Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Senin, 2 Mei 2022. Wall street terlalu khawatir tentang perlambatan ekonomi dan investor pun melakukan aksi beli saham setelah pasar tertekan.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq naik 1,63 persen ke posisi 12.536,02. Indeks S&P 500 menguat 0,57 persen menjadi 4.155,38. Indeks Dow Jones bertambah 84,29 poin atau 0,26 persen ke posisi 33.061,50.
Sesi perdagangan bergejolak setelah saham sepanjang April tertekan. Indeks Dow Jones dan S&P 500 keluar dari bulan terburuk sejak Maret 2020 ketika pandemi berlangsung.
Advertisement
Baca Juga
Indeks Nasdaq alami bulan terburuk sejak 2008.Chief Investment Officer Matrix Asset Advisors, David Katz menuturkan, pasar terlalu khawatir tentang perlambatan ekonomi dan investor harus turun tangan untuk membeli saham saat tertekan.
"Anda dapat membeli banyak bisnis hebat dengan harga yang sangat menarik. Secara historis, itu adalah waktu yang sangat tepat untuk menggunakan uang," kata Katz dilansir dari CNBC, Selasa (3/5/2022).
Namun, ahli lainnya memperingatkan kemungkinan reli jangka pendek dan menunjuk ke posisi terendah baru sebagai tanda saham masih akan tertekan.
"Sentimennya negatif, tapi kami masih belum melihat flush. Kami hampir perlu melihat setidaknya penembusan posisi terendah ini untuk melihat lebih banyak ketakutan di pasar, lebih banyak pemicu level berhenti," ujar co-CIO Truist Advisory Services, Keith Lerner.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerak Saham di Wall Street
Sementara itu, saham teknologi yang tertekan sepanjang April tetapi memimpin penguatan pada awal pekan ini.
Saham Netflix dan Meta, induk usaha Facebook masing-masing melonjak sekitar 4,8 persen dan 5,3 persen. Saham Microsoft dan induk usaha Google Alphabet masing-masing menguat lebih dari 2 persen.
Saham Apple dan Amazon ditutup naik kurang dari 1 persen setelah sebagian besar berada di wilayah negatif.
Art Cashin menuturkan, perdagangan Apple dan Amazon terutama dapat menjadi barometer langkah selanjutnya untuk pasar yang lebih luas.Saham semikonduktor dan energi menjadi kekuatan di wall street.
Saham Intel dan Chevron masing-masing naik 3,1 persen dan dua persen untuk menopang Dow Jones.Sementara itu, volatilitas di pasar obligasi kemungkinan berkontribusi pada gejolak saham.
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik di atas 3 persen untuk pertama kalinya sejak 2018.
Advertisement
Kata Analis
"Tiga persen tentu penting. Ini adalah penghalang psikologis yang membuat orang khawatir tentang apa yang akan dilakukan the Fed," ujar Matt Maley dari Miller Tabak.Pada pekan ini, investor akan mencermati pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve.
The Federal Open Market Committee akan mengeluarkan pernyataan tentang kebijakan moneter. Keputusan akan dirilis pada pukul 2 siang waktu setempat, Rabu, 4 Mei 2022. Selain itu, data ekonomi laporan pekerjaan akan dirilis pada Jumat pekan ini.
Analis Morgan Stanley Michael Wilson menuturkan, inflasi yang begitu tinggi dan pertumbuhan laba yang melambat dengan cepat, saham tidak lagi memberikan lindung nilai inflasi yang diandalkan oleh banyak investor.
Hasil laba riil cenderung mengarah pada pengembalian kinerja saham secara riil sekitar 6 bulan. "Ini menunjukkan kita memiliki penurunan yang berarti pada tingkat indeks karena investor mengetahui hal ini," kata Michael.
Wall Street Anjlok, Indeks Nasdaq Tersungkur 4 Persen Gara-Gara Saham Amazon
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Jumat, 29 April 2022.Indeks Nasdaq mencatat kinerja terburuk sejak 2008 didorong saham Amazon yang alami aksi jual.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq turun hampir 4,2 persen menjadi 12.334,64 imbas koreksi saham Amazon. Indeks S&P 500 tergelincir 3,6 persen menjadi 4.131,93. Indeks Dow Jones merosot 939,18 poin atau 2,8 persen ke posisi 32.977,21.
Indeks Nasdaq melemah ke level terendah baru pada 2022, demikian juga indeks S&P 500. Sepanjang April 2022, wall street terkoreksi seiring investor hadapi sejumlah tantangan antara lain pengetatan kebijakan moneter the Federal Reserve atau bank sentral AS, kenaikan suku bunga, inflasi, lonjakan kasus COVID-19 di China dan perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
"Dengan kenaikan suku bunga the Fed dan semua ketidakpastian yang dihadapi ekonomi global, sulit untuk bersemangat,” ujar Yung-Yu Ma dari BMO Wealth Management dilansir dari CNBC, Sabtu (30/4/2022).
Sepanjang April 2022, indeks Nasdaq turun 13,3 persen, dan mencatat kinerja bulanan terburuk sejak Oktober 2008. Indeks S&P 500 merosot 8,8 persen, dan alami bulan terburuk sejak Maret 2020. Indeks Dow Jones melemah 4,9 persen.
Sepanjang 2022, indeks S&P 500 melemah 13,3 persen. Indeks Nasdaq tergelincir 21,2 persen dan indeks Dow Jones susut 9,3 persen.
Advertisement