Liputan6.com, Jakarta - PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengaku belum memiliki rencana akuisisi maupun strategi pertumbuhan anorganik lainnya dalam waktu dekat.
Meski begitu, Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk, Haryanto Adikoesoemo mengatakan perseroan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan akuisisi jika ada kesempatan dan momentum yang tepat.
Baca Juga
"Sementara ini kita belum ada. Tapi tidak menutup kemungkinan di kemudian hari akuisisi, dilihat dari kite punya posisi debt to equity yang cukup kuat, equity yang besar,” kata dia dalam webinar Indonesia Investment Education, ditulis Minggu (15/5/2022).
Advertisement
Di sisi lain, Haryanto mengatakan perseroan memiliki jaringan yang cukup bagus dalam supply chain di Indonesia. Sehingga tidak menutup kemungkinan jika ada bisnis-bisnis yang bisa bersinergi dan memanfaatkan infrastruktur logistik AKR Corporindo, maka bisa konsolidasikan.
“Tapi saat ini kami masih belum ada rencana untuk akuisisi perusahaan lain. Sementara menunggu kesempatan pun, pertumbuhan organik kami cukup baik,” imbuhnya.
Sepanjang kuartal I 2022, AKRA mencatatkan pendapatan yang melesat 98 persen menjadi Rp 10,13 triliun dari sebelumnya Rp 5,11 triliun pada periode yang sama pada 2021.
Raihan tersebut turut mengerek laba bersih menjadi Rp 428 miliar atau naik 40 persen ada kuartal I 2022, dibanding Rp 305 miliar pada kuartal I 2021. Perseroan menargetkan pertumbuhan laba hingga 35 persen untuk tahun ini. Besaran tersbeut setara Rp 1,5 triliun.
Dalam perhitungannya, jika sampai akhir tahun ini target tersebut tercapai, perusahaan telah mencatatkan pertumbuhan laba 100 persen dalam 3 tahun terakhir.
Pada 2018 tercatat laba bersih perseroan sebesar Rp 717 miliar. “Ini juga merupakan organic growth yang cukup tinggi meski tanpa akuisisi. Diharapkan kalau ada kesempatan akuisisi ini akna mengcoplimen organic growth kami,” ujar dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Buka 350 SPBU pada 2028
Sebelumnya, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menargetkan pembukaan 350 SPBU pada 2028. Direktur & Sekretaris Perusahaan AKR Corporindo, Suresh Vembu mengatakan, Indonesia sebagai negara yang memiliki populasi sekitar 265 juta jiwa hanya memiliki sekitar 8 ribu SPBU.
Sebagai perbandingan, Suresh mengungkapkan Thailand memiliki 25 ribu SPBU dan Malaysia lebih dari 15 ribu SPBU. Sehingga peluang untuk membuka lebih banyak SPBU di Indonesia masih besar.
“Ada prospek untuk buka banyak PB lagi dengan fuel dengan oktan tinggi.Rencana kita dalam 10 tahun dari 2018 mencapai 350 pb di Indonesia,” kata dia dalam webinar Indonesia Investment Education, ditulis Minggu (15/5/2022).
Secara khusus, untuk tahun ini perseroan berencana membuka 45 SPBU baru yang tersebar di seluruh Indonesia. “Kita mau buka antara 30-50 SPBU tiap tahun di beberapa daerah,” imbuh Suresh.
Informasi saja, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan BP Global telah membentuk perusahaan joint venture (JV) bernama PT Aneka Petroindo Raya yang beroperasi dengan nama “BP AKR Fuels Retail”.
Usaha patungan ini dijalankan untuk mengembangkan dan menawarkan proposisi konsumen yang berbeda yang memanfaatkan kemampuan dan keahlian BP dan AKR di pasar ritel Indonesia yang sedang berkembang.
Strategi JV ini difokuskan untuk memberikan penawaran yang kuat dan berbeda yang dibangun di sekitar bahan bakar, pelumas, dan kenyamanan berkualitas tinggi bagi pelanggan di pasar yang berkembang di seluruh dunia.
Dengan kerja sama joint venture ini, AKR dan BP berharap dapat memenuhi permintaan bahan bakar di Indonesia yang terus meningkat dan memberikan kenyamanan yang unggul, serta memberikan nilai positif bagi konsumen Indonesia.
Advertisement
AKR Corporindo Bidik Laba Bersih Naik hingga 35 Persen pada 2022
Sebelumnya, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menargetkan pertumbuhan laba hingga 35 persen pada 2022. Besaran tersebut setara Rp 1,5 triliun.
Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk, Haryanto Adikoesoemo cukup optimistis dengan prospek perseroan pada 2022. Hal itu didukung raihan hingga kuartal I 2022, AKR Corporindo mampu membukukan laba bersih yang naik 40 persen yoy menjadi Rp 428 miliar.
