Sukses

Depo Bangunan Siapkan Rp 80 Miliar untuk Buka Dua Gerai pada 2022

PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) akan memakai dana IPO untuk belanja modal 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 80 miliar pada 2022. Belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk pembukaan dua gerai baru Depo Bangunan di Bekasi dan Medan.

"Tahun 2022 kami merencanakan pembukaan dua toko. Toko pertama sudah dirilis di bulan Februari, ada di Pondok Gede, termasuk Kabupaten Bekasi," kata Direktur Utama Depo Bangunan, Kambiyanto Kettin dalam paparan publik usai RUPST perseroan, Senin (23/5/2022).

Adapun untuk gerai yang di Medan, Kambiyanto mengatakan perkembangannya saat ini tengah memasuki tahap negosiasi. Gerai ini ditargetkan dapat beroperasi pada akhir 2022.

"Tanggal persis nanti akan ditentukan kemudian, tentunya kami akan berusaha secepat-cepatnya," imbuhnya.

Kambiyanto menuturkan, gerai tersebut akan dioperasikan di atas lahan sewa. Hal itu mempertimbangkan dari sisi biaya yang lebih murah keimbang harus membeli tanah dan membuat banguan di atasnya.

"Depo sebulannya lebih banyak kalau membeli tempat. Itu akan lebih tinggi, bisa mencapai Rp 100 miliar. Kalau kontrak tempat-tempat yang akan disewakan itu juga masih bervariasi.Itu bisa berkisar sekitar Rp 60-80 miliar, tergantung besar dan kondisi setempat,” kata dia.

Adapun belanja modal tahun ini berasal dari dana IPO perseroan. perseroan berhasil menghimpun total dana sebesar Rp 487,75 miliar. Jumlah itu telah digunakan sebesar Rp 312,05 miliar.

Rinciannya, untuk belanja modal Rp 10,71 miliar, pelunasan pinjaman sebesar Rp 41,091 miliar, investasi perusahaan anak Rp 201,4 miliar dan modal kerja sebesar Rp 58,86 miliar.  Sehingga dana hasil IPO masih tersisa Rp 175,7 miliar.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Tebar Dividen 2021

Sebelumnya, pemegang saham PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 35 miliar. Angka tersebut setara 39,42 persen dari total laba bersih perseroan pada 2021 yang sebesar Rp 88,79 miliar.

"Dari laba bersih tahun buku 2021, akan dibagikan dividen sebesar Rp 35 miliar, sesuai dengan ketentuan pasal 20 ayat 1 Anggaran Dasar Perseroan," kata Direktur PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk, Erwan Irawan Noer dalam paparan publik usai RUPST perseroan, Senin (23/5/2022).

Selain dibagikan sebagai dividen, laba tahun buku 2021 sebesar Rp 8 miliar akan dialokasikan sebagai dana cadangan dan sisanya dimasukkan sebagai laba ditahan perseroan. Selain penggunaan laba bersih tahun buku 2021, RUPST perseroan juga mengesahkan penggunaan dana IPO yang telah dialokasikan sesuai dengan prospektus.

Pada IPO tahun lalu, perseroan berhasil menghimpun total dana sebesar Rp 487,75 miliar. Jumlah itu telah digunakan sebesar Rp 312,05 miliar. Sehingga dana hasil IPO masih tersisa Rp 175,7 miliar.

"Rinciannya, untuk belanja modal Rp 10,71 miliar, pelunasan pinjaman sebesar Rp 41,091 miliar, investasi perusahaan anak Rp 201,4 miliar dan modal kerja sebesar Rp 58,86 miliar,” papar Erwan.

Pada RUPST tersebut, perseroan menyetujui pengangkatan Piphop Vasanaarchasakul sebagai Komisaris dan menambah anggota Direksi baru dengan mengangkat Pathama Sirikul sebagai direktur.

Dengan demikian susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan teranyar adalah sebagai berikut: Komisaris Utama: Hermanto Tanoko

Komisaris: Budyanto Totong

Komisaris: Rita Lijanto

Komisaris: Piphop Vasanaarchasakul

Komisaris Independen: Drs Herbudianto

Komisaris Independen: Henryanto Komala

Direksi

Direktur Utama : Kambiyanto Kettin

Direktur: Johnny Liyanto

Direktur: Erwan Irawan Noer

Direktur: Caroline Agustina Kettin

Direktur: Amanda Grace Kettin

Direktur: Pathama Sirikul 

3 dari 4 halaman

Caturkarda Depo Bangunan Kantongi Laba Rp 88,08 Miliar pada 2021

Sebelumnya, PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) mencatatkan kinerja kurang apik pada tahun lalu. Sepanjang 2021, laba Caturkarda Depo Bangunan turun menjadi Rp 88,08 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp 100,83 miliar.

Penurunan laba perseroan sejalan dengan turunnya penjualan bersih sepanjang 2021 yang tercatat sebesar Rp 2,3 triliun. Raihan itu turun 4,66 persen dibandingkan penjualan 2020 sebesar Rp 2,4 triliun. Sementara beban penjualan tercatat berhasil mengalami sedikit penurunan menjadi Rp 1,91 triliun dari Rp 1,98 triliun pada 2002.

Dengan demikian, laba bruto perseroan tercatat sebesar Rp 415,29 miliar. Turun dibanding tahun sebelumnya Rp 457,67 miliar.

Sepanjang 2021, perseroan mencatatkan beban penjualan Rp 244,36 miliar. Beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 68,54 miliar. PAda periode yangs ama, pendapatan keuangan tercatat seebesar Rp 2,85 miliar, beban keuangan Rp 6,35 miliar dan pendapatan lain-lain Rp 14,12 miliar.

 

4 dari 4 halaman

Rincian Laba

Dari rincian tersebut, diperoleh laba sebelum beban pajak penghasilan sebesar Rp 113,01 miliar. Turun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 138,99 miliar. Setelah dikurangi pajak, laba tahun berjalan sepanjang 2021 tercatat sebesar Rp 88,79 miliar. Turun 15,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 105,33 miliar.

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 12,64 persen menjadi Rp 88,08 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp 100,83 miliar.

Laba per saham dasar Rp 15,01 dari sebelumnya Rp 17,59. Aset perseroan hingga Desember 2021 tercatat sebesar Rp 1,7 triliun, naik dibandingkan posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 1,2 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 1,1 triliun dan aset tidak lancar Rp 591 miliar.

Liabilitas hingga akhir 2021 tercatat turun dari Rp 624,03 miliar menjadi Rp 592,07 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 473,04 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 119,02 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan akhir Desember 2021 tercatat sebesar Rp 1,1 triliun. Naik sekitar dua kali lipat dibandingkan posisi akhir 2020 sebesar Rp 578,07 miliar.