Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI menyetujui perubahan anggaran dasar perseroan. Yakni terkait langkah pemerintah untuk memasukkan saham Seri A Dwiwarna ke BSI.
Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Jumat, 27 Mei 2022.
Baca Juga
Saham Seri A Dwiwarna ini merupakan saham khusus Negara Republik Indonesia yang memberikan hak istimewa pada pemegang saham, di antaranya menyetujui persetujuan rapat umum pemegang saham serta menyetujui perubahan permodalan perusahaan.
Advertisement
"Kami berharap adanya saham Dwiwarna ini semakin memperkuat BSI untuk menjadi motor bagi kemajuan industri keuangan syariah nasional,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Jumat (27/5/2022) dikutip dari keterangan tertulis.
Sepanjang kuartal I 2022, BSI mencatat penyaluran pembiayaan sebesar Rp 177,51 triliun, tumbuh 11,59 persen yoy.
Dengan komposisi pembiayaan konsumer tumbuh 20,73 persen, pembiayaan mikro tumbuh 22,42 persen, dan gadai emas tumbuh 8,96 persen. Adapun untuk pembiayaan keuangan berkelanjutan, per Maret 2022, BSI telah menyalurkan sebesar Rp 55,96 triliun, atau sekitar 31 persen dari total portofolio pembiayaan perusahaan.
Tak hanya itu, BSI juga berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah nasional. Salah satunya melalui strategi transformasi digital.
"BSI akan secara aktif melakukan transformasi digital untuk memenuhi kebutuhan layanan dan transaksi keuangan nasabah. Salah satunya melalui pengembangan mobile banking, di mana kami tengah menyiapkan super apps,” pungkasnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tebar Dividen 2021
Sebelumnya, pemegang saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menyetujui pembagian dividen tunai Rp 757 miliar. Besaran dividen tunai itu setara 25 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2021.
Selain itu, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BSI yang digelar Jumat, 27 Mei 2022, juga menetapkan 20 persen laba bersih perseroan tahun buku 202 sebagai cadangan wajib perseroan. Sisanya sebanyak 55 persen dari laba bersih tahun lalu dialokasikan sebagai laba ditahan.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, sepanjang tahun lalu pada tahun pertama sejak merger pada 1 Februari 2021, BSI mampu menunjukkan kinerja yang solid dengan membukukan laba bersih sebesar Rp3,02 triliun, naik 38,45 persen secara year on year (yoy).
“Atas dasar pencapaian kinerja yang solid di tahun lalu, BSI memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar 25 persen atau senilai Rp757 miliar. Adapun sebesar 20 persen disisihkan sebagai cadangan wajib dan sisanya sebesar 55 persen dialokasikan sebagai laba ditahan," ujar Hery, Jumat, 27 Mei 2022.
Adapun dividen yang akan dibagikan ini sekurang-kurangnya ekuivalen dengan Rp 18,41 per lembar saham. Hery menambahkan bahwa pemberian dividen payout ratio sebesar 25 persen tersebut mempertimbangkan komitmen BSI untuk terus memberi nilai kepada shareholder dan menghadirkan value kepada stakeholder melalui rencana ekspansi bisnis ke depan.
"Keputusan tersebut juga mengindikasikan dukungan yang kuat dari pemegang saham kepada manajemen untuk mengakselerasi rencana ekspansi bisnis perusahaan,” imbuh Hery.
Advertisement
Kinerja 2021
Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat kinerja positif pada tahun pertama sejak merger pada Februari 2021. Bank Syariah Indonesia meraih laba bersih Rp 3,03 triliun atau naik 38,42 persen secara year on year (YoY).
Perolehan kinerja positif tersebut seiring konsistensi BSI membangun pondasi, transformasi digital dan pengembangan ekosistem halal di Indonesia
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi menuturkan, pihaknya akan terus berkomitmen menjaga kinerja yang terus bertumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.
