Sukses

Wall Street Tergelincir Imbas Investor Khawatir Inflasi hingga Resesi

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 222,84 poin atau 0,7 persen ke posisi 32.990,12.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Selasa, 31 Mei 2022. Wall street bergejolak pada perdagangan Selasa pekan ini seiring investor melihat indeks S&P 500 yang berada di pasar bearish di tengah kekhawatiran inflasi dan resesi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 222,84 poin atau 0,7 persen ke posisi 32.990,12. Indeks S&P 500 susut 0,6 persen menjadi 4.132,15. Indeks Nasdaq tergelincir 0,4 persen menjadi 12.081,39.

Setelah libur pada Senin, 30 Mei 2022, wall street ditutup bak roller coaster pada Mei 2022. Indeks Dow Jones dan S&P 500 mengakhiri bulan dengan sedikit perubahan didukung reli besar pada pekan sebelumnya. Indeks Nasdaq merosot sekitar 2,1 persen pada bulan tersebut.

“Pasar mencerna reli tajam akhir pekan lalu dan mencoba mencari tahu pijakannya. Kami masih jauh dari masalah di sini dalam hal overhang utama, inflasi, pengetatan moneter dan kenaikan suku bunga,” ujar Chief Investment Officer Bleakley Advisory Group, Peter Boockvar, dikutip dari CNBC, Rabu (1/6/2022).

Pergerakan pasar pada Selasa, 31 Mei 2022 menekankan kekhawatiran inflasi yang tinggi membebani pertumbuhan ekonomi. Di Eropa, pembacaan inflasi zona euro yang dirilis Selasa pekan ini mencapai rekor tertinggi untuk bulan ketujuh berturut-turut melonjak 8,1 persen pada Mei 2022.

Aksi di pasar minyak juga menjadi perhatian investor. Harga minyak awalnya melonjak menyusul Uni Eropa setuju melarang sebagian besar impor minyak mentah dari Rusia.

Kemudian harga minyak turun dari level tertinggi karena the Wall Street Journal melaporkan Organisai Negara Pengekspor Minyak sedang mempertimbangkan untuk menangguhkan Rusia dari kesepakatan produksi minyaknya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Saham energi yang mencatat kinerja kurang baik di antara indeks sektor S&P 500 telah menjadi pemenang terbesar pada awal sesi perdagangan.

Saham Chevron turun 2 persen dan Schlumberger susut 4,3 persen. Saham industri terkait dengan siklus ekonomi juga melemah.

Saham Honeywell turun 1,4 persen dan Nucor merosot 3,8 persen. Selain itu, sektor saham perawatan kesehatan adalah sektor lain yang tertinggal pada Selasa pekan ini. Saham UnitedHealth Group turun 2 persen, dan termasuk di antara catat kinerja penurunan terbesar di indeks Dow.

Sementara itu, reli di sejumlah saham teknologi kapitalisasi besar memberikan sedikit dukungan untuk indeks yang lebih luas. Saham Amazon naik 4,4 persen dan induk usaha Google Alphabet menguat 1,3 persen.

Pada awal Mei 2022, the Federal Reserve menaikkan suku bunga 50 basis poin dalam upaya untuk menekan inflasi yang tinggi. Kekhawatiran resesi meningkat seiring pelaku pasar khawatir pengetatan kebijakan the Federal Reserve akan memicu penurunan ekonomi.

"Inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih lambat sekarang menjadi pandangan konsensus tetapi itu tidak berarti sepenuhnya diabaikan,” ujar Mike Wilson dari Morgan Stanley.

3 dari 4 halaman

Wall Street Cenderung Koreksi

Di sisi lain, laporan kuartalan yang mengecewakan pada Mei 2022 dari perusahaan seperti Walmart dan Snap menunjukkan inflasi merugikan konsumen AS dan menggerus keuntungan perusahaan.

Investor juga mengamati perang yang berkelanjutan di Ukraina dan COVID-19 di China, meningkatkan kekhawatiran tentang komoditas global dan tantangan rantai pasokan.

Saham bergejolak selama Mei 2022. Indeks S&P 500 turun 20 persen dari level tertinggi. Sementara itu, indeks Dow Jones alami penurunan mingguan terpanjang sejak 1923, merosot selama delapan minggu berturut-turut.

Pada pekan lalu, indeks Dow Jones dan S&P 500 mencatat kenaikan mingguan terbaik sejak November 2020. Indeks S&P 500 naik 6,5 persen dan Nasdaq bertambah 6,8 persen pada pekan ini.

Namun, saham tetap melemah dari posisi tertingginya. Indeks Dow Jones 10,7 persen di bawah rekornya. Indeks S&P 500 susut 14,2 persen dan Indeks Nasdaq merosot 25,5 persen.  “Pasar bearish sangat sulit untuk dinavigasi, karena mereka bergejolak dan rentan terhadap reli naik yang tajam,” ujar Chris Senyek dari Wolfe Research.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 27 Mei 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan Jumat, 27 Mei 2022. Indeks Dow Jones Industrial Average dan indeks S&P 500 menutup pekan terbaik sejak November 2020.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 575,77 poin atau hampir 1,8 persen ke posisi 33.212,96. Indeks S&P 500 bertambah 2,5 persen menjadi 4.158,24. Indeks Nasdaq menguat 3,3 persen menjadi 12.131,13. Penguatan indeks Nasdaq tersebut didorong laba yang kuat dari perusahaan perangkat lunak dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS atau treasury bertenor 10 tahun.

Rata-rata indeks acuan lebih tinggi. Indeks Dow Jones naik 6,2 persen pada pekan ini dan menghentikan penurunan beruntun terpanjangnya dalam delapan minggu sejak 1923. Indeks S&P 500 naik 6,5 persen dan Nasdaq bertambah 6,8 persen pada pekan ini.

Dua indeks acuan tersebut akhiri penurunan beruntun dalam tujuh minggu. Sebagian dari kenaikan indeks acuan pada pekan ini terjadi pada Kamis dan Jumat ketika ketiga rata-rata indeks acuan menguat karena laba ritel yang kuat dan laporan inflasi yang melambat mengangkat sentimen.

“Kami mengambil nafas di sini dan membuat beberapa penyesuaian di pasar untuk memungkinkan hal itu,” ujar Senior Portfolio Manager Globalt Investments, demikian mengutip dari CNBC, Sabtu (28/5/2022).

Ia menambahkan, bursa saham telah turun jauh dengan cukup cepat. "Dan jika dapat stabil di sini, penurunan yang kami lihat mungkin adalah semua yang dibutuhkan, atau sesuatu yang mendekati itu,” kata dia.