Liputan6.com, Jakarta - PT Merck Tbk (MERK) akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku sebesar Rp 107,52 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (31/5/2022) PT Merck Tbk akan membagikan dividen tunai itu setara Rp 240 per saham.
Baca Juga
Adapun hal yang menjadi pertimbangan pembagian dividen PT Merck Tbk antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk Rp 131,66 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 639,60 miliar dan total ekuitas Rp 684,04 miliar.
Advertisement
Berikut jadwal pembagian dividennya:
-Tanggal efektif pada 24 Juni 2022
-Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 6 Juni 2022
-Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 7 Juni 2022
-Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 8 Juni 2022
-Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 9 Juni 2022
-Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 8 Juni 2022 pukul 16.00 WIB
-Tanggal pembayaran dividen pada 24 Juni 2022
Sebelumnya, pembagian dividen tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu, 25 Mei 2022. Dividen tersebut 80 persen dari laba bersih 2021. Pembagian dividen tersebut juga mempertimbangkan pemenuhan dukungan modal kerja PT Merck Tbk.
"Jadwal pembagian dividen dimulai 24 Juni 2022. Tidak berbeda jauh dari sebelumnya gunakan rasio 80 persen dari after tax laba yang dicapai perseroan 2021. Rp 107 miliar atau Rp 240 per saham,” ujar Direktur PT Merck Tbk, Bambang Nurcahyo, ditulis Kamis, 26 Mei 2022.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja 2021
Perseroan membukukan kinerja positif dengan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada 2021. Perseroan mencatat pendapatan naik 62 persen menjadi Rp 1 triliun dan laba bersih bertambah 83 persen menjadi Rp 132 miliar pada 2021.
Mengutip keterangan tertulis, Perseroan mencatat total aset, liabilitas dan ekuitas perseroan pada 2021 mencapai Rp 1 triliun, Rp 342 miliar, dan Rp 684 miliar yang masing-masing naik 10 persen, 8 persen dan 12 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, rasio lancar tercatat 2,71. Liabilitas terhadap ekuitas 0,50, liabilitas terhadap aset 0,33. Rasio profitabiltias terjaga dengan marjin laba kotor 37,46 persen, Return of Asset (ROA) naik menjadi 12,83 persen dari 7,73 persen dan ROE naik menjadi 19,25 persen dari 11,74 persen.
Dari divisi healthcare mencatat pencapaian 18 persen di atas target dan bertumbuh 23,3 persen. Dari sisi obat-obatan resep mencapai realisasi Rp 594 miliar sehingga berkontribusi 56 persen terhadap total pendapatan perseroan.
Kinerja di sektor usaha terapi kesuburan (infertilitas) semakin kuat dan mampu mencatat pencapaian 48 persen di atas target dan bertumbuh 93 persen, hampir dua kali lipat dibanding tahun lalu.
Selain itu, kelompok produk terapetik diabetes mencatat pencapaian 3 persen di atas target dengan pertumbuhan 19 persen. Kelompok produk tiroid juga mencatat pencapaian 37 persen di atas target dan bertumbuh 9,6 persen.
Advertisement
Kinerja Lainnya
Serta, terapetik Onkologi juga mampu mencatat pencapaian 34 persen di atas target dan bertumbuh 42 persen.
Berlanjutnya pandemi pada 2021 membuat Divisi Plant Perseroan kembali harus menghadapi tantangan besar pada aspek kesehatan dan keselamatan karyawan dan lingkungan (K3L), dengan protokol kesehatan ketat harus diberlakukan, sementara target produksi dinaikan.
Kendala lain yang harus diatasi adalah terbatasnya jumlah personel dan adanya hambatan logistik selama puncak pandemi.
Kinerja di sektor usaha terapi kesuburan (infertilitas) semakin kuat dan mampu mencatat pencapaian 48 persen di atas target dan bertumbuh 93 persen, hampir dua kali lipat dibanding tahun lalu.
Selain itu, kelompok produk terapetik diabetes mencatat pencapaian 3 persen di atas target dengan pertumbuhan 19 persen. Kelompok produk tiroid juga mencatat pencapaian 37 persen di atas target dan bertumbuh 9,6 persen.
Serta, terapetik Onkologi juga mampu mencatat pencapaian 34 persen di atas target dan bertumbuh 42 persen.
Berlanjutnya pandemi pada 2021 membuat Divisi Plant Perseroan kembali harus menghadapi tantangan besar pada aspek kesehatan dan keselamatan karyawan dan lingkungan (K3L), dengan protokol kesehatan ketat harus diberlakukan, sementara target produksi dinaikan.
Kendala lain yang harus diatasi adalah terbatasnya jumlah personel dan adanya hambatan logistik selama puncak pandemi.
Tantangan yang Harus Dihadapi saat Pandemi COVID-19
Sebelumnya, PT Merck Tbk (MERK) mengaku terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi selama pandemi COVID-19. Direktur Plant MERK Arryo A. Wachjuwidajat mengatakan, salah satu tantangan terberat ialah kekurangan bahan baku obat. Hal ini tak terlepas dari ekspor yang harus dilakukan pihaknya.
"Saya bicara aktual situasion. Bagaimana menghadapi situasi sulit yang sebelumya belum pernah kita hadapi terkait rantai pasokan. Itu mungkin bukan hanya untuk sektor farmasi tapi juga semua industri, bagaimana kita menjamin rantai pasokan produksi di mana bahan baku hampir 90 persen masih harus impor dari negara tertentu," katanya saat berbincang secara virtual, ditulis Sabtu, 14 Agustus 2021.
Beberapa negara bahkan melakukan lockdown atau karantina wilayah sehingga bahan baku tak bisa dikirim karena terputusnya transportasi.
"Saat pandemi mereka menutup transportasinya, itu adalah tantangan yang tak pernah terpikirkan oleh semua orang dan kita harus menyiasatinya," ujarnya.
Tak hanya itu, terdapat juga tantangan lain yang harus dihadapi perusahaan, yakni memperbaiki efisiensi produksi pabrik sehingga biaya yang tak perlu bisa ditekan dengan maksimal.
"Secara umum tantangan lain adalah bagaimana kita memperbaiki efisiensi produksi, tanpa itu beban biaya tidak bisa dikontrol, proses tidak efisien, itu akan menjadi boomerang buat kami sebagai produsen. Jadi harus kita jamin dari sisi waktu dan sumber daya," tuturnya.
Perusahaan juga mengaku memiliki sejumlah strategi untuk menghadapi tantangan yang terjadi saat ini, seperti mencari pemasok lain dan mulai beralih ke sistem digital.
Advertisement