Sukses

Saham GOTO Masuk Indeks LQ45, Ini Tanggapan Manajer Investasi

Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto menuturkan, saham GOTO yang masuk ke indeks IDX30,LQ45 dan IDX80 itu melalui jalur cepat yang juga memenuhi syarat.

Liputan6.com, Jakarta - Bobot saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang besar membuat manajer investasi memasukkan saham GoTo dalam portofolio reksa dana indeks.

Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dalam indeks IDX30, LQ45, dan IDX 80.Hal ini dilakukan setelah melakukan evaluasi fast entry indeks atas indeks IDX30,LQ45, dan IDX80.

Selain itu, BEI mengeluarkan konstituen dari penghitungan indeks yaitu PT Waskita Karya Tbk (WSKT) di IDX30 hingga indeks LQ45 dan PT Buyung Poetra Sembada Tbk dari indeks IDX80. Daftar dan jumlah saham yang digunakan dalam penghitungan indeks-indeks tersebut efektif berlaku pada 8 Juni 2022.

Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto menuturkan, saham GOTO yang masuk ke indeks IDX30,LQ45 dan IDX80 itu melalui jalur cepat yang juga memenuhi syarat. Salah satunya memperhitungkan ukuran. Dengan jalur cepat tersebut membuat saham tiba-tiba masuk indeks acuan.

"Kalau fast track bisa tiba-tiba masuk, yang pertama kali itu Bukalapak," ujar dia dalam live di instagram @reksadana.panin, Rabu, 8 Juni 2022.

Rudiyanto menuturkan, kapitalisasi pasar saham GOTO di atas Rp 300 triliun dan kepemilikan saham oleh publik mencapai 66 persen.

"GOTO ini punya market caps Rp 300 triliun plus plus. Saham yang dimiliki masyarakat itu besar sekali sampai 66 persen," kata dia.

Dari sisi bobot, Rudiyanto menuturkan, bobot indeks GOTO mencapai 15 persen. "Mentok, menggeser BCA, BRI, Telkom dan Bank Mandiri turun," kata dia.

Ia menambahkan, banyaknya transaksi saham GOTO membuat reksa dana indeks harus bergabung.

"Kenapa hari ini dan kemarin justru banyak transaksi GOTO? Saya pikir banyak reksadana yang mau enggak mau masuk ke situ. Karena kalau sudah ada saham yang bobotnya 15 persen, kemudian di dalam indeks tidak ada itu akan menyebabkan selisih jauh. Jadi itu membuat saham GOTO mau tidak mau jadi portofolio reksadana indeks,” ujar dia.

Ia menuturkan, saham yang masuk dan keluar dari indeks berpengaruh pada hari pertama. Kemudian terbentuk fundamental. Selain itu, masuknya saham ke dalam indeks bukan rekomendasi beli dan jual tetapi berdasarkan fundamental, terutama investasi reksa dana. "Buy sell kalau reksa dana secara fundamental," ujar dia.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Saham GOTO Masuk Indeks LQ45 yang Efektif 8 Juni 2022

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dalam indeks IDX30, LQ45, dan IDX 80.

Hal ini dilakukan setelah melakukan evaluasi fast entry indeks atas indeks IDX30,LQ45, dan IDX80. Selain itu, BEI mengeluarkan konstituen dari penghitungan indeks yaitu PT Waskita Karya Tbk (WSKT) di IDX30 hingga indeks LQ45 dan PT Buyung Poetra Sembada Tbk dari indeks IDX80. Daftar dan jumlah saham yang digunakan dalam penghitungan indeks-indeks tersebut akan efektif berlaku pada 8 Juni 2022.

Pada perdagangan Kamis, 2 Juni 2022 pukul 11.09 WIB, saham GOTO melambung 11,18 persen ke posisi Rp 338 per saham. Saham GOTO dibuka naik 40 poin ke posisi Rp 344 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 346 dan terendah Rp 304 per saham. Total frekuensi perdagangan 59.103 kali dengan volume perdagangan 41.271.598 saham. Nilai transaksi Rp 1,4 triliun.

Penguatan saham GOTO tersebut terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung melemah. IHSG turun 0,220 persen ke posisi 7.134. Indeks LQ45 merosot 1,64 persen ke posisi 1.039. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.

Pada awal sesi perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level tertinggi 7.209,07 dan terendah 7,117,97. Sebanyak 262 saham menguat dan 256 saham melemah. Sedangkan 168 saham diam di tempat.

3 dari 4 halaman

GoTo Kantongi Pendapatan Bruto Rp 5 Triliun pada Kuartal I 2022

Sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan kinerja sepanjang tiga bulan pertama 2022.

