Sukses

IHSG Berpeluang Naik Jumat 3 Juni 2022, Pantau Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat di kisaran 7.002-7.157 pada Jumat, 3 Juni 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Jumat (3/6/2022). Potensi penguatan IHSG terjadi di tengah masih marak pembagian dividen.

Hal tersebut disampaikan CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas William Suryawijaya dalam catatannya.

“Mengakhiri pekan pendek, perjalanan IHSG masih dalam rentang konsolidasi di tengah masih maraknya dividen dan perlahan mulai terlihat pergerakan ekonomi melalui aktivitas yang terlihat sudah mulai meningkat,” ujar William.

Ia menambahkan, selain aliran dana yang masuk masih terlihat cukup untuk dapat dongkrak kembali kenaikan IHSG dalam jangka pendek. Adapun berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) , aksi beli investor asing mencapai Rp 340,88 miliar pada Kamis, 2 Juni 2022. Aksi beli investor asing tercatat Rp 65,40 triliun sepanjang 2022.

“Hari ini IHSG berpotensi menguat di kisaran 7.002-7.157,” ujar dia.

Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG cenderung mendatar ke posisi 7.148 pada perdagangan Kamis, 2 Juni 2022. Pergerakan IHSG, menurut dia sudah menutup gap di rentang level 7.156-7.204.

“Apalabila IHSG belum mampu untuk break dari resistance di 7.267, posisi IHSG sudah berada di akhir wave (y) dari wave (a) sehingga IHSG rawan koreksi ke rentang terdekat di 7.044-7.100 terlebih dahulu.

Herditya prediksi, IHSG bergerak di kisaran level support 6.930,6.800 dan resistance 7.267,7.297.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Saham Pilihan dan Rekomendasi Teknikal

Untuk saham pilihan yang dapat dicermati pelaku pasar, Herditya memilih saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Indosat Tbk (ISAT),  PT Indah Pulp and Papers Tbk (INKP),dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Sedangkan William memilih saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Jatim Tbk (BJTM), dan PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA).

Selain itu, PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Adapun berikut rekomendasi teknikalnya:

1.PT Adhi Karya Tbk (ADHI) - Buy on Weakness (725)

Saham ADHI ditutup flat di level 725 pada perdagangan Kamis, 2 Juni 2022, pergerakan saham ADHI pun tertahan oleh MA60-nya.

“Kami memperkirakan, posisi ADHI sudah berada di akhir wave [a] dan rawan terkoreksi membentuk wave [b]. Manfaatkan koreksi ini untuk melakukan BoW,” ujar dia.

Buy on Weakness: 685-705

Target Price: 785, 870

Stoploss: below 650

3 dari 4 halaman

Rekomendasi Teknikal Lainnya

2.PT Indosat Tbk (ISAT) - Buy on Weakness (5.800)

Saham ISAT ditutup menguat 8,9 persen ke level 5.800 pada perdagangan Kamis, 2 Juni 2022, penguatan saham ISAT pun telah menembus cluster MA60 dan MA200.

“Kami memperkirakan, posisi ISAT saat ini sedang membentuk wave 2 dari wave (C), hal tersebut berarti ISAT berpeluang melanjutkan penguatan sekaligus menutup gap yang ada,” tutur dia.

Buy on Weakness: 5.575-5.725

Target Price: 6.050, 6.550

Stoploss: below 5.550

 

3.PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) - Sell on Strength (8.425)

Saham INKP ditutup menguat 2,1 persen ke level 8.425 pada perdagangan Kamis, 2 Juni 2022, penguatan saham INKP pun sudah mengenai dari resist trendline-nya.

“Kami memperkirakan, posisi INKP saat ini sedang berada di akhir wave (i) dari wave [c] sehingga penguatan INKP akan relatif terbatas dan rawan terkoreksi membentuk wave (ii) ke rentang area 8,025-8,125. Manfaatkan level koreksi tersebut untuk melakukan buyback,” ujar dia.

Sell on Strength: 8.475-8.600

 

4.PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) - Sell on Strength (4.790)

Pada Kamis, 2 Juni 2022, saham UNVR ditutup menguat 1,3 persen ke level 4.790. Selama belum mampu break dari 5,125 sebagai level resistancenya, maka posisi UNVR saat ini sudah berada di akhir wave [x] dari wave W.

"Hal tersebut berarti, penguatan UNVR akan relatif terbatas dan rawan koreksi ke rentang area 4,420-4.580 untuk membentuk wave [y] dari wave W. Manfaatkan level koreksi tersebut untuk melakukan buyback,” kata dia.

Sell on Strength: 4.820-4.930

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street Kamis 2 Juni 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 2 Juni 2022. Tiga indeks utama masing-masing menghentikan koreksi dua hari berturut-turut.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 435,05 poin atau 1,3 persen ke posisi 33.248,28. Indeks S&P 500 naik 1,8 persen menjadi 4.176,82. Indeks Nasdaq menguat 2,7 persen menjadi 12.316,90.

Rata-rata tiga indeks acuan cenderung positif selama sepekan. Indeks Dow Jones menguat 0,1 persen. Indeks S&P 500 menguat tipis 0,5 persen dan indeks Nasdaq menanjak 1,5 persen pada pekan ini.

“Sentimen bearish tetap berlebihan, dan banyak peringatan laba yang akan datang sebagian besar seharusnya sudah diperhitungkan. Saham pada akhirnya akan mulai mendorong lebih tinggi musim panas ini karena aktivitas ekonomi moderat,” ujar Analis Senior OANDA, Edward Moya, mengutip dari CNBC, Jumat (3/6/2022).

Indeks sekarang solid dari posisi terendah pada 2022. Indeks Dow Jones menguat 8,5 persen, indeks S&P 500 bertambah 9,6 persen dan indeks Nasdaq mendaki 11,6 persen dari posisi terendah dalam 52 minggu.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, wall street cenderung bergejolak. Indeks Dow Jones turun lebih dari 300 poin hingga ke posisi terendah.

“Pasar sedang menunggu untuk mengetahui apakah inflasi akan turun dan memberi kita jeda dari rejimen kenaikan suku bunga the Fed. Itu sebabnya kam choppiness. Ini adalah periode ketidakpastian yang besar,” ujar Chief Equity Strategist Stifel, Barry Bannister.