Liputan6.com, Jakarta - Penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) PT Hoffmen Cleanindo Tbk (KING) ditunda. Hal ini juga tercatat dalam laman e-ipo seiring masa book bulding PT Hoffmen Cleanindo Tbk batal.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna menuturkan, berdasarkan surat yang disampaikan calon perusahaan tercatat PT Hoffmen Cleanindo Tbk pada 6 Juni 2022 kepada bursa, perseroan menyampaikan akan menunda IPO.
Baca Juga
Nyoman menambahkan, Perseroan berencana untuk menyampaikan kembali pernyataan pendaftaran dengan menggunakan laporan keuangan terbaru.
Advertisement
“Adapun penundaan tersebut disebabkan karena Laporan Keuangan yang digunakan dalam proses penawaran umum Perseroan telah melewati jangka waktu yang ditentukan. Penundaan Penawaran Umum Saham Perseroan tersebut telah dilakukan pada sistem e-ipo,” ujar dia, ditulis Rabu (8/6/2022).
Sebelumnya, PT Hoffmen Cleanindo, perusahaan yang bergerak di bidang cleaning service, security, washroom hygiene dan parking siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggelar Initial Public Offering (IPO).
Pelaksanaan IPO tersebut adalah untuk membantu perusahaan mendapatkan modal kerja dalam rencana ekspansi bisnis Hoffmen Cleanindo.
Presiden Komisaris sekaligus founder PT Hoffmen Cleanindo, Eddy Japarto, optimistis mampu mencapai target dana dari pelaksanaan IPO ini. Pasalnya, prospek usaha di bidang integrated facility services akan tetap cemerlang pada tahun-tahun mendatang.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target Dana IPO
Dia menuturkan, layanan ini menjadi stand point nilai jual bagi gedung baik perkantoran, hotel ataupun pusat perbelanjaan.
"Potensi pasarnya sangat besar, dan kami juga sudah menjadi rekanan banyak developer dan building management, sehingga kami optimistis perusahaan ini akan terus berkembang," tegasnya.
Perusahaan menargetkan bisa meraup dana segar hingga Rp 56,1 miliar. Nantinya, dana tersebut akan digunakan sebagian besar untuk pengembangan usaha dan modal kerja.
Adapun harga yang ditawarkan dalam periode book building ini adalah Rp 165-Rp Rp 170 per saham. Hoffmen berencana melepas saham sebanyak-banyaknya 330 juta saham dengan nilai nominal Rp 20 setiap saham atau sebanyak 24,91 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah penawaran umum. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT NH Korindo Sekuritas Indonesia.
Sebelumnya, jadwal sementara IPO untuk masa penawaran awal pada 17 Mei-20 Mei 2022, kemudian masa penawaran umum perdana saham apda 2-7 Juni 2022, penjatahan pada 7 Juni 2022, distribusi saham secara elektronik pada 8 Juni 2022, dan pencatatan di BEI pada 9 Juni 2022.
Advertisement
BEI Kantongi IPO 43 Perusahaan
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi 43 perusahaan dalam proses pencatatan saham di BEI hingga 6 Juni 2022. Total dana yang akan dihimpun dari 43 perusahaan itu Rp 14,1 triliun.
“Sampai dengan 6 Juni 2022, terdapat 43 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan total dana yang direncanakan sebesar Rp 14,1 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan, Senin (6/6/2022).
Adapun rincian sektor perusahaan yang proses penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) antara lain:
-Tiga perusahaan dari sektor basic materials
-Tiga perusahaan dari sektor industrials
-Empat perusahaan dari sektor transportasi dan logistik
-Sembilan perusahaan dari sektor konsumer non siklikal
-Delapan perusahaan dari sektor konsumer siklikal
-Dua perusahaan dari sektor teknologi
-Dua perusahaan dari sektor healthcare
-Tiga perusahaan dari sektor energi
-Empat perusahaan dari sektor properti dan real estate
-Lima dari sektor infrastruktur
Selain itu, BEI mencatat pipeline rights issue terdapat 33 perusahaan yang akan melakukan aksi korporasi itu hingga 3 Juni 2022. Perkiraan dana yang akan dihimpun dari rights issue mencapai Rp 25,2 triliun.
Kemudian pada pipeline pencatatan efek bersifat utang dan sukuk terdapat 36 emisi yang akan diterbitkan oleh 30 perusahaan dengan perkiraan total dana yang akan dihimpun Rp 44,9 triliun.
Penerbitan Surat Utang
Untuk sektor-sektor perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan Efek Bersifat Utang dan Sukuk adalah sebagai berikut :
- 17 Perusahaan dari sektor Financials
- 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures
- 1 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
- 2 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate
- 3 Perusahaan dari sektor Industrials
- 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials
- 1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic
- 1 Perusahaan dari sektor Energy
Nyoman menilai, minat perusahaan yang berencana menghimpun dana dari pasar modal masih kondusif. Ini ditunjukkan dari data pipeline yang akan dicatatkan di BEI baik saham, efek bersifat utang dan sukuk.
Hingga 3 Juni 2022, jumlah perusahaan maupun nilai fundraising yang berada pada pipeline pencatatan saham, efek Bersifat utang dan sukuk meningkat secara rata-rata sekitar 50 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Berdasarkan catatan kami pada 3 Juni 2022, jumlah perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir,” ujar dia.
Advertisement