Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Aksi tersebut akan digelar pada awal semester II 2022.
SVP Corporate Secretary Waskita Karya Novianto Ari Nugroho mengatakan, aksi ini akan digelar usai perseroan merampungkan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) anak usahanya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).
Baca Juga
"Perkiraan dimulai Juli 2022 karena kita fokus pada penyelesaian PKPU dulu. PKPU ini menjadi semacam salah satu syarat agar kita bisa melaksanakan rights issue," ucap Novianto di Jakarta, ditulis (26/5/2022).
Advertisement
PKPU WSBP ditargetkan selesai pada Juni 2022. Melalui aksi ini, perseroan membidik dana segar sebesar Rp 1 triliun. Hal ini dilakukan menyusul disetujuinya rencana penyertaan modal negara (PMN) oleh pemerintah kepada perseroan.
"Jadi dari PMN Rp 3 triliun, terus dana publik lewat rights issue Rp 1 triliun," imbuhnya.
Adapun pada 2022, Waskita Karya membidik kontrak baru hingga Rp 30 triliun. Selain itu, perseroan akan menyelesaikan proyek tertunda, melanjutkan restrukturisasi secara grup dan melanjutkan strategic partnership dengan para investor, termasuk INA untuk melakukan asset recycling.
Dengan dukungan Pemerintah melalui PMN, perseroan juga akan fokus menyelesaikan konstruksi jalan tol hingga titik tertentu, yang akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan jalan tol dan juga akan mempermudah proses strategic partnership dengan para calon investor.
Sementara dengan aset recycling yang sangat membantu penurunan kerugian Perseroan ini, diharapkan ke depannya Perseroan dapat mencatatkan kinerja positif.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Garap Proyek di Sudan Selatan
Sebelumnya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan terlibat dalam proyek pembangunan jalan di Sudan Selatan.
Direktur Operasi III PT Waskita Karya Tbk, Gunadi mengatakan, proyek sepanjang 1.000 km diperkirakan bernilai sekitar Rp 21—25 triliun dan ditargetkan rampung pada 2027.
"Proyek jalan di Sudan Selatan ini 1.000 km, budgeting sekitar Rp 21-25 triliun dan dikerjakan selama 5 tahun," kata Gunadi dalam Company Update PT Waskita Karya Tbk di Jakarta, Rabu, 25 Mei 2022.
Gunadi menuturkan, jalan yang akan dibangun berbentuk simpang empat yang masing-masing memiliki panjang sekitar 250 km. Menariknya, proyek ini dibayar menggunakan konversi minyak mentah yang dijual ke Pertamina.
Dana hasil transaksi Sudan Selatan dan Pertamina dicatatkan dalam escrow account atau rekening bersama sebelum masuk sebagai pendapatan Waskita Karya.
"Dana pembayaran minyak mentah produksi Sudan Selatan ini kemudian disimpan ke escrow account. Nah escrow ini yang men-deliver ke Waskita," ujar dia.
Finalisasi kontrak proyek ini diharapkan rampung akhir Mei 2022, sehingga diperkirakan Waskita mulai menerima dana proyek Sudan Selatan mulai Juli 2022.
Sebelumnya, salah satu entitas anak Waskita Karya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menyampaikan keterlibatannya dalam proyek jalan di Sudan Selatan. Sekretaris Perusahaan PT Waskita Beton Precast, Fandy Dewanto mengatakan, proyek ini akan mulai digarap pada akhir kuartal II.
"Kalau enggak ada halangan, akhir triwulan II atau awal triwulan III," kata dia.
Fandy menuturkan, waktu pengerjaan pada dasarnya menyesuaikan pembayaran awal atau uang muka. Sehingga jika cair lebih cepat, maka perseroan juga akan lebih cepat melakukan eksekusi. Selain Sudan Selatan, perseroan juga berencana mengepakkan sayap ke beberapa negara lain bersama perusahaan induk.
Advertisement
Kontrak Baru
Sebelumnya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berhasil membukukan Nilai Kontrak Baru (NKB) sebesar Rp 5,68 triliun sampai dengan Maret 2022, atau meningkat 395,87 persen YoY dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 1,14 triliun.
Jika dibandingkan dengan level pre Covid-19, Perseroan berhasil membukukan kenaikan NKB sebesar 3,30 kali lipat.
Adapun rincian peroleh NKB tersebut berasal dari proyek Swasta sebesar 74,38 perse, Pemerintah sebesar 18,61 persen, dan Pengembangan Bisnis anak usaha Perseroan sebesar 7,01 persen.
Berdasarkan segmentasi tipe proyek, NKB tersebut terdiri dari segmen konektivitas Infrastruktur sebesar 88,45 persen, anak usaha Perseroan sebesar 7,01 persen, gedung sebesar 3,31 persen, EPC sebesar 0,75 persen, dan segmen Sumber Daya Air (SDA) sebesar 0,49 persen.
Direktur Utama Perseroan, Destiawan Soewardjono menjelaskan beberapa proyek dengan kontribusi terbesar sampai dengan Maret 2022 adalah proyek 1000 KM Road Upgrading - South Sudan Oil for Infrastructure sebesar Rp4,15 triliun.
Kemudian Jalan Nasional (Road & Bridge) Kabupaten Blitar sebesar Rp 218,29 miliar, Perolehan kontrak baru melalui anak usaha Perseroan Waskita Beton Precast pada bulan Maret 2022 sebesar Rp 195,86 miliar, Pembangunan Stasiun Medan tahap II sebesar Rp 139,07 miliar, dan Penataan Kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebesar Rp 134,81 miliar.
“Berbekal pelaksanaan implementasi strategi 8 Streams Penyehatan Keuangan Waskita dan dukungan penuh dari Pemerintah, pada tahun ini Perseroan dapat fokus menjalankan bisnis operasionalnya dan optimis mencapai target NKB tahun 2022 hingga Rp 30 triliun,” ujar Destiawan dalam keterangan tertulis, Kamis, 14 April 2022.
Selanjutnya
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perseroan, Taufik Hendra Kusuma menambahkan Perseroan telah mendapatkan persetujuan pra-efektif OJK untuk melaksanakan penawaran awal obligasi dan sukuk dengan penjaminan Pemerintah sebesar Rp 3,83 triliun.
Penawaran awal obligasi dan sukuk itu nantinya akan digunakan untuk refinancing dan modal kerja Perseroan.
Penerbitan obligasi dan sukuk tersebut memiliki rating "idAAA(gg)" dengan tenor 5 dan 7 tahun serta ditawarkan dengan periode bookbuilding pada 12 sampai 19 April 2022.
“Obligasi dan sukuk dengan penjaminan Pemerintah ini merupakan bentuk konkret dukungan Pemerintah terhadap upaya perbaikan kinerja Waskita," pungkas Taufik.
Advertisement