Liputan6.com, Jakarta - PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 273,54 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (15/6/2022), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk akan membagikan dividen tunai setara Rp 50 per saham.
Baca Juga
Adapun data keuangan per 31 Desember 2021 yang mendasari pembagian dividen antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk USD 527,07 juta, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya USD 2,53 miliar, dan total ekuitas USD 4,75 miliar.
Advertisement
Adapun berikut jadwal pembagian dividen perseroan:
-Tanggal efektif pada 10 Juni 2022
-Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 20 Juni 2022
-Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 21 Juni 2022
-Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 22 Juni 2022
-Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 22 Juni 2022
-Tanggal pembayaran dividen pada 14 Juli 2022
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penutupan IHSG pada 14 Juni 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan Selasa (14/6/2022). Namun, investor asing melakukan aksi jual saham.
Pada penutupan perdagangan, IHSG melonjak 0,78 persen ke posisi 7.049,88. Indeks LQ45 melonjak 0,93 persen ke posisi 1.019,53. Sebagian besar indeks acuan menghijau.
Pada Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.049,88 dan terendah 6.932,71. Sebanyak 273 saham melemah dan 250 saham menguat. 157 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.370.059 kali dengan volume perdagangan 25,1 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15,6 triliun. Investor asing jual saham Rp 551,43 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.776.
Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXsiklikal melemah 0,10 persen dan IDXindustri tergelincir 0,10 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXtransportasi melonjak 1,71 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXtechno melambung 1,05 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal menanjak 1 persen dan indeks sektor saham IDXenergy menguat 0,62 persen.
Advertisement
Mayoritas Bursa Saham Asia Melemah
Sebelumnya, mayoritas bursa saham di Asia Pasifik melemah pada perdagangan Selasa, 14 Juni 2022. Hal ini setelah indeks S&P 500 anjlok dan ditutup di wilayah bearish.
Namun, bursa saham China berbalik arah menguat dan pulih dari koreksi. Indeks Shanghai naik 1,02 persen ke posisi 3.288,91. Indeks Shenzhen menanjak 0,20 persen ke posisi 12.023,79.
Di Hong Kong, indeks Hang Seng bergerak di antara wilayah positif dan negatif. Indeks Hang Seng melemah 0,15 persen. Saham Alibaba merosot 2,7 persen.
Sebagian besar bursa saham Asia berada di wilayah negatif. Indeks Jepang Nikkei turun 1,32 persen ke posisi 26.629,86. Indeks Topix merosot 1,19 persen ke posisi 1.878,45. Indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,46 persen ke posisi 2.492,97. Australia mencatatkan kinerja bursa saham terburuk. Indeks ASX 200 melemah 3,55 persen ke posisi 6.686. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,6 persen.
Kripto Merosot
Aksi jual di pasar kripto pun berlanjut pada Selasa pekan ini. Harga bitcoin sempat di bawah USD 21.000. Kemudian kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar itu segera pulih dan terakhir ditransaksikan di posisi USD 21.817.
Imbal hasil obligasi atau surat berharga AS menguat. Imbal hasil treasury AS bertenor dua tahun naik ke posisi 3,284 persen. Sementara itu, imbal hasil treasury AS bertenor 10 tahun di posisi 3,29 persen. Indeks dolar AS berada di posisi 104,97 dari sebelumnya 105,26. Yen Jepang ditransaksikan di posisi 134,57 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi 0,6954.
Harga minyak menguat pada jam perdagangan sore hari di Asia. Harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,79 persen menjadi USD 123,23 per barel. Harga minyak berjangka AS bertambah 0,71 persen menjadi USD 121,79 per barel.
“Kami memiliki situasi di mana tidak hanya keseimbangan minyak yang sangat ketat, tetapi juga kapasitas penyulingan secara global sangat ketat,” ujar Samantha Dart dari Goldman Sachs, dikutip dari CNBC.
Advertisement