Sukses

Rights Issue, YELO Terima Uang Muka Rp 737 Miliar dari Pengendali

PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) akan gelar RUPSLB pada Juni 2022 untuk minta restu pemegang saham gelar rights issue.

Liputan6.com, Jakarta - PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PM-HMETD) atau rights issue.

Dalam aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 15,3 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

PT Artalindo Semesta Nusantara (ASN) selaku pemegang saham utama dan pengendali Yelooo Integra Datanet akan melakukan penyetoran uang muka setoran modal sebanyak-banyaknya Rp 737,12 miliar dan mengkonversikannya menjadi saham perseroan dengan melaksanakan HMETD 6,7 miliar saham.

“Uang muka setoran modal oleh pemegang saham pengendali diperlukan untuk memenuhi keperluan dana yang cepat dan murah dalam mendapatkan proyek sewa fiber optic dengan cepat dan terbatas di jalur kereta api,” ungkap manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi bursa, ditulis Sabtu (14/5/2022).

Jumlah tersebut akan dialokasikan sebagai pinjaman kepada PT Telemedia Komunikasi Pratama (TKP) selaku entitas anak dari perseroan. TKP lantas akan menggunakan dana tersebut untuk pembayaran deposit atau jaminan aset berupa jaringan kabel serat optik (fiber optic) kepada PT GEmilang Lintang Nusantara (GLN).

Deposit atau uang jaminan sewa yang dibayarkan oleh TKP dimaksudkan untuk mendapatkan harga yang lebih murah dibandingkan harga pasar dan memberikan kepastian sewa dalam jangka panjang.

Dengan mendapatkan sewa fiber optic dengan harga yang kompetitif, hal ini dapat mensinergikan dengan usaha perseroan yang telah ada yakni penjualan data konektivitas internasional dan nasional. Ditambah dengan peluang usaha dalam sektor informasi dan komunikasi yang masih terbuka lebar.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Alasan Rights Issue

Perseroan yakin transaksi ini dapat memberikan pertumbuhan usaha yang baik dan optimal bagi perseroan.

Selain itu, penambahan modal dengan memberikan HMETD diharapkan menambah jumlah saham di pasar dan akan meningkatkan likuiditas saham di Perseroan.

Rights issue dilaksanakan segera setelah perseroan memperoleh persetujuan dari RUPSLB yang akan diselenggarakan pada 21 Juni 2022 dan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas pernyataan pendaftaran perseroan sehubungan dengan PMHMETD ini.

Pemegang Saham Perseroan yang tidak melaksanakan HMETD miliknya dan tidak mengambil porsinya atas saham baru dapat terdilusi sebesar maksimum 77,79 persen.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 13 Mei 2022, saham YELO melemah 5,56 persen ke posisi Rp 85 per saham. Saham YELO berada di level tertinggi Rp 91 dan terendah Rp 84 per saham. Total volume perdagangan 24.408.100 saham. Nilai transaksi Rp 2,1 miliar. Total frekuensi perdaganan 1.948 kali.

3 dari 4 halaman

Kinerja 2021

Sebelumnya, Perusahaan teknologi di bidang jasa penyedia alat teknologi komunikasi dan layanan konektivitas, PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) membukukan laba bersih Rp 14,7 miliar pada 2021. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 1,6 miliar.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Yelooo Integra Datanet Wewy Susanto melalui siaran persnya, yang diterima Liputan6.com, Senin, 4 April 2022.

Perolehan laba bersih tersebut dihasilkan dari meningkatnya pendapatan perseroan 212,5 persen menjadi Rp 500 miliar dari sebesar Rp 160 miliar. Kenaikan pendapatan Yelooo Integra Datanet tersebut bersumber dari penjualan paket data di pasar domestik dari anak usaha PT Abdi Harapan Unggul (AHU) yang di akuisisi Perseroan pada akhir 2021.

Pada 2021, pendapatan dari Digital Product atau Paket Data tercatat sebesar Rp499,3 miliar, naik siginifikan sebesar 212 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp159,9 miliar.

 

4 dari 4 halaman

Ekspansi

Sepanjang tahun lalu, YELO terus melakukan ekspansi bisnis dan layanan, salah satunya mengakuisisi PT Abdi Harapan Unggul (AHU). Laba kotor Perseroan pada 2021 tercatat naik 13 kali lipat menjadi sebesar Rp15,5 miliar dari laba kotor di tahun 2020 sebesar Rp1,1 miliar.

"Langkah akuisisi ini berhasil memberikan kontribusi positif kepada YELO, sehingga mampu membalikkan keadaan dari sebelumnya rugi di tahun 2020, menjadi laba pada tahun 2021," kata Wewy.

Untuk mempertahankan kinerjanya tetap positif, YELO terus melakukan percepatan ekspansi layanan internet cepat dan terjangkau.

Langkah tersebut merupakan bagian dari transformasi YELO di 2022 sebagai digital ISP (Internet Service Provider) berbasis kabel fiber optic yang menyediakan internet cepat dengan harga terjangkau ke seluruh pelosok desa yang terbentang sepanjang Jawa.

"Melalui layanan terbaru dengan nama Viberlink, kami optimis dapat menghasilkan kinerja yang baik hingga akhir tahun 2022," kata Wewy.