Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), emiten rumah sakit EMC healthcare menyiapkan strategi agar pertumbuhan kinerja positif pada 2022. Hal ini seiring kasus COVID-19 mulai melandai di Indonesia, dan transisi menuju endemi.
Direktur PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk Armen Antonius Djan mengatakan, perseroan menyusun kinerja tetap tumbuh dan realistis pada 2022. Perseroan berupaya meningkatkan pendapatan dari bisnis inti rumah sakit dan fokus meningkatkan layanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Baca Juga
“Target pendapatan sendiri kita akan berusaha serealistis mungkin stabil dibandingkan 2021. Waktu asumsi target 2022 kita masih memasukkan COVID-19 masih terjadi tapi dengan sejumlah seminimal mungkin asumsi tidak sesuai dengan apa yang kita buat, angka itu akan alami perubahan, mungkin angka realistis sama dengan dibandingkan 2021,” ujar dia saat paparan publik, Rabu (8/6/2022).
Advertisement
Sejumlah upaya dilakukan perseroan dengan akan menambah dokter spealis, meningkatkan spesialis untuk target center of excellence. Dengan pasien COVID-19 yang melandai akan digantikan pelayanan masyarakat yang memberikan nilai tambah untuk perseroan.
Kasus COVID-19 berkontribusi dominan tahun lalu terhadap kinerja perseroan. Namun, perseroan pernah hadapi landainya pasien seiring masih khawatir dengan kasus COVID-19. Pada 2022, perseroan siap untuk menangani pasien non COVID-19.
“RS siap tangani pansien non COVID-19.Rumah sakit di Cikarang sudah bisa operasi jatung. Revenue RS dengan layanan tingkat kompleksitas tinggi,” ujar Wakil Direktur Utama PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, dr Juniwati Gunawan .
Sementara itu, Presiden Direktur PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, Jusuf Halimi menuturkan, kondisi COVID-19 yang terjadi sempat membuat sejumlah layanan kesehatan seperti operasi tertunda. Dengan situasi makin kondusif diharapkan pasien non COVID-19 tidak khawatir lagi untuk mendapatkan layanan kesehatan di rumah sakit.
"Karena ada COVID-19 orang-orang sebenarnya sudah harus dioperasi misalkan ortopedi, lutut mereka menunda. Itu terjadi penurunan (pasien non COVID-19-red). Dengan keadaan semakin kondusif rumah sakit, tak perlu takut lagi,” ujar dia.
Perseroan menyatakan tahun ini kembali ke bisnis inti, pasien non COVID-19 yang membutuhkan operasi dan perawatan yang akan mendukung kinerja perseroan ke depan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belanja Modal 2022
Sebelumnya, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) telah merealisasikan belanja modal Rp 21 miliar hingga kuartal I 2022 dari target belanja modal sebesar Rp 200 miliar.
“Sebagian besar belanja modal untuk pembelian alat medis, pengembangan sistem digital dan IT rumah sakit,” ujar Direktur PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, Armen Antonius Djan saat paparan publik perseroan, Rabu (8/6/2022).
Sementara itu, Direktur PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, dr Juniwati Gunawan menuturkan, perseroan memiliki sejumalh rencana pengembangan bisnis untuk transformasi ke digital. Dengan demikian, perseroan dapat memberikan pelayanan kesehatan lebih baik kepada masyarakat.
Dalam paparan publik disebut, perseroan meningkatkan sistem informasi sumber daya manusia (HRIS). Dengan implementasi SunFish,perseroan menyederhanakan tugas administrative yang meningkatkan analisis dan data manajemen.
Selain itu, perseroan juga meningkatkan sistem manajemen dan pemeliharaan aset melalui SAMRS, perseroan memiliki platform untuk memelihara dan mengelola catatan dan penilaian aset hingga propertinya.
