dengan nilai valuasi transaksi yang wajar.Untuk mencapai strategi tersebut, perseroan mencadangkan capex sekitar Rp 180 miliar.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Perseroan sampai dengan penghujung 2021 telah mencatatkan pendapatan penjualan sebesar Rp 2,2 triliun, dengan laba bersih diprediksi bisa menembus di atas Rp 200 miliar.

"Ini merupakan tahun kedua sejak pandemi covid-19, Impack Pratama kembali mencetak angka pendapatan yang melampaui target, yaitu 15 persen lebih tinggi dari target senilai Rp 1,9 triliun serta 22 persen lebih tinggi dari pendapatan sepanjang 2020 senilai Rp 1,8 triliun,” ujar Haryanto.

Sejalan dengan itu, laba bersih perseroan diprediksi mengalami pertumbuhan signifikan secara tahunan (yoy), yakni melampai 60 persen dari tahun sebelumnya senilai Rp 125 miliar, dan melampaui 21 persen dari target yang ditentukan sebesar Rp 165 miliar.

"Perseroan senantiasa berupaya mewujudkan komitmen kepada stakeholder, dengan menerapkan prinsip keseimbangan antara perkembangan bisnis yang berkelanjutan dan neraca keuangan yang kuat," kata Haryanto.

Sebagaimana halnya pembagian dividen, perseroan akan mempertahankan kebijakan pembagian dividen di atas 30 persen dari perolehan laba bersih tahun berjalan, sebagai wujud komitmen perseroan untuk selalu memberikan nilai tambah yang optimal kepada para pemegang saham.