Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) berkolaborasi dengan Equine Global untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sistem TI dengan menerapkan tata kelola TI dan menilai kematangan TI (ITMA) berdasarkan Kerangka COBIT 2019.
Hal itu merupakan upaya untuk meningkatkan kematangan digitalnya sesuai dengan standar cetak biru transformasi digital perbankan OJK.
Baca Juga
Chief Technology Officer (CTO) Bank Amar, Kevin Kane percaya sistem TI yang lebih matang dan efisien diperlukan untuk meningkatkan tingkat kematangan bank digital. Hal itu juga nantinya akan mendukung kinerja dua produk digital unggulan perseroan, yakni Tunaiku dan Senyumku.
Advertisement
"Kami menyelaraskan tata kelola TI berdasarkan kerangka COBIT 2019 tahun ini untuk mendapatkan gambaran tentang keandalan sistem serta layanan. Dengan menerapkan prinsip, model, dan praktik terbaik COBIT 2019, kami dapat meningkatkan efisiensi bisnis dan produktivitas sistem TI dengan tetap menjaga kepatuhan dan keamanan informasi, yang nantinya akan meningkatkan nilai layanan TI dan sumber daya sekaligus juga kepercayaan dari nasabah,” kata Kevin dalam keterangan resmi, Sabtu (11/6/2022).
Dikembangkan oleh ISACA (Information Systems Audit and Control Association), sebuah organisasi internasional yang diakui dengan lebih dari 150.000 anggota di seluruh dunia, COBIT 2019 adalah kerangka kerja komprehensif yang selaras dengan praktik, alat analisis, dan model yang diterima secara global yang dapat membantu Amar Bank menangani permasalahan bisnis secara efektif melalui tata kelola dan manajemen informasi dan teknologi (Enterprise Governance of IT/EGIT).
Penilaian Kematangan Teknologi Informasi (ITMA) berdasarkan kerangka COBIT 2019 oleh Equine Global untuk Amar Bank terdiri dari dua tujuan utama. Yakni memperkuat struktur dan keunggulan kompetitif, serta memperkuat tata kelola TI dan manajemen risiko.
Penilaian berdasarkan kerangka ini diharapkan dapat lebih menyelaraskan sistem TI dengan tujuan perusahaan, meningkatkan nilai dan kepercayaan terhadap sistem informasi perusahaan, meningkatkan efisiensi dan produktivitas TI.
Selain itu, menyediakan tata kelola dan kerangka kerja untuk sistem TI, memenuhi standar kualifikasi TI di industri serta meningkatkan efisiensi dan kinerja infrastruktur digital Amar Bank, baik untuk operasional perusahaan secara keseluruhan maupun kinerja produk digital unggulannya, Tunaiku dan Senyumku.
“Sebagai perwakilan dari manajemen Equine Global, kami berharap pengukuran teknologi informasi dan semua proses dapat dilakukan dengan lancar, membuat Amar Bank lebih siap lagi untuk memenuhi kebutuhan nasabah, meningkatkan kinerja bisnis, dan daya saing," kata COO Equine Global, Hendra Kusumawidjaja.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Investree Borong 10,9 Persen Saham Bank Amar Rp 422 Miliar
Sebelumnya, Investree Singapore Pte. Ltd telah membeli 1.507.234.162 lembar saham saham PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) dari Tolaram Group Inc. Harga saham yang ditawarkan dalam transaksi yakni Rp 280 per lembar, sehingga nilai transaksi tersebut mencapai Rp 422,03 miliar.
"Investree telah membeli sejumlah 1.507.234.162 saham pada 7 Juni 2022 dari Tolaram Group Inc. Dengan demikian kepemilikan saham Investree Group setelah transaksi menjadi sebanyak 1.507.234.162 saham, mewakili 10,9 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh Bank Amar," ungkap Direktur Investree Group dan Co-Founder sekaligus CEO Investree Adrian Gunadi dalam keterbukaan informasi bursa, ditulis Kamis (9/6/2022).
Sebelumnya, Investree Group dan Tolaram telah menandatangani perjanjian transaksi terkait dengan rencana akuisisi atas saham minoritas di PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank).
Advertisement
Dorong Inklusi Keuangan
Investree akan membeli 18,4 persen saham Amar Bank yang dipegang oleh Tolaram. Investree Group sangat antusias dengan besarnya potensi pasar perbankan Indonesia serta peluang untuk mendorong inklusi keuangan di negara ini.
Ada sekitar 92 juta orang dewasa yang tidak memiliki rekening bank atau unbanked dan 47 juta yang kurang terlayani bank (underbanked) di Indonesia.
Sementara segmen UMKM yang tengah berkembang pesat tetapi kurang terlayani bank, menyumbang sekitar 60 persen dari PDB.
Secara khusus, melalui sinergi yang kuat dengan Amar Bank, Investree bermaksud untuk mengembangkan produk-produk pembiayaan dan menawarkan solusi bisnis digital yang lebih luas untuk mengangkat level operasional UMKM di seluruh negeri.
"Komitmen ini sejalan dengan salah satu agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia, yaitu mendorong inklusi keuangan, khususnya bagi komunitas UMKM yang belum terlayani dengan baik oleh bank di masa lalu.” ujar dia.
Permintaan Kredit Bank Amar Naik hingga 20 Persen Jelang Lebaran
Sebelumnya, jelang Lebaran, PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) mencatat kenaikan permintaan kredit hingga 20 persen.
Executive Vice President Retail Banking, Abraham Lumban Batu mengatakan, permintaan tersebut kebanyakan berasal dari layanan Tunaiku.
"Permintaan kredit mendekati Lebaran ada peningkatan 15-20 persen. Dari total permintaan kredit, 10-15 persen berasal dari business banking. Sedangkan 90 persen berasal dari platform Tunaiku," kata Abraham, ditulis Rabu (27/4/2022).
Amar Bank adalah bank digital Indonesia yang didirikan pada tahun 1991. Sejak berganti nama menjadi Amar pada tahun 2015, Amar Bank telah mengalami transformasi digital yang signifikan untuk menjadi salah satu lembaga fintech terdepan di Indonesia melalui platform pinjaman digital Tunaiku.
Tunaiku memberikan pinjaman tanpa agunan (KTA) kepada perorangan dan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) yang diproses dan disetujui dalam waktu 24 jam dengan memanfaatkan teknologi big data dan predictive analytics.
Tunaiku telah diunduh lebih dari 9 juta kali, dan menyalurkan lebih dari 800.000 pinjaman. Sejak diluncurkan pada tahun 2014, Tunaiku telah menyalurkan lebih dari Rp 6,6 triliun kepada masyarakat dan pengusaha mikro, yang sebagian besar unbanked dan underserved.
Sepanjang tahun lalu, Bank Amar mencatatkan total pinjaman sebesar Rp 2,4 triliun atau tumbuh sebesar 40,1 persen secara tahunan (yoy).
Total Pinjaman tersebut mayoritas merupakan kontribusi platform pinjaman digital Tunaiku yang menyalurkan Rp 2 triliun atau naik 63 persen yoy.
Secara keseluruhan, portofolio Pinjaman Amar Bank telah mencapai 65 persen untuk pinjaman produktif. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari sisi penyaluran pinjaman, Bank Amar tetap bertumbuh dengan terus mendukung sektor yang produktif pada 2021.
Advertisement