Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi pada awal sesi perdagangan Selasa (14/6/2022). IHSG sempat merosot berbalik arah ke zona hijau, tetapi investor asing melakukan aksi jual saham.
Pada pembukaan perdagangan, IHSG melemah 46 poin ke posisi 6.949,64. Pada pukul 09.40 WIB, IHSG naik 0,20 persen ke posisi 7.011. Kemudian menguat 0,50 persen ke posisi 7.030. Indeks LQ45 menguat 0,32 persen ke posisi 1.013,38. Sebagian indeks acuan bervariasi.
Baca Juga
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.021,61 dan terendah 6.932,71. Sebanyak 251 saham melemah dan 218 saham menguat. 169 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 386.027 kali. Total volume perdagangan 7,4 miliar saham dan nilai transaksi harian Rp 4 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 96,25 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.758.
Advertisement
Sebagian besar sektor saham menghijau. Sementara itu, indeks sektor saham IDXhealth melemah 0,52 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal susut 0,29 persen, indeks sektor saham IDX nonsiklikal susut 0,07 persen dan indeks sektor saham IDX keuangan melemah 0,20 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXtransportasi melonjak 1,95 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXtechno menanjak 0,22 persen, indeks sektor saham IDXproperty mendaki 0,39 persen dan indeks sektor saham IDXbasic menanjak 0,23 persen.
Dalam riset PT NH Korindo Sekuritas Indonesia menyebutkan pelemahan IHSG terbatas pada sesi dua, Senin, 13 Juni 2022 membuat IHSG berpotensi menguat dalam kisaran 6.900-7.150 pada Selasa pekan ini.
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG melemah ke posisi 6.995 pada Senin pekan ini seiring koreksi di bursa saham regional. Hal ini karena data inflasi Amerika Serikat yang lebih tinggi dari perkiraan.
Investor institusi mencatat aksi beli seiring arus dana asing masuk USD 26 juta di seluruh saham kapitalisasi besar. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS. Investor pun beli saham defensif antara lain saham TLKM dan TBIG, serta ICBP di tengah koreksi IHSG.
Sektor saham komoditas melemah seiring harga kontrak berjangka logam, minyak dan batu bara yang merosot.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Top Gainers-Losers dan Aksi Investor Asing
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham LAND melonjak 11,56 persen
-Saham TRIS melonjak 9,62 persen
-Saham BTON melonjak 7,53 persen
-Saham DILD melonjak 7,53 persen
-Saham DAYA melonjak 7,62 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham HDFA melemah 7 persen
-Saham ESTA melemah 6,99 persen
-Saham ASHA melemah 6,94 persen
-Saham YELO melemah 6,96 persen
-Saham ASHA melemah 6,94 persen
-Saham LION melemah 6,90 persen
Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:
-Saham BRMS senilai Rp 48,6 miliar
-Saham BBNI senilai Rp 20,7 miliar
-Saham SMGR senilai Rp 16 miliar
-Saham ADRO senilai Rp 11,9 miliar
-Saham ITMG senilai Rp 9,2 miliar
Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:
-Saham BBCA senilai Rp 78,6 miliar
-Saham TLKM senilai Rp 20,1 miliar
-Saham ASII senilai Rp 16,5 miliar
-Saham ANTM senilai Rp 10,3 miliar
-Saham BUKA senilai Rp 6,6 miliar
Advertisement
Bursa Saham Asia
Bursa saham Asia sebagian besar melemah. Indeks Hang Seng turun 0,94 persen, indeks Korea Selatan Kospi susut 1,29 persen, indeks Jepang Nikkei tergelincir 2 persen. Selain itu, indeks Shanghai merosot 1,01 persen, indeks Singapura melemah 1,07 persen dan indeks Taiwan tergelincir 1,03 persen.
Koreksi di bursa saham Asia Pasifik terjadi setelah indeks S&P 500 turun dan ditutup di zona bearish.
Indeks S&P 500 turun hampir empat persen menjadi 3.749,63, dan berada di area bearish. Indeks S&P 500 merosot lebih dari 20 persen sejak Januari 2022.
Di Amerika Serikat, indeks saham utama merosot pada awal pekan ini. Indeks Dow Jones ambles 876,05 poin atau 2,79 persen menjadi 30.516,74. Indeks Nasdaq tergelincir 4,68 persen ke posisi 10.809.
Harapan The Fed
Wall street yang tertekan terjadi karena investor bersiap untuk kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih cepat oleh the Federal Reserve (the Fed) menyusul laporan inflasi konsumen yang lebih panas dari perkiraan pada Jumat pekan ini.
Pembuat kebijakan the Fed sekarang mempertimbangkan kenaikan suku bunga 75 basis poin. Hal itu lebih besar dari prediksi 50 basis poin. Hal itu berdasarkan laporan Wall Street.
Selanjutnya
“Saya pikir cara sederhana untuk menjelaskannya adalah jika the Fed tidak mengendalikan inflasi sekarang, mereka mungkin memiliki masalah inflasi 10 tahun. Dan kembali keadaan ekonomi tahun 70-an,” ujar Global Head of Research Standard Chartered Bank, Eric Robertsen.
Ia menuturkan, bursa saham mulai berdamai dengan prospek itu.
Sementara itu, Direktur National Australia Bank Tapas Strickland menuturkan, aset berisiko anjlok dengan risiko resesi meningkat mengingat lonjakan imbal hasil dan harapan the Fed melakukan Volcker. Pada awal 1980-an, mantan ketua The Fed Paul Volcker membantu menjinakkan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan mendekati 20 persen dan membawa ekonomi ke dalam resesi.
“Jika the Fed menaikkan 75 basis poin yang akan menjadi momen Volcker yang sebenarnya dan menggarisbawahi front loading, kenaikan 50 basis poin sebaliknya akan memperkuat kemungkinan kenaikan 50 basis poin pada setiap pertemuan untuk sisa tahun ini,” ujar dia.
Imbal hasil treasury bertenor 10 tahun melihat pergerakan terbesar sejak Maret 2020 dan berada di possie 3,37 persen. Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun juga berada di posisi 3,4 persen. Imbal hasil obligasi ini berlawanan dengan harga.
Imbal hasil obligasi tenor dua tahun yang lebih tinggi dari imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun sering dipandang sebagai indikator potensial resesi. Indeks dolar AS berada di posisi 105,13.
Yen Jepang diperdagangkan di posisi 134,33 per dolar Amerika Serikat. Dolar Australia berada di posisi 0,6939. Harga minyak pada jam perdagangan di Asia untuk harga minyak Brent naik 0,11 persen menjadi USD 122,40 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat menguat 0,1 persen menjadi USD 121,05 per barel.
Advertisement