Liputan6.com, Jakarta Saham perusahaan teknologi China melonjak di akhir pekan, setelah Beijing memberi isyarat bahwa akan membantu industri yang tertahan dan berjanji lagi untuk meminimalkan dampak Covid-19 terhadap perekonomian.
Indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 4 persen, sedangkan Shanghai Composite naik 2,4 persen. Ini setelah media pemerintah China melaporkan bahwa para pemimpin utama negara itu telah berjanji untuk mendorong pertumbuhan negaranya.
Mereka juga berjanji untuk "mempromosikan perkembangan yang sehat" dari ekonomi internet dan "memperkenalkan langkah-langkah khusus" untuk mendukung sektor ini. Ini mengutitp pernyataan Politbiro Partai Komunis, menurut Kantor Berita Xinhua yang dikelola pemerintah.
Advertisement
Janji tersebut mengikuti tindakan keras terhadap beberapa perusahaan swasta terbesar di negara itu yang dimulai pada tahun 2020 ketika pemerintah mengerem rencana Grup Ant untuk go public pada menit terakhir.
Analis menganggap pernyataan ini sebagai tanda bahwa pemerintah dapat menghentikan serangan regulasi dramatisnya, yang telah menghantam industri mulai dari teknologi dan keuangan hingga game, hiburan, dan pendidikan swasta.
"Singkatnya, rapat Politbiro hari ini ingin meyakinkan pasar bahwa kampanye regulasi yang dimulai akhir 2020 sudah berakhir," kata analis di Macquarie Capital, melansir CNN, Sabtu (30/4/2022).
Saham teknologi naik tajam di Asia dengan Hang Seng Tech Index melonjak 10 persen di Hong Kong. Alibaba (BABA) naik lebih dari 15 persen, sementara Tencent (TCEHY) naik lebih dari 11 persen.
Pertemuan Partai Komunis terjadi ketika pembatasan ketat Covid di China telah memukul pasar saham dan mata uangnya, dan investor semakin pesimis tentang dampak penguncian pada ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Â
Beijing terguncang
Kepemimpinan China prihatin dengan perlambatan tersebut. Ini setidaknya kedua kalinya minggu ini bahwa pemimpin China telah berjanji untuk memperbaiki ekonomi.
Dalam pertemuan pada hari Selasa, Presiden Xi Jinping mengatakan bahwa negara itu akan memulai belanja infrastruktur untuk meningkatkan permintaan domestik dan mendorong pertumbuhan.
Meskipun pasar optimis, analis tetap ingin melihat kebijakan spesifik ditetapkan Pemerintah China.
"Ekonomi sedang dalam masalah, dengan pertumbuhan PDB kuartal kedua kemungkinan akan berubah negatif dari tahun ke tahun. Perubahan kebijakan makro yang signifikan diperlukan untuk membalikkan keadaan ekonomi," kata Zhiwei Zhang, Presiden dan Kepala Ekonom di Pinpoint Asset Management.
"Kami akan mengamati tindakan dari pemerintah dalam beberapa minggu ke depan dan memperbarui pandangan kami sesuai dengan itu," tambahnya.
Sejumlah bank investasi telah memangkas perkiraan mereka untuk pertumbuhan ekonomi China dalam sebulan terakhir.
Dana Moneter Internasional pekan lalu mengatakan pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi China sebear 4,4 persen tahun ini, turun dari perkiraan sebelumnya 4,8 persen.
Ini dengan melihat risiko dari kebijakan ketat nol Covid Beijing. Ini jauh di bawah perkiraan resmi China sekitar 5,5 persen.
Advertisement