Liputan6.com, Jakarta - PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) mencatat penurunan pendapatan dan rugi bersih meningkat sepanjang kuartal I 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (16/5/2022), PT Bank KB Bukopin Tbk mencatat pendapatan bunga dan syariah turun 6,5 persen menjadi Rp 1,01 triliun pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,08 triliun.
Sementara itu, perseroan mencatat kenaikan rugi operasional dari Rp 215,88 miliar pada kuartal I 2021 menjadi Rp 1,66 triliun pada kuartal I 2022. Perseroan mencatat rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang melonjak menjadi Rp 1,31 triliun selama tiga bulan pertama 2022.
Advertisement
Baca Juga
Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan mencatat rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 167,11 miliar. Dengan demikian, perseroan mencatat rugi per saham menjadi Rp 19 pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5.
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) mencatat aset Rp 81,03 triliun pada 31 Maret 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 89,21 triliun.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 13 Mei 2022, saham BBKP naik 4,57 persen ke posisi Rp 206 per saham. Saham BBKP berada di level tertinggi Rp 210 dan terendah Rp 198 per saham. Total volume perdagangan 168.623.458. Nilai transaksi Rp 34,6 miliar. Total frekuensi perdagangan 4.646 kali.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Direktur Utama Bank KB Bukopin Chang Su Choi Mengundurkan Diri
Sebelumnya, PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) mengumumkan pengunduran diri Direktur Utama perseroan Chang Su Choi.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Perusahaan PT Bank KB Bukopin Tbk, Slamet H Pradhana dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Pada tanggal 26 April 2022 perseroan telah menerima surat perihal pengunduran diri Bapak Chang Su Choi selaku Direktur Utama perseroan tertanggal 25 April 2022,” kata Slamet, ditulis Rabu, 27 April 2022.
Permohonan pengunduran diri tersebut akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham perseroan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Slamet mengatakan, pengunduran diri Direktur Utama perseroan ini tidak mengganggu operasional. Kegiatan usaha dan operasional perseroan tetap berjalan dengan normal sebagaimana biasa.
Sebelum menjadi direktur utama Bank KB Bukopin, Chang Su Choi menjabat sebagai Senior Managing Director Global Business KB Kookmin Bank dan KB Kookmin Bank Senior Managing Director. Ia juga pernah menjabat sebagai Komisaris PT Bank KB Bukopin Tbk. Ia diangkat menjadi Direktur Utama Bank KB Bukopin pada Juni 2021.
Advertisement
Ekspansi Perseroan
KB Bukopin memang gencar melakukan ekspansi ke berbagai sektor bisnis. Pada segmen retail KB Bukopin akan membangun ekosistem nasabah mass affluent untuk hubungan jangka panjang dengan beragam layanan produk ritel dan memanfaatkan digital banking.
Pada segmen SME, KB Bukopin akan menyediakan end to end business model yang berbasis risiko. Pada segmen korporasi KB Bukopin akan mengoptimalkan peluang bisnis baru dengan memanfaatkan jaringan bisnis Indo-Korea (Korean Desk) melalui perusahaan besar sebagai anchor company untuk membangun ekosistem value chain and supply chain.
Hal menarik mengenai bisnis Indo-Korean yaitu terjalinnya kerja sama di bidang ekonomi dan bisnis antara Indonesia dan Korea Selatan semakin optimal dengan dukungan layanan keuangan yang mumpuni. KB Bukopin yang didukung ultimate shareholder KB Financial Group bersama-sama melakukan inisiasi bisnis melalui Korean Link Business.
Catatan terakhir, terdapat 51 Perusahaan Korea yang telah bergabung dalam Korean Link Business yang diluncurkan Perseroan pada kuartal I 2022. 44 di antaranya dalam penghimpunan dana (funding) dan 7 lainnya dalam penyaluran kredit (lending) dan trade finance.
Kinerja 2021
Sebelumnya, PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) menekan rugi bersih sepanjang 2021. Pada periode itu, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut menjadi Rp 2,28 triliun, dari sebelumnya Rp 3,25 triliun pada 2020.
Sepanjang 2021, Bank KB Bukopin mencatatkan pendapatan bunga dan syariah Rp 4,22 triliun, turun 20,5 persen dibandingkan 2020 sebesar Rp 5,31 triliun.
Pada periode tersebut, perseroan berhasil menekan beban bunga dan syariah menjadi Rp 3,4 triliun pada 2021 dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 4,71 triliun. Sehingga pendapatan bunga dan syariah mampu tumbuh 39,76 persen menjadi Rp 829,52 miliar dari Rp 593,52 miliar pada 2020.
Bank KB Bukopin juga mencatatkan total pendapatan operasional lainnya sebesar Rp 151,16 miliar, turun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,03 triliun.
Pada saat bersamaan, perseroan mencatatkan keuntungan transaksi mata uang asing Rp 107,115 miliar dari sebelumnya yang rugi Rp 108,27 miliar. Serta pemulihan estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi Rp 24m97 miliar dari sebelumnya yang minus Rp 29,69 miliar.
Sementara beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan tercatat minus 1,05 triliun dari sebelumnya minus Rp 2,62 triliun. Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non-keuangan membengkak menjadi minus Rp 95,6 miliar dari sebelumnya minus Rp 14,72 miliar.
Lalu kerugian dari perubahan nilai wajar aset keuangan di 2021 tercatat sebesar Rp 12,68 miliar dari tahun sebelumnya Rp 226 juta. Beban operasional lainnya umum dan administrasi tercatat naik tipis menjadi Rp 1,86 triliun dari sebelumnya Rp 1m78 triliun.
Beban untuk gaji dan tunjangan karyawan naik menjadi Rp 1,1 triliun dari sebelumnya Rp 872 miliar. Serta premi program penjaminan pemerintah Rp 79,54 miliar dari sebelumnya Rp 144,3 miliar. Berdasarkan rincian itu, perseroan mencatatkan rugi operasional sebesar Rp 3,09 triliun di 2021. Lebih kecil dibandingkan posisi akhir Desember 2020 yang tercatat minus Rp 3,95 triliun.
Setelah dikurangi pajak, Bank KB Bukopin mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp 2,3 triliun, turun dibanding posisi akhir Desember 2020 yang rugi Rp 3,26 triliun.
Dari sisi aset hingga Desember 2021 tercatat sebesar 82,21 triliun, naik dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 79,94 triliun. Liabilitas naik dari Rp 71,47 triliun pada 2020 menjadi Rp 76 triliun di 2021. Serta ekuitas naik menjadi Rp 13,2 triliun dari Rp 8,5 triliun pada 2020.
Advertisement