Liputan6.com, Jakarta - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) akan membagikan dividen Rp 63,3 per saham untuk tahun buku 2021. Pembagian dividen HM Sampoerna itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Kamis, 9 Juni 2022.
PT HM Sampoerna Tbk mencatatkan pendapatan bersih naik 7 persen menjadi Rp 98,9 triliun pada 2021 jika dibandingkan 2020 Rp 92,42 triliun. Namun, laba tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk turun 16,8 persen menjadi Rp 7,13 triliun pada 2021 dari periode 2020 Rp 8,58 triliun.
Baca Juga
Mengutip keterangan tertulis perseroan, kenaikan pendapatan bersih 7 persen menjadi Rp 98,9 triliun pada 2021 didorong volume penjualan produk sigaret 82,8 miliar unit atau naik 4,3 persen dari tahun sebelumnya.
Advertisement
“Kami melihat hasil positif pada tahun 2021 yang utamanya mencerminkan total volume industri yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya, serta pertumbuhan pangsa untuk portofolio SKT dan produk premium Sampoerna,” ujar Presiden Direktur Sampoerna Mindaugas Trumpaitis.
Selain itu, hasil RUPST Perseroan, pemegang saham menyetujui pergantian Presiden Direktur Sampoerna dari Mindaugas Trumpaitis kepada Vassilis Gkatzelis, yang merupakan eksekutif internasional dengan 20 tahun pengalaman. Hal itu dalam General Management, pemasaran dan penjualan, serta pengalaman di Asia, Uni Eropa, Afrika Utara dan Timur Tengah.
Mindaugas akan pindah ke Kanada sebagai Managing Director Rothmans Benson dan Hedges, afiliasi dari PMI.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
HM Sampoerna Ganti Presiden Direktur
Di bawah kepemimpinan Mindaugas, Sampoerna berkembang pesat dan terus memimpin industri tembakau Indonesia selama pandemi seraya menunjukkan komitmen yang teguh untuk menjaga kesejahteraan dan keselamatan semua karyawan, serta berkontribusi pada masyarakat luas.
Selain itu, di bawah kepemimpinan Mindaugas, berbagai pengakuan dan penghargaan bergengsi telah diraih Sampoerna. Presiden Komisaris Sampoerna John Gledhill menuturkan, Mindaugas juga telah memimpin pengenalan beberapa terobosan dan inovasi produk yang relevan bagi konsumen dewasa, antara lain memperkenalkan produk inovatif tembakau bebas asap, IQOS, melalui IQOS Club yang merupakan uji pasar terbatas sejak Maret 2019.
"Selain itu, Mindaugas mempertahankan kinerja Perusahaan di tengah lingkungan usaha yang penuh tantangan melalui kerja sama yang erat dengan para pemangku kepentingan perusahaan, termasuk karyawan, mitra dagang, dan Pemerintah,”ujar John.
Perseroan percaya Vassilis adalah pemimpin yang tepat bagi Sampoerna untuk melanjutkan investasi jangka panjang perusahaan dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin industri tembakau di Indonesia.
“Hal ini tercermin dari pengalaman luas yang dimiliki Vassilis dalam bekerja di Philip Morris International selama hampir 20 tahun melalui penugasan di berbagai negara, termasuk Yunani, Swiss, Maroko, dan Mesir,” kata John.
Vassilis memulai karier di Philip Morris pada 2003 dan memegang beberapa peran di bidang pemasaran dan penjualan di Republik Ceko dan Yunani. Sejak saat itu, Vassilis mengemban berbagai tanggung jawab di tingkat yang lebih tinggi di fungsi pemasaran di berbagai negara.
Vassilis meraih Global Executive MBA dari INSEAD, termasuk studi di Abu Dhabi, Perancis, Singapura, dan Amerika Serikat, serta Diploma Non‐Eksekutif Direktur dari Financial Times di Inggris. Ia juga merupakan lulusan Athens University of Economics and Business, di mana ia menyelesaikan gelar sarjana dan magisternya di bidang manajemen.
Advertisement
Kinerja Perseroan
Di segmen yang paling padat karya, yaitu segmen linting tangan, Sampoerna semakin memantapkan posisi kepemimpinan dalam portofolio sigaret kretek tangan (SKT) dengan pertumbuhan volume 1,6 miliar pada 2021 dari tahun sebelumnya.
Kinerja SKT ini didukung oleh investasi dan inovasi yang dilakukan perseroan secara berkelanjutan, sekaligus kebijakan tarif cukai untuk SKT pada tahun lalu dengan pertimbangan dampaknya tenaga kerja.
Sampoerna menyerap sekitar 65.800 karyawan langsung dan tidak langsung, di mana lebih dari 85 persen dari mereka bekerja di fasilitas produksi SKT.
Selama masa pandemi yang penuh tantangan, utamanya dalam menjaga kelangsungan tenaga kerja, Sampoerna menambah kapasitas produksi SKT melalui Mitra Produksi Sigaret (MPS) dan menciptakan lapangan kerja tambahan untuk lebih dari 6.000 orang di seluruh pulau Jawa.
Dibandingkan tahun sebelumnya, pangsa pasar Sampoerna pada 2021 turun 0,8 basis poin menjadi 28 persen dan laba bersih turun sebesar 16,8 persen menjadi Rp7,1 triliun.
Faktor yang Pengaruhi
Penurunan tersebut mencerminkan terakselerasinya tren downtrading, di mana konsumsi dari produk premium di golongan 1 berpindah ke produk dengan harga dan tarif cukai rendah di bawah golongan 1. Hal ini terjadi karena semakin melebarnya jarak tarif cukai antara Golongan 1 dan di bawah golongan 1, serta semakin menurunnya daya beli konsumen dewasa akibat dampak ekonomi dari pandemi.
Faktor faktor tersebut menurunkan pangsa pasar Golongan 1 secara signifikan, yang artinya terdapat percepatan pertumbuhan segmen di bawah Golongan 1 yang menawarkan produk‐produk dengan harga sangat rendah.
Pada akhir 2021, pangsa pasar segmen di bawah Golongan 1 tumbuh menjadi sepertiga dari industri, yang dihitung berdasarkan volume. Di tengah tantangan pandemi dan dengan semangat pemulihan ekonomi,
"Melanjutkan upaya dan program kami sebelumnya, Sampoerna melakukan berbagai upaya sepanjang tahun 2021 untuk menjaga kesejahteraan dan keselamatan karyawan," ujar Mindaugas.
Selain itu, perseroan juga melakukan berbagai program yang ditujukan untuk mengembangkan UMKM dan membantu masyarakat luas.
Advertisement