Perseroan juga mengganti sistem informasi rumah sakit yang ada dengan Intersystem Trakcare. Perseroan telah berminta dengan InterSystems untuk menerapkan sistem informasi rumah sakit baru yang dikenal sebagai InterSystems Trakcare, sistem informasi perawatan kesehatan terintegrasi untuk akomoditas perawatan pasien dan meningkatkan pengalamannya dengan sistem rekam medis elektronik kelas dunia. Adapun Trakcare akan diterapkan di semua unit rumah sakit EMC Healtcare yang dijadwalkan perdana di RS EMC Alam Sutera pada Desember 2022.
Advertisement
Alasan Absen Tebar Dividen
Untuk keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu, 8 Juni 2022, perseroan memutuskan tidak membagikan dividen 2021. Presiden Direktur PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, Jusuf Halimi mengatakan, laba bersih 2021 akan digunakan untuk kebutuhan operasional rumah sakit dan ekspansi perseroan.
“Diputuskan pada RUPS ini kita tidak membagikan dividen karena semua laba yang ada akan digunakan untuk kebutuhan operasional rumah sakit dan ekspansi yang kita canangkan untuk dicapai dan dikejar pada 2022,” kata dia.
Selain itu, RUPST juga telah menerima pengunduran diri Komisaris Independen Marianna Sutadi. Dengan demikian, susunan komisaris perseroan antara lain Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen Dr Robert Pakpahan dan Komisaris Independen Komjen Pol (Purn) Drs Unggung Cahyono.
PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk mencatat laba bersih sebelum penyesuaian merhing entities mencapai Rp 136,45 miliar pada 2021. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 187,64 miliar.
Hal tersebut didukung dari pendapatan naik 55,67 persen menjadi Rp 1,27 triliun pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 816,81 miliar.
Kuartal I 2022
Sebelumnya, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) mengumumkan laporan keuangan untuk periode tiga bulan pertama 2022. Dalam periode tersebut, Sarana Meditama Metropolitanmencatatkan kenaikan pendapatan 6,22 persen menjadi Rp 349,5 miliar dari Rp Rp 329 miliar di kuartal I 2021.
Sejalan dengan itu, beban pokok pendapatan turut naik menjadi Rp 225,18 miliar dari Rp 175,69 miliar pada kuartal I 2021. Sehingga perseroan mencatatkan laba bruto Rp 124,28 miliar pada kuartal I 2022, turun 18,93 persen dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 153,31 miliar.
Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan laba usaha dari Rp 69,7 miliar pada kuartal I 2021 menjadi Rp 14,4 miliar pada kuartal I 2022.
Hal ini lantaran dari sisi beban usaha naik sepanjang kuartal I 2022. Beban penjualan naik 279,13 persen menjadi Rp 2,84 miliar. Disusul beban umum dan administrasi laba yang juga naik 35,16 persen menjadi Rp 107,52 miliar pada kuartal I 2022.
Meskipun pada periode tersbeut perseroan juga mencatatkan laba penjualan aset tetap sebesar Rp 213,87 juta, di mana raihan ini berbanding terbaik dari kuartal I 2021 yang rugi Rp 135,4 miliar. Serta penghasilan operasi lain Rp 258,82 juta, yang juga berbalik arah dari kuartal I 2021 yang rugi hingga Rp 3,16 miliar.
Adapun beban keuangan mengalami perbaikan dari Rp 28,13 miliar pada kuartal I 2021, menjadi hanya Rp 5,19 miliar pada kuartal I 2022. Sementara penghasilan keuangan juga naik menjadi Rp 1,99 miliar pada kuartal I 2022 dari Rp 1,21 miliar pada kuartal I 2021.
Setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan laba bersih sebelum margin entitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun menjadi Rp 6,15 miliar dari Rp 28,23 miliar pada kuartal I 2021.
Dari sisi aset perseroan hingga Maret 2022 tercatat sebesar Rp 4,78 triliun, turun dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 4,95 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 700,9 miliar dan aset tidak lancar Rp 4,08 triliun.
Liabilitas hingga akhir Maret 2022 tercatat sebesar Rp 566,43 miliar, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 517,06 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 302,96 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 263,45 miliar.
Adapun ekuitas hingga Maret 2022 tercatat sebesar Rp 4,22 triliun, turun dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 4,43 triliun.
Advertisement