Liputan6.com, Jakarta - PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) akan membeli kembali (buyback) saham selama tiga bulan terhitung mulai 20 Mei-19 Agustus 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (20/5/2022), PT Erajaya Swasembada Tbk siapkan dana sebanyak-banyaknya Rp 319 miliar untuk buyback saham.
Baca Juga
Perseroan menyatakan buyback saham yang dilakukan sesuai dengan SEOJK Nomor 3/SEOJK.04/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20 persen dari modal disetor. Hal ini dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor perseroan.
Advertisement
Biaya buyback Rp 319 miliar akan berasal dari kas internal perseroan, dan tidak termasuk biaya pembelian kembali saham, komisi pedagang perantara serta biaya lain berkaitan dengan buyback saham.
"Pembelian saham kembali perseroan akan dilakukan pada harga yang dianggap baik dan wajar oleh direksi perseroan, sesuai dengan regulasi yang berlaku,” tulis perseroan.
Dalam rangka pelaksanaan buyback tersebut, perseroan telah menunjuk PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia untuk buyback saham pada 20 Mei-19 Agustus 2022. Pembelian kembali saham dilakukan melalui perdagangan di BEI.
Adapun buyback saham dilakukan dengan merujuk kondisi perdagangan saham di BEI sejak awal 2020 sampai dengan ditetapkannya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini mengalami tekanan yang signifikan yang diindikasikan dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 18,46 persen. Selain itu, kondisi perekonomian regional dan global yang mengalami tekanan dan pelambatan antara lain disebabkan wabah COVID-19.
Perseroan meyakini buyback saham tidak mempengaruhi kondisi keuangan perseroan karena sampai dengan saat ini, perseroan mempunyai modal yang memadai untuk membiayai kegiatan usaha perseroan.
Setelah berakhirnya periode pembelian kembali saham, perseroan dapat mengalihkan atas saham hasil pembelian kembali dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku terutama POJK Nomor 2/POJK.04/2013.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 20 Mei 2022, saham ERAA menguat 2,23 persen ke posisi Rp 505 per saham. Saham ERAA dibuka stagnan di posisi Rp 494 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.690 kali dengan volume perdagangan 536.716. Nilai transaksi Rp 26,9 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja 2021
Sebelumnya, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatat kinerja positif sepanjang 2021. Hal ini ditunjukkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih selama 2021.
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatat laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,01 triliun. Laba tersebut tumbuh 65,4 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 612 miliar.
Pertumbuhan laba bersih tersebut tersebut ditopang dari penjualan selama 2021. Penjualan naik 27,4 persen menjadi Rp 43,5 triliun jika dibandingkan 2020 sebesar Rp 34,1 triliun.
Pertumbuhan penjualan tersebut disumbangkan dari penjualan telepon seluler dan tablet mencapai 79 persen pada 2021, realisasi ini meningkat dari posisi 2020 sebesar 76,3 persen. Kemudian diikuti penjualan aksesoris dan lainnya mencapai 8,5 persen pada 2021. Kontribusi penjualan aksesoris ini juga naik dari posisi 2020 sebesar 7,4 persen.
Sementara itu, kontribusi penjualan voucher merosot dari 11,7 persen pada 2020 menjadi 8 persen pada 2021. Selain itu, penjualan komputer dan alat elektronik lainnya susut menjadi 4,4 persen pada 2021 dari periode 2020 sebesar 4,5 persen. Demikian mengutip dari presentasi perseroan, Kamis (19/5/2022).
Beban pokok penjualan tumbuh 25,91 persen dari Rp 30,70 triliun pada 2020 menjadi Rp 38,66 triliun. Perseroan mencatat laba bruto Rp 4,80 triliun pada 2021.
Laba bruto Erajaya Swasembada naik 40,93 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,41 triliun. Perseroan membukukan pertumbuhan margin kotor dari 10 persen pada 2020 menjadi 11,1 persen pada 2021.
Advertisement
Laba dan Aset
Perseroan membukukan beban penjualan dan distribusi naik 46,35 persen menjadi Rp 2,15 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,47 triliun. Beban umum dan administrasi bertambah 7,8 persen menjadi Rp 1,16 triliun pada 2021 dari 2020 sebesar Rp 1,07 triliun.
Perseroan pun meraih laba usaha Rp 1,65 triliun sepanjang 2021. Laba usaha tersebut tumbuh 50,40 persen dari periode 2020 sebesar Rp 1,10 triliun. Dengan melihat kondisi itu, perseroan meraih laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 64 pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 38.
Total ekuitas naik 13,61 persen menjadi Rp 6,46 triliun pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 5,68 triliun. Total liabilitas perseroan merosot 11,10 persen menjadi Rp 4,90 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,52 triliun. Aset naik 1,43 persen menjadi Rp 11,37 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,21 triliun.
Gerai Baru pada 2021
Kinerja positif Erajaya Swasembada sepanjang 2021 tersebut juga tak lepas dari ekspansi yang dilakukan perseroan. Perseroan ekspansi gerai di kota tier 2 dan tiga di Indonesia.
Di tengah kondisi pandemi COVID-19, perseroan menambah 289 gerai pada 2021.Adapun tambahan gerai baru yang terbanyak pada kuartal III 2021 dengan tambahan 116 gerai. Kemudian pada kuartal IV 2021 ada sebanyak 91 gerai. Lalu kuartal II 2021 ada tambahan 46 gerai dan kuartal I 2021 sebanyak 36 gerai.
Hingga 31 Desember 2021, Erajaya telah memiliki gerai ritel sebanyak 1.218 toko dengan 88 titik distribusi. Perseroan juga bekerja sama dengan lebih dari 66.000 reseller di Indonesia, Malaysia dan Singapura.
Untuk meraih pelanggan, perseroan juga menerapkan sejumlah strategi antara lain melalui mobile selling lewat e-catalog produk dan whatsapp. Selain itu, perseroan menerapkan EraXpress dengan layanan pengiriman langsung dalam tiga jam.
Perseroan juga memiliki saluran distribusi lewat click and pick-up untuk layani permintaan produk konsumen melalui saluran online dari toko terdekat. Perseroan juga menawarkan virtual exhibition untuk memperkuat hubungan dengan pelanggan.
Perseroan juga memperluas saluran pemasaran melalui e-commerce antara lain di Shopee, Tokopedia, dan Blibli. Tak hanya itu, perseroan juga memperkuat kampanye di media sosial dengan memiliki 1,7 juta pengikut.
Advertisement