Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT First Media Tbk (KBLV) yaitu PT Trijaya Putra Mulia melepas saham KBLV pada Kamis, 28 April 2022 sebelum libur Lebaran 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (3/5/2022), Trijaya Putra Mulia lepas 67 juta saham First Media dengan harga penjualan Rp 225 per saham.Total nilai penjualan saham KBLV mencapai Rp 15,07 miliar.
Baca Juga
"Tujuan transaksi divestasi, status kepemilikan langsung," demikian mengutip keterbukaan informasi BEI.
Advertisement
Setelah penjualan saham tersebut, Trijaya Putra Mulia genggam 160.276.213 saham KBLV dari sebelumnya 227.276.213 saham.
Mengutip data RTI, pemegang saham KBLV per 31 Maret 2022 antara lain PT Reksa Puspita Karya sebesar 33,76 persen, PT Trijaya Putra Mulia sebesar 27,37 persen, PT Ciptadana Capital sebesar 19,67 persen dan masyarakat sebesar 19,20 persen.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 28 April 2022, saham KBLV melemah 1,8 persen ke posisi RP 218 per saham. Saham KBLV dibuka stagnan Rp 222 per saham.
Saham KBLV berada di level tertinggi Rp 230 dan terendah Rp 212 per saham. Total frekuensi perdagangan 626 kali dengan volume perdagangan 688.892. Nilai transaksi Rp 15,5 miliar.
Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona hijau menyambut libur panjang Lebaran 2022. Penguatan IHSG didukung aksi beli investor asing yang signifikan.
Pada penutupan perdagangan, IHSG naik 0,45 persen ke posisi 7.228,91. Indeks LQ45 menguat 1,04 persen ke posisi 1.085,44. Seluruh indeks acuan kompak menghijau.
Jelang libur panjang Lebaran, IHSG berada di level tertinggi 7.267,11 dan terendah 7.204,59.Sebanyak 307 saham menguat sehingga angkat IHSG. 226 saham melemah dan 162 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.492.337 kali dengan volume perdagangan 21,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 19,6 triliun. Investor asing beli saham Rp 2,25 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.455.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
XL Axiata Bakal Rampungkan Akuisisi Link Net pada Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) berencana merampungkan akuisisi Link Net pada kuartal III 2022. Link Net adalah salah satu penyedia akses internet berkecepatan tinggi yang terkemuka di Indonesia.
"Kesepakatan ini kami harapkan bisa diselesaikan pada kuartal ketiga tahun ini,” kata Direktur PT XL Axiata Tbk, Budi Pramantika dalam paparan publik perseroan, Jumat, 22 April 2022.
Akuisisi ini akan menghasilkan sinergi dalam berbagai hal. Seperti berbagi jaringan backbone dan transmisi, serta akan menciptakan peluang bagi layanan konvergensi dan potensi dari segmen korporasi.
"Aksi akuisisi tersebut merupakan langkah berikutnya untuk mewujudkan visi sebagai penyedia layanan konvergensi terdepan di Indonesia,” imbuh Budi.
Pada 27 Januari 2022, XL PT XL Axiata Tbk (EXCL), Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (AII), Asia Link Dewa (ALD), dan PT First Media Tbk (FM) teken perjanjian jual beli saham bersyarat pada 27 Januari 2022 terkait rencana akuisisi 66,03 persen saham Link Net oleh perseroan dan AII.
ALD menjual 1.017.766.198 saham yang mewakili 36,99 persen saham Link Net dan FM akan menjual 798.969.286 saham atau mewakili 29,04 persen saham Link Net kepada XL Axiata dan AII.
AII akan membeli 1.266.419.288 saham yang mewakiliki 69,71 persen dan perseroan akan membeli 550.316.196 saham yang mewakili 30,29 persen saham yang dijual atau setara dengan 20 persen saham non pengendali Link Net dan entitas anak per 30 Juni 2021.
Harga pembelian saham Link Net dan perseroan seharga Rp 4.800 per saham. Dengan demikian, pembelian saham oleh AII sebesar Rp 6,07 triliun dan XL Axiata rogoh kocek Rp 2,6 triliun. Total pembelian saham Link Net oleh AII dan XL Axiata mencapai Rp 8,72 triliun.
Advertisement
Akuisisi Saham Link Net Rp 8,72 Triliun
Sebelumnya, Axiata Investment (Indonesia Sdn Bhd dan XL Axiata caplok 66,03 persen saham Link Net dengan total nilai transaksi Rp 8,72 triliun.
PT XL Axiata Tbk (EXCL), Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (AII), Asia Link Dewa (ALD), dan PT First Media Tbk (FM) teken perjanjian jual beli saham bersyarat pada 27 Januari 2022 terkait rencana akuisisi 66,03 persen saham Link Net oleh perseroan dan AII.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/1/2022), ALD menjual 1.017.766.198 saham yang mewakili 36,99 persen saham Link Net dan FM akan menjual 798.969.286 saham atau mewakiliki 29,04 persen saham Link Net kepada XL Axiata dan AII.
Adapun AII akan membeli 1.266.419.288 saham yang mewakiliki 69,71 persen dan perseroan akan membeli 550.316.196 saham yang mewakiliki 30,29 persen saham yang dijual atau setara dengan 20 persen saham non pengendali Link Net dan entitas anak per 30 Juni 2021.
Harga pembelian saham Link Net dan perseroan seharga Rp 4.800 per saham. Dengan demikian, pembelian saham oleh AII sebesar Rp 6,07 triliun dan XL Axiata rogoh kocek Rp 2,6 triliun. Total pembelian saham Link Net oleh AII dan XL Axiata mencapai Rp 8,72 triliun.
XL Axiata menyatakan, transaksi pembelian saham Link Net ini akan memberikan nilai positif bagi seluruh pemegang saham, manajemen dan karyawan. Selain itu memberi manfaat terhadap industri telekomunikasi di Indonesia secara lebih luas.
“Kepemilikan saham di Link Net diharapkan dapat membantu perseroan menangkap peluang broadband yang ada di Indonesia,” tulis perseroan.
Bakal Genjot Pelanggan
Perseroan juga yakin transaksi tersebut dapat membantu perseroan untuk menarik lebih banyak pelanggan dan memberikan layanan yang lebih baik.
Adapun perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi antara Linknet, ALD dan FM. Sedangkan hubungan afiliasi antara perseroan dan AII seiring AII pemegang saham pengendali perseroan genggam 61,16 persen saham dalam perseroan.
Penilai independent RSR pun memberikan pendapat wajar terhadap transaksi tersebut dengan mempertimbangkan analisis kewajaran atas rencana transaksi yang dilakukan meliputi analisis kualitatif dan analisis kuantatif.
“Sebagai akibat dari transaksi afiliasi, perseroan akan menjadi pemegang saham sebesar 20 persen saham non kendali Linknet dan entitas, akan tetapi pengendalian atas Linknet akan dipegang oleh AII sebagai pemilik mayoritas saham di Linknet,” tulis perseroan.
Pengendalian mayoritas oleh AII atas Perseroan dan Linknet akan secara umum memberikan kemudahan untuk memutuskan langkah-langkah strategis pada level Perseroan dan Linknet setelah penyelesaian transaksi, dengan tetap berpedoman pada peraturan perundangundangan yang berlaku.
Advertisement