“Tahun ini prospek pertumbuhan kami bisa terefleksi di kuartal I , dan ke depan kami masih yakin untuk bisa tumbuh double digit karena posisi kompetitif yang kami miliki,” kata Haryanto dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu, 14 Mei 2022.
Dalam perhitungannya, jika sampai akhir tahun ini target tersebut tercapai, perusahaan telah mencatatkan pertumbuhan laba 100 persen dalam 3 tahun terakhir. Pada 2018 tercatat laba bersih perseroan sebesar Rp 717 miliar.
Pada saat bersamaan, Direktur & Sekretaris Perusahaan AKR Corporindo, Suresh Vembu menerangkan target tahun ini telah mengalami penyesuaian, dari semula yang hanya ditargetkan tumbuh sekitar 17 persen atau Rp 1,3 triliun.
“Tahun ini kita mau naikkan lagi hingga Rp 1,5 triliun atau naik lebih dari 30 persen tahun ini,” kata dia.
Suresh memaparkan, keyakinan itu merujuk pada permintaan yang kuat dari sektor pertambangan, bersamaan dengan pemulihan ekonomi yang lebih luas. Serta prospek yang kuat untuk kuartal II 2022.
Selain itu, perseroan juga mencermati harga yang sangat menguntungkan dari minyak, bahan kimia dan komoditas. Tak ketinggalan, Suresh juga mencatat penjualan tanah yang signifikan pada pertengahan 2022.
Kinerja 2021
Sebelumnya, laba bersih perusaahaan distribusi BBM dan kimia dasar serta penyedia solusi logistik dan rantai pasokan, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik 20 persen menjadi Rp 1,11 triliun pada 2021, dibanding sebelumnya Rp 925 miliar pada 2020.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo melalui siaran persnya yang diterima Liputan6.com, Selasa, 22 Maret 2022.
Laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh Purwantoro, Sungkoro & Surja Ernst & Young dengan opini wajar ke Bursa Efek Indonesia. Pertumbuhan laba bersih tersebut sedikit lebih rendah dibanding pertumbuhan laba bersih AKRA pada 2020 yang mencapai 30 persen.
Pertumbuhan laba bersih AKR Corporindo tersebut dihasilkan dari pertumbuhan pendapatan AKR Corporindo selama 2021 sebesar 45 persen menjadi Rp 25,71 triliun, dibanding sebelumnya Rp 17,72 triliun pada 2020.
Peningkatan pendapatan tersebut dihasilkan dari pertumbuhan volume perdagangan dan distribusi, dan juga sejalan dengan kenaikan harga jual BBM dan bahan kimia dasar yang didistribusikan.
“Tahun 2021 juga ditandai dengan kenaikan harga minyak dan bahan kimia, kondisi geopolitik yang sedang berlangsung juga telah mengakibatkan volatilitas yang sangat tinggi pada harga Energi dan kimia. AKRA terus memberikan kinerja yang positif di tengah masa-masa yang sulit, ini membuktikan ketahanan dari model bisnis AKRA," kata dia.
Advertisement
Kontribusi Kinerja
Kawasan industri dan pelabuhan terintegrasi terbesar di Indonesia – JIIPE, juga turut berkontribusi pada pertumbuhan laba selama 2021.
Pendapatan JIIPE tumbuh sebesar 68 persen menjadi sebesar Rp 535 miliar didorong oleh peningkatan penjualan lahan dan perjanjian sewa dari proyek smelter Freeport; JIIPE yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus kini dapat menawarkan berbagai insentif fiskal maupun non-fiskal yang menarik bagi para investor.
Dengan integrasi Pelabuhan laut dalam dan tersedianya akses transportasi multi moda, JIIPE menjadi pilihan investasi dari investor domestik dan asing.
Meski beban pokok pendapatan dan beban usaha meningkat, AKRA mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 1,44 triliun di 2021 dibanding sebelumnya sebesar Rp 1,25 triliun. Pada 2021, laba per saham AKRA meningkat sebesar 20,57 persen menjadi sebesar Rp 56,32 per saham, dibanding sebelumnya sebesar Rp 46,71 per saham.
Bahkan neraca perseroan tercatat semakin menguat dengan total aset Rp 23,51 triliun dan saldo kas sebesar Rp 2,6 triliun per 31 Desember 2021. Total liabilitas AKRA tercatat sebesar Rp 12,21 triliun dan ekuitas Rp 11,29 triliun.
Selanjutnya, AKR Corporindo juga melaporkan pengurangan signifikan dalam pinjamannya selama tahun 2021 sehingga Net gearingnya berkurang menjadi 0,02X.
Perseroan juga menghasilkan arus kas operasi bersih yang kuat mencapai Rp 2,94 triliun. Kas ini juga digunakan untuk mengurangi pinjaman dan mendanai investasi modal yang sedang berjalan serta menjaga pembayaran dividen yang tinggi kepada para pemegang saham.