Sukses

Top 3: Aksi Beli Investor Asing Sentuh Rp 72,16 Triliun Sepanjang 2022

Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Kamis, 5 Mei 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Aliran dana asing diprediksi masih akan terus masuk ke pasar modal Indonesia. Hal tersebut didukung harga komoditas yang akan berdampak positif untuk Indonesia.

Jelang libur Lebaran 2022, aksi beli investor asing tercatat Rp 2,38 triliun pada Kamis, 28 April 2022. Pada periode 25-28 April 2022, aksi beli investor asing mencapai Rp 25,38 triliun.

Adapun sepanjang 2022, aksi beli investor asing mencapai Rp 72,16 triliun.Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,45 persen ke posisi 7.228,91. Kenaikan IHSG tersebut mendorong kinerja IHSG tumbuh 9,84 persen secara year to date (ytd). 9,84 persen.

Pertumbuhan kinerja IHSG pun berada di posisi pertama di Asia dan Asia Pasifik. Demikian mengutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 4 Mei 2022.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Hariyanto Wijaya menuturkan, aksi beli investor asing masih akan terus berlanjut pada 2022. Hal ini seiring ekonomi Amerika Serikat yang melambat.Artikel aksi beli investor asing sentuh Rp 72,15 triliun sepanjang 2022 menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham?

Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum Kamis, (5/5/2022):

1.Aksi Beli Investor Asing Sentuh Rp 72,16 Triliun Sepanjang 2022

Aliran dana asing diprediksi masih akan terus masuk ke pasar modal Indonesia. Hal tersebut didukung harga komoditas yang akan berdampak positif untuk Indonesia.

Jelang libur Lebaran 2022, aksi beli investor asing tercatat Rp 2,38 triliun pada Kamis, 28 April 2022. Pada periode 25-28 April 2022, aksi beli investor asing mencapai Rp 25,38 triliun.

Berita selengkapnya baca di sini

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

2.Wall Street Lanjutkan Penguatan Jelang Pengumuman The Fed

Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada perdagangan Selasa, 3 Mei 2022. Hal ini seiring investor menantikan keputusan penting bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 0,48 persen menjadi 4.175,48. Indeks Dow Jones bertambah 67,29 poin atau 0,20 persen ke posisi 33.128,79. Indeks Nasdaq naik 0,22 persen menjadi 12.563,76.Wall street yang menguat pada Selasa pekan ini melanjutkan reli pada sesi perdagangan sebelumnya.

"Untuk pertama kalinya dalam beberapa hari, penjual tampak kelelahan, dan pelaku short selling sedikit gugup dari pada beli," tulis Adam Crisafulli dari Vital Knowledge dalam sebuah catatan kepada klien dilansir dari CNBC, Rabu, 4 Mei 2022.

Sebagian besar pelaku pasar di wall street mengharapkan bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin pada pekan ini. Sementara itu, sejumlah investor percaya harapan pengetatan moneter yang agresif dari bank sentral sudah diperhitungkan ke pasar.

 

Berita selengkapnya baca di sini

3 dari 3 halaman

3.Bursa Asia Melemah, Saham Alibaba Merosot 3 Persen

Bursa saham Asia Pasifik lebih rendah pada Rabu karena investor masih melihat ke depan untuk keputusan suku bunga Federal Reserve AS yang diharapkan nanti di Amerika Serikat.

Dilansir dari CNBC, Rabu, 4 Mei 2022, Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup 1,1 persen lebih rendah pada 20.869,52. Saham perusahaan teknologi China yang terdaftar di kota itu turun, dengan Tencent dan Alibaba masing-masing turun 3,05 persen dan 3,74 persen. Indeks Hang Seng Tech juga turun 3,29 persen menjadi 4.264,91.

Di tempat lain, Kospi Korea Selatan turun 0,11 persen ditutup pada 2.677,57 sementara S&P/ASX 200 di Australia turun 0,16 persen hari ini menjadi 7.304,70. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,42 persen. Pasar di Jepang dan China daratan ditutup pada Rabu untuk liburan.

Federal Reserve AS diperkirakan menaikkan suku bunga pada untuk kedua kalinya sejak 2018. Bank sentral juga diperkirakan akan meluncurkan program untuk mengurangi kepemilikan obligasi sebesar USD 95 miliar atau sekitar Rp 1,3 kuadriliun (asumsi kurs Rp 14.440 per dolar AS) mulai Juni.

Berita selengkapnya baca di sini