Pada periode tersebut, Direktur Utama GoTo, Andre Soelistyo mengatakan, perseroan mencatatkan pertumbuhan yang solid. Pendapatan bruto tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan  gross transaction value (GTV) GOTO.

"Keseluruhan nilai transaksi bruto atau GTV GOTO tumbuh 46 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 140 triliun. Fokus kami pada monetisasi menghasilkan pertumbuhan pendapatan bruto sebesar 53 persen menjadi Rp 5,2 triliun yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan GTV kami," ujar Andre dalam konferensi pers, Senin (30/5/2022).

Ia merinci, GTV layanan mobilitas tumbuh 73 persen yoy dana telah 70 persen pulih jika dibandingkan dengan kondisi-kondisi pra pandemi. Hal itu dicapai seiring dilonggarkannya PPKM di penghujung kuartal ini.

Sementara GTV on demand services secara keseluruhan tumbuh 44 persen. Di Indonesia, Andre menyebutkan margin kontribusi untuk on demand services meningkat pada Februari dan Maret 2022, dan diharapkan dapat terus berjalan pada kuartal kedua 2022.

"Untuk margin kontribusi kami melihat peningkatan sebesar 24 bps secara kuartalan yang berarti penghematan Rp 1,3 triliun pada kuartal I 2022,” ujar Andre.

Adapun GTV untuk ecommerce tumbuh 28 persen yoy dan telah melampaui hasil pada kuartal IV tahun lalu. “Hasil ini kami capai meskipun secara umum kuartal pertama adalah kuartal dengan transaksi yang rendah untuk e-commerce dan Kuartal keempat merupakan yang tertinggi,” kata dia.

Berikutnya untuk bisnis fintek GOTO terus mengalami pertumbuhan. Andre mengatakan, jumlah pengguna dan volume GTV dari Gopay mencapai rekor tertingginya. Di mana penggunaan on platform atau di dalam ekosistem GOTO tumbuh sebesar 207 persen sementara untuk off platform tumbuh 73 persen yoy pada kuartal pertama 2022.

 

4 dari 4 halaman

Kata Analis

Sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) bergabung dalam sejumlah indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks tersebut antara lain, indeks IDX30, LQ45, dan IDX80.

Vice President Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menilai, bergabungnya GOTO dengan indeks-indeks itu membuka akses kepada fund manager yang track indeks untuk membeli saham GOTO. Meski begitu, bukan berarti kinerja fundamental tak jadi pertimbangan.

"Dengan masuk ke indeks-indeks tersebut menunjukkan GOTO likuid atau sering diperdagangkan di bursa. Tapi efek positif pembelian ini umumnya di awal ketika ada rebalancing para fund manager. Setelah itu maka akan kembali mencerminkan kinerja fundamentalnya,” kata Wawan kepada Liputan6.com, Kamis (2/6/2022).

Untuk jangka panjang, Wawan menilai investor perlu untuk mempertimbangkan prospek bisnis GOTO. Sementara untuk jangka pendek, kemungkinan terjadi volatilitas masih tinggi. Sehingga ia menilai lebih momentum ini bisa digunakan sebagai exit strategy, mengingat saham GOTO yang tengah naik.

"Untuk jangka pendek karena GOTO masih terus merugi maka sangat mungkin terjadi volatilitas. Misalnya yang kemarin beli pada harga 200-an akan profit taking. Jadi sebaiknya memiliki exit strategy yang jelas, baik dari sisi profit taking maupun cutloss,” ujar Wawan.

Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Reza Priyambada menilai bergabungnya GOTO ke sejumlah indeks bursa menambah sentimen positif laporan kinerja perseroan untuk periode tiga bulan pertama tahun ini yang dianggap mulai membaik.

"Dalam 1-2 hari terakhir, pergerakan dari GOTO cenderung atraktif seiring perkembangan kinerja emiten yang dianggap mulai membaik meski masih tercatat rugi,” kata Reza.

Pada kuartal I 2022, GOTO berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan bruto sebesar 53 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan GTV sebesar 46 persen.

Pendapatan bruto pada kuartal 1 2022 mencapai Rp 5,2 triliun sementara GTV sebesar Rp 140 triliun. Pada periode tersebut, rugi EBITDA yang disesuaikan turun 14 poin persentase menjadi Rp 5,4 triliun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar Rp 6,2 triliun.Meski pada kuartal I 2021 ini perusahaan mencatatkan kerugian sebesar Rp 1,9 triliun.

"Ditambah lagi dengan masuknya GOTO ke sejumlah indeks, membuat pergerakan GOTO makin atraktif,” imbuh Reza. 

 

 

Video Terkini