Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) menyetujui penggunaan sebagian laba bersih tahun buku 2021 untuk dibagikan sebagai dividen tunai. Secara total, dividen tunai yang dibagikan adalah Rp 45 miliar.
"Dari laba 2021 Rp 180 miliar, diputuskan untuk membagikan atau menetapkan sebagai dividen sebesar Rp 42 miliar. Terdiri dari dividen tunai yang akan kita bayarkan nanti itu sebesar Rp 12 miliar,” kata Direktur Keuangan PT Sariguna Primatirta Tbk, Lukas Setio Wongso dalam paparan publik perseroan, ditulis Rabu (1/6/2022).
Baca Juga
Sementara Rp 30 miliar lainnya merupakan dividen interim yang sudah direalisasikan pembayarannya pada 20 Desember 2021.
Advertisement
Produsen air minum kemasan Cleo ini membukukan kenaikan laba tahun berjalan menjadi Rp 180 miliar sepanjang 2021, atau meningkat 36,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 132 miliar.
“Selain untuk dividen, sebesar Rp 1 miliar dari laba bersih tahun buku 2021 dialokasikan sebagai cadangan umum. Kemudian sebesar Rp 137 miliar akan diinvestasikan kembali atau dibukukan sebagai laba yang belum dialokasikan,” imbuh Lukas.
Untuk tahun ini, perseroan menargetkan penjualan tumbuh hingga 30 persen. Untuk menopang rencana tersebut, perseroan menyiapkan belanja modal sebesar Rp 220 miliar.
Sebagian besar dari capex akan dialokasikan untuk membangun pabrik baru. Hingga saat ini, CLEO telah memiliki 27 pabrik pengolahan AMDK ditambah dengan tiga pabrik lainnya yang diproyeksikan akan selesai pada 2022.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Strategi Hadapi Kenaikan Bahan Baku
Sebelumnya, PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) mengakui dampak kenaikan bahan baku dan harga komoditas. Meski begitu, dampak yang dirasakan cukup minim lantaran perseroan memiliki sejumlah strategi untuk menghadapi situasi itu.
"Pengaruh kenaikan bahan baku dan energi terhadap margin produk CLEO kurang lebih antara 2 sampai 3 persen,” ungkap Direktur Operasional PT Sariguna Primatirta Tbk, Eko Susilo dalam paparan publik perseroan, Selasa, 31 Mei 2022.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Rantai Pasokan PT Sariguna Primatirta Tbk, Firdauf Achmad mengatakan perseroan telah memiliki mitra bisnis yang dapat diandalkan saat harga bahan baku melonjak. Sehingga tidak berimbas banyak pada operasional perseroan.
"Perseroan sudah memiliki business partner yang reliabel label ya. Jadi kita punya business partner yang sudah bekerja sama dengan kita dalam waktu yang lama dan kita memiliki kontrak supply yang cukup terjaga,” kata dia.
Advertisement
Pakai Kemasan Ramah Lingkungan
Adapun selama, ini kerja sama perseroan dengan mitra itu berjalan baik dan tidak pernah ada kendala. Baik dari sisi suplai material maupun dari sisi harga yang cukup kompetitif. Selain itu, perseroan juga menerapkan strategic buffer untuk mengatasi bahan baku impor yang terkendala logistik.
“Untuk beberapa bahan baku yang kita impor dari luar negeri, otomatis kita harus menggunakan strategic buffer karena memang ada problem kelangkaan kontainer. Otomatis kita juga harus mengantisipasi dalam horizon planning yang lebih panjang,” ujar Firdauf.
Upaya tersebut cukup berhasil. Tercermin dari lonjakan produk saat Lebaran yang bisa dipenuhi oleh perseroan, serta kenaikan penjualan 30 persen yang tercatat pada kuartal I 2022. Strategi lainnya, perseroan sudah beralih menggunakan kemasan yang ramah lingkunagn, yaitu RPET atau Recycle Polyethylene Terephthalate.
"Kita memiliki bisnis partner yang cukup baik yaitu PT Soka, di mana kita mengirimkan dan membantu untuk recycle produk-produk biji plastik yang sudah bisa kita gunakan kembali ke dalam produk-produk kita," tutur dia.
Target Penjualan pada 2022
Sebelumnya, PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) menargetkan pertumbuhan penjualan 30 persen hingga akhir 2022. Direktur Penjualan dan Distribusi PT Sariguna Primatirta Tbk, Toto Sucartono mengatakan, perseroan sudah bisa mencapai target tersebut pada kuartal I 2022.
“Jadi pertumbuhan kita dicanangkan target itu 30 persen. Dan itu sudah dicapai dalam kuartal I itu 29,7 persen atau hampir 30 persen. PR kita tinggal kuartal II, III, dan IV,” kata dia dalam paparan publik perseroan, Selasa (31/5/2022).
PT Sariguna Primatirta Tbk mencatat penjualan naik 30 persen mencapai Rp 307,7 miliar pada kuartal I 2022.
Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan membukukan penjualan Rp 237,19 miliar. Dari raihan itu, perseroan mencatat laba tahun berjalan Rp 45,76 miliar pada kuartal I 2022, tumbuh 9,37 persen dari periode kuartal I 2021 sebesar Rp 41,84 miliar.
Pada 2022, perseroan menargetkan pertumbuhan laba dua digit sejalan dengan prospek penjualan. “Laba kita akan diikuti secara double digit, lah, pertumbuhannya,” imbuh Toto.
Perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 220 miliar pada 2022. Sebagian besar dari capex akan dialokasikan untuk membangun pabrik baru. Hingga saat ini, CLEO telah memiliki 27 pabrik pengolahan AMDK ditambah dengan tiga pabrik lainnya yang diproyeksikan akan selesai pada 2022.
Advertisement