“Kami akan terus fokus menumbuhkan bisnis syariah yang berkelanjutan dan sehat, mengedepankan fee based dan akselerasi digital, serta membangun pondasi yang kokoh untuk pengembangan ekosistem halal di Indonesia dan kancah global,” ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 2 Februari 2022.
Ia menambahkan, pembukaan kantor representatif BSI Di Dubai pada awal 2022 akan menjadi kado istimewa dan hub bagi perbankan syariah nasional.
Hery menuturkan, kinerja BSI yang gemilang pada tahun pertamanya disokong oleh pembiayaan yang tumbuh dan sehat di semua segmen yaitu konsumer, korporasi, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), gadai emas hingga kartu pembiayaan.
Perseroan pun mampu mengoptimalkan penghimpunan dana murah. Kinerja apik itu tak lepas pula dari akselerasi digitalisasi yang dilakukan perseroan.
Total Penyaluran Pembiayaan
Hery menuturkan, total penyaluran pembiayaan mencapai Rp171,29 triliun atau naik sekitar 9,32 persen secara YoY dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp156,70 triliun.
Rinciannya, pembiayaan konsumer mencapai Rp82,33 triliun, naik sekitar 19,99 persen secara YoY dari sebelumnya yang sebesar Rp 68,61 triliun.
Disusul pembiayaan gadai emas yang bertumbuh 12,92 persen secara YoY. Sementara itu pembiayaan mikro tumbuh 12,77 persen dan pembiayaan komersial tumbuh 6,86 persen. Dari sisi kualitas pembiayaan, BSI mencatatkan NPF Nett yang membaik menjadi 0,87 persen pada Desember 2021.
"Akselerasi digital menjadi kunci kami untuk terus bergerak mengikuti perubahan perilaku nasabah yang serba dinamis, cepat dan aman,” ujar dia.
Ia menambahkan, pihaknya ingin mempertahankan dan terus menumbuhkan kinerja positif ini ke depan. Sehingga perseroan bisa menjadi tokoh utama dalam pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air.
"Dengan hadirnya BSI, ekonomi syariah bukan sekadar alternatif, namun menjadi salah satu pondasi utama perekonomian Indonesia,” tutur dia.
Advertisement
Digitalisasi
Terkait digitalisasi, perseroan terus berinovasi dalam melakukan transformasi. Hal ini terlihat dari keseriusan dalam menggarap kanal digital BSI Mobile dan E-Channel. Per Desember 2021, transaksi kumulatif BSI Mobile mencapai 124,54 juta transaksi atau tumbuh sekitar 169 persen secara YoY.
Hery pun menjelaskan soal penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Perseroan terus meningkatkan pertumbuhan tabungan khususnya tabungan Wadiah. Posisi Desember 2021, tabungan Wadiah tumbuh signifikan yang mencapai 15,30 persen secara YoY atau menjadi Rp34,10 triliun. Sementara untuk total tabungan mencapai Rp99,37 triliun atau bertumbuh 12,84 persen pada kurun waktu yang sama.
Pertumbuhan tabungan tersebut berdampak kepada membaiknya biaya dana atau cost of fund yang menjadi 2,03 persen. Persentase tersebut menurun dibandingkan dengan Desember 2020 yang sekitar 2,68 persen.
Selain dari sisi bisnis, lanjut dia, BSI pun terus mengimplementasikan prinsip keuangan berkelanjutan (sustainable finance) di semua sektor bisnis dan tanggung jawab sosial perseroan.
Upaya itu di antaranya terealisasi melalui penyaluran pembiayaan keuangan berkelanjutan yang nilainya mencapai Rp46,15 triliun atau berkontribusi 27 persen terhadap total portofolio pembiayaan BSI.
Sepanjang 2021, BSI pun telah menyalurkan zakat perseroan sebesar Rp102 miliar dengan fokus utama pemberdayaan ekonomi, kemanusiaan, pendidikan dan BSI Care.