Liputan6.com, Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Medco Energi International Tbk (MEDC) beserta obligasi menjadi idAA- dengan prospek stabil.
Kenaikan peringkat mencerminkan ekspektasi Pefindo, leverage keuangan perseroan akan membaik. Yakni dengan proyeksi rasio utang terhadap EBITDA di bawah 3 kali dalam jangka pendek menengah dari sebelumnya 4,6 kali pada 2021.
Baca Juga
Hal itu dicermati sebagai dampak dari konsolidasi penuh Corridor PSC dan juga diperoleh dari kenaikan harga minyak, serta mempertahankan pengelolaan yang baik terhadap utang dan belanja modal yang didanai utang.
Advertisement
"Kami memandang, Corridor PSC akan memperkuat portofolio aset MEDC, dengan bauran energi menjadi 78 persen dari gas dibandingkan saat ini sebesar 64 persen, dengan tambahan produksi tahunan sebesar 60-70 ribu barrels of oil equivalent per day (mboepd). Perjanjian penjualan gas Corridor PSC dengan harga tetap dan tenor jangka panjang akan berkontribusi terhadap EBITDA yang stabil di tengah volatilitas harga minyak,” mengutip laman PEFINDO, Selasa (14/6/2022).
Pefindo memproyeksikan rasio cakupan utang MEDC akan berada di level kuat dalam jangka pendek hingga menengah dengan proyeksi rasio dana bersih dari operasi (funds from operations/FFO) terhadap utang sebesar 20 persen, meningkat dibandingkan 7,9 persen pada 2021.
Termasuk asumsi harga minyak sebesar USD 90 per barrel untuk sisa tahun 2022 dan secara bertahap menurun pada 2023-2025, dan belanja modal sekitar USD 275-350 juta per tahun pada 2022-2025 untuk segmen minyak dan gas.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Catatan Pefindo
"Peringkat mencerminkan aset MEDC yang terdiversifikasi, cadangan minyak dan gas yang baik, dan manajemen operasi yang baik. Namun, peringkat dibatasi oleh profil keuangan yang moderat dan risiko-risiko terkait sektor komoditas dan paparan terhadap risiko transisi energi,” jelas PEFINDO.
Catatan saja, peringkat dapat dinaikkan jika perusahaan secara berkelanjutan melakukan upaya pengurangan utang (deleveraging) yang akan menghasilkan profil keuangan yang konservatif. Hal ini perlu didukung oleh upaya untuk meningkatkan umur cadangan dengan mempertahankan leverage keuangan (diluar segmen pembangkit listrik) dibawah 2x.
Sementara peringkat dapat diturunkan jika Perusahaan berutang lebih dari tinggi dibandingkan yang diproyeksikan tanpa diimbangi penguatan profil bisnis, yang akan melemahkan profil keuangan secara berkelanjutan.
Peringkat juga dapat tertekan jika harga komoditas secara signifikan dibawah yang telah kami antisipasi, yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan profitabilitas.
Advertisement
Komisaris Medco Lepas Saham MEDC
Sebelumnya, Komisaris PT Medco Energy Internasional Tbk (MEDC), Yaser Raimi Panigoro melepas sejumlah saham perseroan. Yaser menjual 1 juta saham MEDC senilai Rp 614,5 juta.
"Tanggal transaksi pada 7 Juni 2022. Tujuan dari transaksi adalah keperluan pribadi dengan status kepemilikan saham langsung," ungkap Yaser dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (14/6/2022).
Adapun transaksi dilakukan dalam tiga level harga yang berbeda pada hari yang sama. Sebanyak 500 ribu saham dijual pada harga Rp 610 per saham, atau senilai Rp 305 juta. Kemudian 100 ribu saham dijual pada harga Rp 615 per lembar, atau senilai Rp 61,5 juta.
Sisanya 400 ribu lembar saham dijual pada harga Rp 620 per lembar atau senilai Rp 248 juta. Dengan demikian, Yaser mengantongi Rp 614,5 juta dari penjualan 1 juta saham MEDC. Usai transaksi, Yaser kini memiliki 973.203 lembar saham MEDC dari sebelumnya 1.973.203 lembar.
Sepanjang tahun lalu, Medco berhasil mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 47,02 jua. Raihan itu berbanding terbalik dibanding tahun sebelumnya, di mana perseroan mencatatkan rugi USD 192,82 juta. Raihan itu ditopang kenaikan pendapatan di 2021 sebesar USD 1,32 juta, naik dibanding tahun sebelumnya sebesar USD 1,1 juta.
MedcoEnergi Selesaikan Akuisisi Aset ConocoPhilips di Indonesia
Sebelumnya, PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) mengumumkan keberhasilan penyelesaian akuisisi seluruh saham yang diterbitkan ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd (CIHL) dari Phillips International Investments Inc, anak perusahaan ConocoPhillips Company (COP).
Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk Hilmi Panigoro mengatakan, akuisisi ini sesuai dengan strategi perseroan untuk memiliki dan mengembangkan aset yang berkualitas tinggi, serta menghasilkan arus kas positif.
"Akuisisi ini akan menghasilkan sinergi dengan operasi MedcoEnergi di Sumatera, serta mendukung strategi perubahan iklim perseroan, termasuk peluang carbon capture," ujar Hilmi dalam keterangan tertulis, Kamis (3/3/2022).
CIHL memiliki sepenuhnya saham ConocoPhillips (Grissik) Ltd (CPGL), sebagai Operator dari Corridor PSC dengan kepemilikan 54 persen working interest, dan 35 persen interest di Transasia Pipeline Company Pvt Ltd.
Advertisement
Dua Lapangan Produksi Minyak
Corridor PSC memiliki dua lapangan produksi minyak dan tujuh lapangan produksi gas berlokasi di onshore Sumatra Selatan, Indonesia. Itu berdekatan dengan operasi MedcoEnergi di Sumatra Selatan.
Mayoritas produksi dijual melalui kontrak jual beli gas jangka panjang kepada mitra yang handal di Indonesia dan Singapura.
Melalui Transasia, MedcoEnergi memiliki kepemilikan saham minoritas pada jaringan pipa gas yang menyuplai pelanggan di Sumatra Tengah, Batam, dan Singapura.
Kapasitas MedcoEnergi untuk 2022
Adapun kapasitas MedcoEnergi untuk 2022 pasca transaksi, sebagai berikut:
• Produksi Minyak & Gas 155 mboepd
• Penjualan Listrik 3.500 GWh
• Biaya Produksi Minyak & Gas per unit di bawah USD 10 per boe
• Belanja Modal Minyak & Gas USD 275 juta dan Kelistrikan USD 50 juta