Sukses

IHSG Berpeluang Naik, Cermati Saham Pilihan Ini

Sentimen IHSG masih dari global antara lain konflik Rusia-Ukraina, harga komoditas dunia dan ancaman perlambatan ekonomi global.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat terbatas pada perdagangan Rabu (18/5/2022). IHSG menguat akan dipicu aliran dana investor asing dan setelah rilis data ekonomi.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menuturkan, kenaikan yang dialami pergerakan IHSG masih bersifat teknikal. Ia menilai, masih minim sentimen yang dapat mendorong kenaikan IHSG turut pengaruhi IHSG dalam jangka pendek.

"IIHSG masih akan bergerak sideways, namun setelah rilis data ekonomi yang menunjukkan kondisi perekonomian berada dalam keadaan stabil serta masih tercatatnya capital inflow secara ytd dapat menjadi penunjang bagi pergerakan IHSG,” kata dia.

Ia menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan kisaran 6.541-6.702 pada Rabu pekan ini.

Sementara itu, pemerintah mengumumkan pelonggaran pemakaian masker di ruang terbuka dinilai belum berdampak untuk IHSG. Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, kebijakan baru dari Jokowi terkait pemakaian masker tidak akan terlalu berdampak signifikan.

“Karena saham yang berkaitan dengan kesehatan kapitalisasi nya tidak terlalu besar,” kata Cheryl.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, hal tersebut menjadi salah satu katalis positif IHSG karena ekonomi dapat makin berjalan. Namun, dampaknya tidak terlalu signifikan.

"Pelonggaran masker pun dengan syarat di tempat umum yang tidak ramai dan masih berlaku di tempat tertutup dan angkutan umum,” ujar dia.

Herditya mengatakan, hal yang perlu diperhatikan kasus COVID-19 akan tetap melandai atau kembali meningkat.

Herditya menilai,  sentimen IHSG masih dari global antara lain konflik Rusia-Ukraina, harga komoditas dunia dan ancaman perlambatan ekonomi global.

Sedangkan Cheryl menuturkan, pelaku pasar menantikan pidato Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell terkait proyeksi ekonomi, inflasi dan normalisasi kebijakan moneter pada Juni 2022.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Prediksi IHSG dan Saham Pilihan

Cheryl perkirakan, IHSG berpotensi menguat terbatas di kisaran support 6.600 dan resistance 6.700 pada Rabu, 18 Mei 2022.

Sedangkan Herditya prediksi , IHSG menguat dengan rentang kisaran 6.630-6.750. Christine menuturkan, IHSG akan bergerak di kisaran support 6.600 dan resistance 6.710.

Untuk saham yang dapat dicermati pelaku pasar, ia memilih saham ritel antara lain PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI), dan PT Ace Hardware Tbk (ACES).

Sedangkan Cheryl memilih saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan strategi hold. Sedangkan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), Cheryl merekomendasikan beli.

 

3 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 17 Mei 2022

Sebelumnya,  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan Selasa (17/5/2022) meski penguatan terbatas. Penguatan IHSG juga didukung aksi beli investor asing.

IHSG menghijau ini juga didukung data ekonomi yaitu neraca perdagangan catat surplus signifikan pada April 2022. Pada penutupan perdagangan, IHSG menguat 0,70 persen ke posisi 6.644,46. Indeks LQ45 naik 0,82 persen ke posisi 1.004,12. Seluruh indeks acuan kompak menghijau.

Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG kembali tembus posisi 6.700. IHSG berada di posisi tertinggi 6.703,05 dan terendah 6.574,13. Sebanyak 317 saham menguat sehingga angkat IHSG. 223 saham melemah dan 156 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.475.498 kali dengan volume perdagangan 26 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 16,7 triliun. Investor asing beli saham Rp 169,59 miliar di seluruh pasar.  Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.602.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau yang dipimpin indeks sektor saham energi. Indeks sektor saham energi melambung 3,34 persen. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic menanjak 1,13 persen dan indeks sektor saham IDXsiklikal menguat 1,09 persen.

Sedangkan indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 0,89 persen dan indeks sektor saham IDXtechno melemah 0,12 persen.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) mengalami surplus berturut-turut selama 2 tahun terakhir. Per April 2022, NPI mencetak surplus sebesar USD 7,56 miliar.

"Jadi (neraca perdagangan) surplus kita cukup tinggi dan ini beruntun selama 24 bulan (2 tahun)," kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa, 17 Mei 2022.

Margo menuturkan, surplus NPI bulan April 2022 terbesar disumbang sektor non migas. Antara lain dari lemak dan minyak hewan atau nabati, kemudian disusul bahan bakar mineral.

Adapun negara penyumpang surplus terbesar yakni Amerika Serikat (AS), India dan Filipina. NPI Indonesia dengan AS mengalami surplus sebesar USD 1,6 miliar. Komoditas penyumbang utamanya dari pakaian dan aksesorisnya, atau rajutan dan alas kaki.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG masih sejalan bursa Asia yang juga bergerak menguat meski bursa Amerika Serikat bervariasi.

“Penguatan IHSG juga karena lagging periode atas pergerakan bursa global yang menguat kemarin saat global menguat,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Adapun rilis neraca perdagangan April 2022 yang surplus, Herditya menilai, hal tersebut juga menjadi salah satu pendorong oleh tingginya ekspor sektor tambang. Hal ini karena harga komoditas dunia yang menguat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.