Liputan6.com, Jakarta - PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) akan membagikan dividen tunai perdagangan senilai Rp 78,3 miliar atau Rp 5 per lembar saham. Pembagian dividen tersebut telah mendapat persetujuan pemegang saham dalam RUPST yang digelar Selasa, 7 Juni 2022.
PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) adalah perusahaan publik yang bergerak di bidang energi dan kimia dengan portofolio bisnis di kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan pabrik Amoniak. Sejak terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2012 lalu, ini kali pertama perseroan membagikan dividen.
Baca Juga
"Kami bersyukur pada tahun 2022 untuk pertama kalinya kami dapat membagikan dividen kepada pemegang saham ESSA. Harga komoditas yang kuat mendukung perolehan kas yang solid dan meningkatkan return kepada pemegang saham," kata Presiden Direktur PT Surya Esa Perkasa Tbk, Vinod Laroya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis, (9/6/2022).
Advertisement
Sepanjang 2021, perseroan berhasil membalikan keadaan dengan mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai USD 13,969 juta. Posisi itu berbalik dari rugi pada 2020 yang mencapai USD 19,126 juta. Raihan itu sejalan dengan pendapatan yang tumbuh 72,88 persen dari USD 175,5 juta pada 2020 menjadi USD 303,4 juta pada 2021.
Segmen bisnis amonia berkontribusi mencapai 85% dari total pendapatan tahun lalu. Sisanya 15 persen bersumber dari bisnis LPG.
"Rekam jejak operasional kami luar biasa dan kami terus meningkatkan efisiensi. Kami terus mengevaluasi peluang pertumbuhan baru dan optimis terkait masa depan ESSA sebagai perusahaan energi bersih dengan pengembangan teknologi CCUS (Carbon Capture, Utilization & Storage) untuk menghasilkan Blue Ammonia,” imbuh Vinod.
Selain pembagian dividen, Surya Esa Perkasa juga telah menyetujui perubahan struktur kepengurusan. Yakni menyetujui pengunduran diri salah satu direksi ESSA, Ida Bagus Made (IBM) Putra Jandhana. Surya Esa Perkasa berharap dapat melanjutkan kinerjanya yang kuat bersama dengan susunan direktur lainnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ada Invasi Rusia ke Ukraina, Ini Dampaknya ke Surya Esa Perkasa
Sebelumnya, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), perusahaan yang telah mengoperasikan Kilang LPG dan Pabrik Amonia swasta terbesar di Indonesia mengungkapkan 2022 akan menjadi tahun bagus bagi perusahaan.
Chief Financial Officer PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), Prakash Bumb mengatakan, 2022 akan jadi tahun bagus bagi perseroan, tetapi akan sulit untuk menentukan patokan target.
"Tahun 2022 akan jadi tahun baik, tetapi kami belum bisa menentukan patokan untuk target revenue di 2022, salah satunya karena perang Rusia Ukraina. Jadi sangat sulit menentukan panduan. Namun, sejak perang di Rusia Ukraina dimulai, harga dari Amonia masih bagus,” ujar Prakash, saat webinar Indonesia Investment Education, ditulis Minggu (20/3/2022).
Selain itu, Prakash mengatakan, berkaca dari performa Surya Esa Perkasa dalam beberapa tahun terakhir yang memiliki hasil baik, dirinya tetap optimistis selama 2022 perseroan akan mendapatkan hasil baik.
Director dan Deputy CEO ESSA, Kanishk Laroya juga mengungkapkan hal yang sama. Dia menuturkan, semenjak perang terjadi, pasokan Amonia global menurun sekitar 4 juta ton.
“ESSA hanya bisa produksi 700 ribu ton per tahun, sedangkan saat ini pasokan Amonia global menurun 4 juta ton karena perang Rusia-Ukraina. Hal tersebut, ESSA kesulitan memenuhi pasokan global karena tingkat produksi yang terbatas,” kata Kanishk.
Kanishk menjelaskan, penurunan pasokan itu membuat harga amonia jadi naik. Sampai sejauh mana harga itu akan naik dan berapa lama itu sangat sulit untuk diprediksi.
“Kalau pasokan menurun, tapi demand masih ada, maka akan berpengaruh ke harga,” ujar Kanishk.
Advertisement
Pencapaian Dua Tahun Terakhir
Berkaca pada pencapaian ESSA selama dua tahun terakhir, margin laba ESSA pada 2020 sempat alami loss sebesar USD 19 juta atau sekitar Rp 272,5 miliar dan kemudian pada 2021 kembali naik sebesar 173 persen ke angka USD 14 juta.
Kanishk menuturkan, pada 2020 hampir keseluruhan harga apapun alami penurunan signifikan.
“2020 harga-harga paling rendah di mana LPG dan Amonia 10-12 year low, atau paling rendah selama 10-12 tahun terakhir. Kemudian 2021, ada pemulihan di harga kedua produk yaitu LPG naik 20 persen sedangkan Amonia naik hampir 100 persen,” ungkap Kanishk.
Adapun Kanishk menjelaskan, seharusnya margin laba pada 2021 bisa lebih bagus dari USD 14 juta, tetapi karena perusahaan melakukan refinancing dan mengeluarkan one time cost sebesar Rp 47 juta, margin laba yang diperoleh selama 2021 hanya USD 14 juta.
Rombak Susunan Pengurus
Sebelumnya, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) memutuskan merombak susunan pengurus pada Rabu, 16 Maret 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (19/3/2022), RUPSLB PT Surya Esa Perkasa Tbk menyetujui pengunduran diri Garibaldi Thohir sebagai Komisaris Perseroan dan Theodore Permadi Rachmat sebagai Wakil Presiden Komisaris Perseroan, dan Kanishk Laroya sebagai Direktur Perseroan.
Selain itu, hasil RUPSLB juga mengangkat Arif Rachmat sebagai Komisaris Perseroan, Kanishk Laroya sebagai Wakil Presiden Direktur Perseroan, dan Prakash Chand Bumb sebagai Direktur Perseroan.
Dengan demikian, susunan anggota direksi dan dewan komisaris perseroan antara lain:
Dewan Komisaris:
Presiden Komisaris dan Komisaris Independen: Hamid Awaluddin
Komisaris: Arif Rachmat
Komisaris: Rahul Puri
Komisaris Independen: Rahmadi Supancana
Dewan Direksi:
Presiden Direktur: Chander Vinod Laroya
Wakil Presiden Direktur: Kanishk Laroya
Direktur: Isenta
Direktur: Ida Bagus Made Putra Jandhana
Direktur: Mukesh Agrawal
Direktur: Prakash Chand Bumb
Advertisement