Sukses

Indocement Perpanjang Buyback Saham Rp 3 Triliun

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) memperpanjang buyback saham selama tiga bulan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) akan memperpanjang periode pembelian kembali (buyback) saham ke III dengan siapkan dana Rp 3 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (7/6/2022), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memperpanjang buyback saham selama tiga bulan. Hal ini karena periode pembelian kembali saham yang berakhir pada 6 Juni 2022 dan masih ada sejumlah saham yang dapat dibeli kembali oleh perseroan dari ketentuan jumlah maksimal pembelian kembali saham. Periode buyback saham tersebut dimulai 7 Juni 2022-6 September 2022.

Perseroan bakal buyback saham senilai Rp 3 triliun dengan jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 20 persen dari modal disetor dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar 7,5 persen dari modal disetor perseroan.

Perseroan menyatakan sesuai surat 069/2022, sisa dana yang masih dapat digunakan untuk buyback saham perseroan sebesar Rp 728,02 miliar.

"Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan pembelian kembali saham tidak akan mengakibatkan penurunan pendapatan perseroan dan tidak memberikan dampak negatif atas biaya pembiayaan perseroan mengingat dana yang digunakan adalah dana internal perseroan," tulis Direktur PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Oey Marcos.

Perseroan memakai kasi internal lantaran memiliki permodalan dan arus kas yang baik dan cukup untuk membiayai seluruh kegiatan usaha dan operasional belanja modal perseroan serta buyback.

Buyback saham akan dilaksanakan melalui transaksi di BEI dan akan menggunakan jasa dari perantara pedagang efek. Perseroan telah menunjuk satu perusahaan efek yang akan melakukan transaksi pembelian kembali.

"Tidak ada dampak khusus terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan,” tulis Oey.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berharap perpanjangan buyback saham akan memberikan tingkat pengembalian yang baik bagi pemegang saham serta meningkatkan kepercayaan investor sehingga harga saham perseroan dapat mencerminkan kondisi fundamental perseroan yang sebenarnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Jadwal Dividen 2021

Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) berencana membagikan dividen tunai Rp 500 per lembar saham atas laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021. 

Direktur & Corporate Secretary Indocement Tunggal Prakarsa, Oey Marco menyampaikan, pembagian dividen ini tanpa memperhitungkan jumlah saham yang dikuasai perseroan karena pembelian kembali saham (treasury stock) oleh perseroan.

Pada periode tersebut, perseroan memperoleh laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,79 triliun. Sisa laba bersih tahun berjalan tahun buku 2021 setelah pembagian dividen tunai tersebut akan dicatat sebagai bagian dari saldo laba ditahan yang belum ditentukan penggunaannya.

"Rencana tersebut telah mendapat persetujuan pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan 25 Mei lalu," kata dia dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, (BEI), Sabtu (28/5/2022). 

Berikut jadwal pembagian dividen tunai INTP:

Tanggal efektif: 25 Mei 2022

Tanggal cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 6 Juni 2022

Tanggal ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 7 Juni 2022

Tanggal cum dividen di pasar tunai: 8 Juni 2022

Tanggal ex dividen di pasar tunai: 9 Juni 2022

Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 8 Juni 2022 pukul 16.00

Tanggal pembayaran dividen: 24 Juni 2022

 

 

3 dari 4 halaman

Belanja Modal 2022

Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menyiapkan belanja modal Rp 1 triliun pada 2022. Dana belanja modal tersebut untuk suistainability development. Anggaran belanja modal itu naik tipis dari periode 2020 sebesar Rp 947,1 miliar.

“Dana belanja modal Rp 1 triliun, dan kami tetap coba sekitar itu. Hal ini karena kita hadapi tekanan biaya energi lebih tinggi,” ujar Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Kartawijaya saat paparan publik secara virtual, Jumat (25/3/2022).

Christian menuturkan, sebagian dana belanja modal itu dipakai untuk sustainability development terutama berkaitan dengan masalah lingkungan hidup. Perseroan telah investasikan Rp 1 triliun untuk inverstasi keberlanjutan terkait lingkungan dalam lima tahun terakhir.

Salah satu langkah dilakukan dengan investasi untuk kurangi emisi debu. Pemerintah menentukan regulasi emisi debu 60mg/Nm3. Pada 2021, rata-rata emisi debu 21,9 mg/Nm3. Perseroan menargetkan emisi debu pada 2025 yaitu 10mg/Nm3,

“Kami ingin menjadi perusahaan lebih hijau. Tiap tahun investasi untuk kurangi emisi debu. Emisi debu turun signifikan," kata dia.

 Selain itu, perseroan juga menekan emisi CO2 di fasilitas produksi. Christian menuturkan, emisi CO2 perseroan telah berkurang menjadi 606 kg CO2/ton semen pada 2021 dari 10 tahun sebelumnya 750.

Ia menambahkan, dana belanja modal juga akan digunakan untuk membeli kapal. “Pada 2021 beli kapal untuk membawa semen curah,” kata dia.

Perseroan pun menargetkan volume penjualan sekitar 4-5 persen pada 2022.

 

4 dari 4 halaman

Kinerja 2021

Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) membukukan kinerja beragam pada 2021. Hal ini seiring PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan tetapi laba bersih turun tipis.

PT Indocement Tbk meraup pendapatan Rp 14,77 triliun pada 2021. Pendapatan itu naik 4,14 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,18 triliun. Beban pokok pendapatan  bertambah 6,3 persen menjadi Rp 9,64 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,07 triliun.

Dengan demikian, laba bruto naik 0,24 persen menjadi Rp 5,12 triliun pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 5,11 triliun. Beban usaha tercatat Rp 3,21 triliun pada 2021. Beban usaha itu naik 2,06 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,15 triliun.

Perseroan mencatat kenaikan pendapatan operasi lain menjadi Rp 163,32 miliar dan laba bersih entitas asosiasi naik menjadi Rp 24,19 miliar pada 2021.

Dengan kondisi tersebut, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut 0,99 persen dari Rp 1,80 triliun pada 2020 menjadi Rp 1,78 triliun pada 2021. Dengan demikian, laba per saham dasar turun menjadi Rp 486,79 pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 490,69.

Total ekuitas turun 4,41 persen menjadi Rp 20,62 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 22,17 triliun. Total liabilitas naik 6,7 persen menjadi Rp 5,51 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,16 triliun.

Total aset merosot 4,41 persen menjadi Rp 26,13 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 27,34 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 6,14 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 7,69 triliun.