Sukses

Dian Swastatika Sentosa Melalui Stanmore Selesaikan Akuisisi Tambang di Australia

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) melalui SMC telah efektif memiliki 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd, pemilik 80 persen saham BHP Mitsui Coal.

Liputan6.com, Jakarta - PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melalui entitas tidak langsung Stanmore Resources Limited (Stanmore) menyelesaikan pengambilalihan 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd pada Selasa, 3 Mei 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/5/2022), perseroan mengumumkan Stanmore melalui Stanmore SMC Holdings Pty Ltd (SMC) telah merampungkan rencana transaksi pengambilalihan atau akuisisi 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd.

Hal ini juga merujuk pada keterbukaan informasi perseroan pada 21 Februari 2022, 16 Maret 2022 dan 30 Maret 2022.

"Pengambilalihan ini didanai antara lain dengan dana kas internal Stanmore setelah penawaran penerbitan hak pro-rata saham biasa Stanmore dan penarikan fasilitas pembiayaan pengambilalihan senilai USD 625 juta," tulis Sekretaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, Susan Chandra dalam keterbukaan informasi BEI.

Perseroan menyatakan dengan penyelesaian transaksi pengambilalihan ini, Stanmore melalui SMC telah efektif memiliki 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd yang merupakan pemilik 80 persen saham BHP Mitsui Coal Pty Ltd.

"Pengambilalihan ini diharapkan dapat memberikan nilai tambang jangka panjang bagi seluruh pemegang saham perseroan," tulis Susan.

Pada 21 Februari 2022, Dian Swastatika Sentosa mengumumkan pengambilalihan saham Dampier dari BHP oleh SMC, entitas anak GEAR dengan harga pembelian hingga USD 1,35 miliar.

Pendanaan untuk rencana pengambilalihan salah satunya berasal dari penerimaan fasilitas pembiayaan akuisisi sebesar USD 625 juta oleh SMC dari sindikasi lembaga pembiayaan.

Adapun pendanaan untuk pengambilalihan saham tersebut melalui kombinasi dari penawaran hak pro-rata saham biasa Stanmore, yang ketentuannya akan diawasi oleh komite direksi independen Stanmore hingga USD 600 juta, fasilitas pembiayaan akuisisi USD 625 juta dan pendanaan internal.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Alasan Akuisisi

Perseroan menyatakan pengambilalihan saham Dampier ini untuk memperkuat posisi perseroan sebagai pemain dalam bisnis batu bara metalurgi di Asia dan Oseania yang dapat memberikan dampak positif bagi pemegang saham perseroan.

BMC memiliki aset batu bara metalurgi yang berlokasi di Queensland, Australia yang terdiri dari tambang South Walker Creed dan Poitrel dengan produksi gabungan sekitar 10 juta ton per tahun dan total cadangan 171 juta ton. Ini termasuk proyek batu bara Wards Well yang belum dikembangkan.

Aset tersebut terletak di dekat aset Stanmore yang saat ini telah ada, yang akan meningkatkan operasio kegiatan bisnis utama Stanmore di sektor pertambangan batu bara metalurgi.

"Hal ini sejalan dengan strategi investasi Stanmore untuk memperluas operasi yang ada dan memaksimalkan sinergi geografis dari infrastruktur yang ada," tulis perseroan.

Dengan demikian, perseroan dan Stanmore berharap rencana pengambilalihan ini akan meningkatkan produksi, total cadangan, rata-rata tertimbang umur tambang, dan arus kas Stanmore secara material.

"Kehadiran aset BMC juga akan diversifikasi produk dan pembeli ke dalam portofolio Stanmore dan meningkatkan keberadaan Stanmore dalam pasar dengan pertumbuhan utama seperti India," tulis perseroan.

 

3 dari 4 halaman

Bidik Usaha Energi Tenaga Panas Bumi

Sebelumnya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) masuk bidang pengusahaan tenaga panas bumi dengan mendirikan entitas anak perseroan. Hal ini dinilai sebagai langkah awal di kegiatan usaha energi terbarukan.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (22/2/2022), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk melalui PT Daya Sukses Makmur Sentosa, entitas anak tidak langsung perseroan mendirikan PT Daya Mas Geopatra Energi (DMGE) pada 18 Februari 2022. DMGE akan bertindak sebagai perusahaan holding dengan modal disetor dan ditempatkan sebesar Rp 1,1 miliar.

Pada hari yang sama, DMGE mendirikan PT Daya Mas Geopatra Pangrango dengan kegiatan usaha di bidang pengusahaan tenaga panas bumi dengan modal disetor dan ditempatkan Rp 1 miliar.

DSSA berharap kegiatan usaha di bidang tenaga panas bumi ini memberikan nilai lebih bagi perseroan ke depan.

“Pendirian entitas anak perseroan saat ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap kondisi keuangan perseroan. Namun, diharapkan dapat menjadi langkah awal perseroan dalam menjajaki bisnis pengusahaan tenaga panas bumi yang dapat memberikan nilai lebih bagi perseroan di masa yang akan datang,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, Susan Chandra.

4 dari 4 halaman

Bakal Stock Split

Sebelumnya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) akan memecah nilai nominal saham atau stock split. Langkah stock split ini untuk meningkatkan likuiditas saham perseroan.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/11/2021), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk akan stock split dengan rasio 1:10.

Dengan demikian nilai nominal saham menjadi Rp 25 per saham. Sebelum stock split nilai nominal saham Rp 250 per saham. Jumlah saham perseroan setelah stock split menjadi 7.705.523.200 saham dari sebelumnya 770.552.320.

“Stock split ini diharapkan dapat meningkatkan minat investor untuk membeli saham perseroan, meningkatkan jumlah pemegang saham perseroan, meningkatkan likuiditas saham perseroan dan mendukung pertumbuhan nilai perseroan,” tulis manajemen PT Dian Swastatika Sentosa Tbk dalam keterbukaan informasi BEI.

Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham untuk melakukan stock split dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 Desember 2021.

Pada penutupan perdagangan Senin, 15 November 2021, saham DSSA turun 0,25 persen ke posisi Rp 50.275 per saham. Saham DSSA alami koreksi 125 poin ke posisi Rp 50.275 per saham.

Saham DSSA sempat berada di level tertinggi Rp 50.275 dan terendah Rp 50.275 per saham dengan total frekuensi perdagangan satu kali. Nilai transaksi Rp 5 juta.