Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan Rabu (25/5/2022). Sentimen bursa saham global dan regional bayangi IHSG.
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, kenaikan yang terjadi dalam pola gerak IHSG pada saat ini masih bersifat teknikal rebound. Sedangkan sentimen dari pergerakan bursa saham global dan regional masih turut membayangi pola gerak IHSG ke depan.
Baca Juga
"Selama IHSG belum mampu ditutup di atas level resistance level terdekat maka pergerakan IHSG dalam pekan pendek ini terlihat masih berpotensi mengalami tekanan, sehingga investor masih dapat memanfaatkan momentum fluktuaktif harga untuk melakukan trading harian,” ujar dia.
Advertisement
Ia prediksi, IHSG bergerak di kisaran 6.854-6.978 pada Rabu pekan ini.
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG masih mencoba menguji level resistance di 6.972 setelah IHSG menguat 1,1 persen ke posisi 6.914 pada Selasa, 24 Mei 2022.
“Kami perkirakan, apabila IHSG belum mampu untuk menguat di atas 6.972, maka posisi IHSG saat ini sedang berada di awal wave (v) pada label hitam,dan akan mengarah ke 6.686-6.795 terlebih dahulu untuk level koreksinya,” ujar dia.
Ia menambahkan, kabar baiknya, koreksi IHSG akan relatif terbatas dan mampu break resistance untuk membentuk akhir dari wave B ke area 7.032.
Ia prediksi, level support IHSG di 6.760,6.620 dan resistance 6.972,7.120.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saham Pilihan dan Rekomendasi Teknikal
Untuk saham pilihan yang dapat dicermati pelaku pasar, Herditya memilih saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Sedangkan William memilih saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP). Selain itu, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).
Berikut rekomendasi teknikalnya:
1.PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) - Buy on Weakness (1.695)
Saham PGAS ditutup menguat cukup signifikan, sebesar 9 persen di level 1.695 pada perdagangan Selasa, 24 Mei 2022, penguatan saham PGAS pun diiringi oleh tekanan beli yang besar.
“Kami memperkirakan, posisi PGAS saat ini sedang berada di wave 3 dari wave (C), sehingga pun terkoreksi akan relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali,” ujar dia.
Buy on Weakness: 1.615-1.665
Target Price: 1.720, 1.760
Stoploss: below 1.600
Advertisement
Rekomendasi Teknikal
2.PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) - Buy on Weakness (2.400)
Saham ADMR ditutup menguat 3,4 persen ke level 2,400 pada perdagangan Selasa, 24 Mei 2022.
“Selama ADMR tidak terkoreksi ke bawah 2.250 sebagai supportnya, maka kami perkirakan ADMR sedang berada di awal wave [c] dari wave B dan berpeluang melanjutkan penguatannya,” tutur dia.
Buy on Weakness: 2.340-2.400
Target Price: 2.520, 2.750
Stoploss: below 2.250
3.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) - Spec Buy (7.925)
Pada perdagangan Selasa, 24 Mei 2022, saham BMRI ditutup menguat 0,6 persen ke level 7.925, tetapi penguatan saham BMRI tertahan oleh MA20.
“Kami memperkirakan, selama BMRI tidak terkoreksi ke bawah 7.800 sebagai supportnya, maka posisi BMRI saat ini sedang berada di awal wave [c] dari wave B,” kata dia.
Spec Buy: 7.850-7.925
Target Price: 8.250, 8.400
Stoploss: below 7.800
4.PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) - Buy on Weakness (4.810)
Saham UNVR ditutup terkoreksi 1,4 persen ke level 4.810 pada perdagangan Selasa, 24 Mei 2022.
“Kami memperkirakan, selama UNVR belum mampu untuk break resistance di 5,130, maka saat ini posisi UNVR sedang membentuk wave (iv) dari wave [c]. Hal tersebut berarti, UNVR masih rawan koreksi dan dapat dimanfaatkan untuk BoW,” ujar dia.
Buy on Weakness: 4.420-4.670
Target Price: 5.100, 5.300
Stoploss: below 4.340
Penutupan IHSG pada 24 Mei 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau di tengah pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan pertahankan suku bunga acuan 3,5 persen pada Selasa (24/5/2022).
Pada penutupan perdagangan, IHSG menguat 1,07 persen ke posisi 6.914,14. Indeks LQ45 naik 1,33 persen ke posisi 1.015,93. Seluruh indeks acuan kompak menghijau. Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di posisi tertinggi 6.914,66 dan terendah 6.822,14. Sebanyak 272 saham menguat dan 261 saham melemah. 162 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.404.719 kali dengan volume perdagangan 22,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 16,4 triliun. Investor asing jual saham Rp 59,41 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.703.
Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXtechno melemah 1,15 persen dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal susut 0,03 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXtransporasi melonjak 6,42 persen dan pimpin penguatan.
Diikuti indeks sektor saham IDXenergy menguat 2,23 persen, indeks sektor saham IDXbasic bertambah 1,87 persen dan indeks sektor saham IDXindustry bertambah 1,35 persen.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate atau BI7DRRR di level 3,50 persen pada April 2022.
Keputusan itu diambil setelah bank sentral menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Senin hingga Selasa, atau 23 hingga 24 Mei 2022.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23 sampai 24 Mei 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRRR sebesar 3,50 persen," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam video konferensi Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI - Mei 2022, Selasa, 24 Mei 2022.
Selain suku bunga acuan, bank sentral pun kembali menahan suku bunga deposite facility tetap sebesar 2,75 persen. Keputusan yang sama juga berlaku pada suku bunga lending facility tetap di level 4,25 persen.
Advertisement